SP 2

58.2K 510 6
                                    

Mikayla's pov

Sudah seminggu aku bersekolah di SMA ini dan sudah seminggu juga aku jadi 'calon pacar' Harry.

"Mik, gue mau ngomong" ucap Harry dengan wajah seriusnya. "Mau ngomong apa? Tumben lo serius banget dan tumben lo ngomong aku-kamu setelah seminggu" ucapku.

"Gue mau kita gak usah pura-pura lagi, gue gak mau" ucap Harry. "Kenapa?" Tanyaku, kok aku bodoh sih? Bukannya senang malah nanya kenapa!

"Gue suka sama Liz" ucapnya, "Liz, yang ketua cheerleaders itu?" Tanyaku. "Ya, dan gue gak mau lo deket-deket sama gue lagi" ucapnya. "Tapi kenapa? Kita kan cuman temen" ucapku.

"Dia gak suka sama lo, Liz kan sekelas sama lo jadi dia tau gue 'suka' sama lo" ucap Harry. "Yaudah, gue bakal mundur" ucapku. "Gak gitu juga tapinya Mik. gue masih pengen kita deket. Tapi didepan dia enggak, kita masih bisa hangout bareng tapi didepan dia engga. Gue juga bisa selfie-selfie sama lo kaya dulu tapi gak gue post di instagram kaya dulu" ucapnya.

"Gue gakbisa kaya gini Har, kalo lo mau deket sama dia yaudah. Gue ngalah" ucapku kemudian pergi dari kantin. Harry terus memanggil namaku tapi aku tidak menengok. Aku menabrak seseorang!

"Kay? Kenapa lo nangis?" Tanya Louis, "enggak gue ngga nangis kak" ucapku. "Kita udah kenal seminggu, Kay. Lo masih aja manggil gue kak. Panggil aja Lou" ucapnya kemudian tersenyum.

"Hehe iya ka--Lou" ucapku kemudian tersenyum, "Harry mana?" Tanyanya. "Gak tau, gue ga deket sama dia" ucapku.

"Supp bro!" Ucap Niall yang tiba-tiba datang dengan Zayn.

"Eh, gendut! Kaget gue" ucap Louis, aku pun menahan tawa. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk punggungku. "Hai, Kay!" Ucap Zayn. "Hai" ucapku. "Habis nangis yah? Lou! Lo apain anak orang?" Tanya Zayn pada Louis. "Tau, palingan Harry" ucap Louis.

"Gue ke kantin, lo ikut?" Tanya Niall, "gak usah, gue mau pulang aja. Gaenak badan" ucapku. "Bareng sama Harry aja kan searah" ucap Louis. "Gausah gue sendiri aja" ucapku. "Sama gue aja, habis ini gue males banget pelajarannya gapenting" ucap Zayn. "Gak usah" ucapku. "Ayoo" ucap Zayn sambil menarik tanganku. Aku pun mengirim pesan pada Julie saat aku dan Zayn sudah di mobilnya.

To: Julia Max

Julie, gue duluan sama Zayn. Gue sakit.

From: Julia Max

Yah! Lo gak ngajak gue ya! Parah lo! Kan mayan gue bisa deket-deket sama kak Zayn.

To: Julia Max

Kalo udah keluar cepet pulang ya, gue mau cerita.

From: Julia Max

Lo sakit apa pura-pura sakit? Atau sakit hati?

Aku tidak membalas pesan terakhir dari Julie karena Zayn memanggilku, aku menengok kearahnya.

"Apa?" Tanyaku, "lo punya Line?" Tanya Zayn. "Punya, kenapa?" Tanyaku. "Join grup One Direction yuk!" Ucapnya. Akupun mengangguk. Ia meng-add id line ku ke group One Direction.

"Kay, udah sampe. Aku temani ya" ucap Zayn aku pun mengangguk.

**

Sudah jam 4 sore, waktunya Julie pulang. Tapi ia belum juga pulang. Zayn masih menemaniku di kostku dengan Julie.

"Halo!" Ucap Julie, "hai" ucapku lemas. "Kak Zayn omg kak!!" Pekik Julie. "Panggil Zayn aja, siapa nama lo?" Tanya Zayn. "Juliana Maxwell bisa dipanggil Julie" ucap Julie.

"Lo mau cerita apa? Lo pucet banget, Jesus!" Pekik Julie. "Gue pusing doang kok" ucapku, belum lama setelah aku mengatakan itu semuanya gelap.

ALOHA GUYS!
Makasih yang udah comments ataupun votes buat cerita ini. Makasih banget! Dan nanti diakhir cerita aku mau kasih reward buat kalian yang aktif banget pas aku update cerita ini. Reward nya akan aku kasih tau di chapter depan wohoo!!

Sex PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang