SP 4

38.8K 371 4
                                    

Mikayla's pov

Ia mulai melumat bibirku, aku membalasnya. Sekarang tubuh kami benar-benar menempel, ia kemudian mencium leherku, ia membuka seluruh pakaianku kemudian ia mempersatukan tubuh kami. Aku mengerang kesakitan karena ini baru pertama kalinya aku melakukan ini. Ketika sudah selesai, ia berbaring disampingku. Kemudian ia bangkit dan menelfon seseorang.

"Janjiku sudah kutepati, mate."

Kemudian ia melempar Iphonenya kesembarang tempat, aku segera mengambil pakaianku kemudian memakainya. Ketika Harry mau pergi aku menarik tangannya dengan seluruh sisa tenaga yang kupunya. Sunggu rasanya sakit sekali.

"Tunggu," ucapku pelan, "Apa?" Tanyanya. "Apa maksudmu janji? Apa ini ada hubungannya dengan Niall?" Tanyaku. "Aku sudah menepati janjinya untuk mendekatimu, dan aku berhasil" ucap Harry kemudian mencengkram daguku dan menarikku dalam pelukannya, ia hampir menciumku tapi aku menamparnya.

"Bajingan!" Pekikku, ia tidak menjawab

"Aku tidak percaya semua ini, aku memercayakan semuanya padamu tapi apa Harry?! Apa?!" Ucapku sambil mengguncangkan tubuhnya. Ia langsung berjalan ke luar apartment kemudian menutup pintunya. Aku segera menarik selimut Harry dan memakainya, aku akan istirahat karena aku benar-benar susah berjalan.

**

Aku bangun karena merasa sinar matahari masuk dari celah jendela, dan aku tersadar bahwa aku masih di apartment Harry dan aku mulai mengingat apa yang terjadi kemarin. Aku merasakan air mataku jatuh. Aku segera bangkit namun aku tidak memakai seragamku, aku hanya memakai tanktop yang aku selalu bawa dan shorts. Aku keluar dari kamar Harry dan ketika dibawah banyak paps yang mengambil fotoku, aku menutup mukaku dengan sweater karena hidungku merah dan mataku bengkak.

"Apa itu Mikayla?! Dia Mikayla Devine?! Kenapa ia keluar dari apartment yang sama dengan Harry? Setauku ia tinggal dengan temannya" ucap seorang paps, namun aku terus berjalan.

Sampai di kost, aku mengetuk pintu dan Zayn membukakan pintunya. "Zayn? Julie dimana?" Tanyaku. "Julie pindah, ia ingin memberitahunya padamu kemarin tapi kau belum pulang. Jadi ia menyuruhku menginap disini untuk memberi tahumu tapi kau tak kunjung pulang" ucap Zayn.

Julie pindah?

"Ia pindah kemana?" Tanyaku, "aku juga tidak tahu" ucap Zayn kemudian aku masuk dan melihat Niall. "bajingan! Keluar!" Pekikku padanya. "apa maksudmu?" Tanya Niall, aku menamparnya. "Keluar, sekarang juga atau aku akan lapor polisi" ucapku.

"Apa maksudmu?"

"Kau yang menyuruh Harry! Kau bajingan"

"aku memang menyuruhnya mendekatimu"

"Kau memang sialan!"

"Kau senangkan? Kau menyukainya?"

Lagi-lagi aku menamparnya. "Aku bukan wanita murahan!" Pekikku. "Aku tidak mengerti," ucap Niall. "Kau menyuruhnya berhubungan sex denganku? Sialan kau!" Pekikku.

"SEX?!" Pekik Niall dan Zayn.

"Aku menyuruhnya untuk mendekatimu dan meninggalkan Liz. Agar kau bahagia bersamanya, bukan sex" ucap Niall. "Aku tidak peduli lagi aku ingin kalian keluar. Aku sudah tidak suci" ucapku sambil terisak. "Tidak, Kay. Kau masih suci. Kau sangat baik pada kami, Kayla. Jangan menangis" ucap Niall.

"Kami akan memberi pelajaran pada Harry secepatnya" ucap Niall, kemudian ia menarikku kedalam pelukannya. Aku menangis disana.

Zayn menyalakan televisi.

"Kabarnya Harry Styles dan model Victoria's Secret bernama Mikayla Devine sedang dekat. Di malam hari Harry keluar dari apartmentnya sedangkan Mikayla keluar pada pagi hari. Dan terlihat, Mikayla hanya memakai tanktop dan shorts. Dan ini orang yang melihatnya"

"Ya, aku melihatnya. Mikayla terlihat sangat kacau, matanya merah dan hidungnya juga merah. Selama aku tinggal sangat lama di apartment ini baru sekali aku melihat Mikayla dan setahuku yang datang dengan Harry di sore hari sebelumnya adalah kakaknya karena ia memakai sweater, beanie dan kacamata milik Gemma"

Zayn langsung mematikan televisinya, "sorry" ucapnya. "Its fine" ucapku kemudian melepaskan pelukanku pada Niall.

"Niall, berjanjilah padaku"

"Apa?"

"Jangan ribut dengan Harry"

"Apa?! Kau masih saja membela bajingn itu?"

"Niall, berjanjilah"

"Iya-iya. Aku berjanji"

"Jangan menyakitinya"

"Iyaaaa koala"

"Koala? Kau sama saja seperti Liam!" Pekikku, ia hanya tertawa. Kami bertiga pun tertawa.

Cklek!!

Tiba-tiba pintu kostku terbuka, Harry. "Harry?" Tanyaku kemudian berjalan kearah pintu. "Mikayla, i need to talk with you right now" ucap Harry. "Leave her alone, jerk!" Pekik Niall. "Niall!" Pekikku. "Kau yang memintaku mendekatinya, Mate. Kau hanya takut ia tidak bisa bersamamu" ucap Harry. Niall menonjok Harry yang membuat hidungnya mengeluarkan darah. Harry membalas tonjokkan Niall. Zayn melerai mereka.

"STOPP!!" Pekikku.

"Kalian seperti anak kecil saja! Selesaikan baik-baik! Aku disini tidak mengerti apa-apa jadi korbannya! Kalian harusnya memberi tahuku apa masalahnya. Jangan membuatku menjdi korban" ucapku, "Harry jelaskan" ucapku.

"Ia hanya menginginkan tubuhmu"

"NIALL! AKU BILANG HARRY YANG MENJELASKAN!!" Pekikku.

"Maaf" ucapnya, "jadi aku menyukaimu" ucap Harry. "Tapi Niall mengangguku" ucap Harry.

"Aku mengakui aku bodoh, aku berfikir dengan berhubungan sex denganmu aku akan mendapatkanmu selamanya"

"Tidak! Itu bohong!" Pekik Niall, "aku juga mencintaimu, Harry" ucapku.

"Jadi kau menerimaku?"

"Maaf tapi aku tidak ingin berhubungan dulu"

"Terserah, aku akan pulang. Percaya padaku, Kayla. Kau akan menyesal" ucap Niall kemudian ia menarik Zayn keluar.

Niall's pov

Apa?! Aku tidak salah dengar? KAYLA TETAP MENYUKAI HARRY DAN IA TIDAK SAMA SEKALI MENDENGARKANKU? SETELAH IA DIBOHONGI?? Oh god!

Holla!
Maaf pendek, kayaknya untuk 2 hari kedepan aku belum bisa update jadi dipaksain banget hari ini update:)
Terimakasih yang udah votes and comments dan jangan lupa aku akan kasih reward di akhir cerita ;))

Sex PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang