Kami kembali sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh Flo dan Flau–24 jam.
Selesai memarkirkan Paruh Lancip, kami segera pergi ke tenda balon. Menyimpan hadiah yang diberikan penduduk Klan Nebula ke ransel masing-masing. Bisa gawat kalau ada yang melihat hadiah-hadiah itu. Pakaian bermotif, perhiasan rambut, manik-manik, dan hadiah lainnya itu ganjil sekali di klan ini. Flo dan Flau bisa curiga. Cukup sampai aku yang menghilangkan remote control Paruh Lancip saja. Untunglah, aku bisa mengarang alasan yang cukup meyakinkan.
Sore menjelang malam. Matahari mulai tenggelam di kaki langit. Mesin-mesin konstruksi telah dikembalikan ke ibu kota Distrik Sungai-Sungai Jauh. Aku, Mata, Tazk, dan mahasiswa lainnya sibuk merapikan peralatan dan perlengkapan yang kami bawa. Penduduk dan anggota Pasukan Bayangan juga ikut membantu.
Tidak ada acara malam itu. Setelah selesai merapikan peralatan dan perlengkapan, kami bebas melakukan apapun. Walaupun begitu, Flo dan Flau menyuruh kami untuk segera beristirahat. Kami butuh energi untuk acara perpisahan yang akan diadakan besok pagi.
***
"Hei, Ev, Boh" Aku menyapa.
"Hei, Selena." Ev tersenyum. Balik menyapaku. Sedangkan Boh hanya menatapku sekilas. Dia kembali sibuk menyantap makanannya.
"Boleh aku bergabung?" Aku bertanya.
Ev mengangguk. "Tentu saja, Selena."
Aku beranjak duduk, meletakkan nampan berisi makanan. Sekarang sudah jamnya makan malam.
"Kenapa kamu sendirian, Selena? Mana Mata dan Tazk? Biasanya kalian nempel terus. Tak terpisahkan." Boh menatap sekitar.
Aku mengangkat bahu. Tidak tahu mereka ada dimana. Merapikan tumpukan peralatan dan perlengkapan tadi banyak menguras tenagaku. Setelah selesai, aku langsung ke sini. Lapar berat. Lagi pula, ada yang ingin kubicarakan dengan mereka berdua, terutama Boh. Mata dan Tazk tidak boleh ada di sini.
"Bagaimana wisata kalian di Kota Riva? Apakah menyenangkan?" Ev bertanya lebih dulu.
Aku mengangguk. Terpaksa berbohong. Bisa terjadi keributan jika Ev dan Boh tahu yang sebenarnya.
"Ada yang ingin kubicarakan, Ev, Boh." Sebelum Ev kembali bertanya aku bicara lebih dulu.
"Oh ya? Apa itu, Selena?" Boh ikut bertanya.
"Tazk menyukai Mata." Jawabku to the point.
Ev dan Boh terdiam. Suasana hening seketika.
Beberapa detik kemudian, Ev meletakkan sendok makannya. Dia berusaha mencerna kalimatku. Sedangkan Boh menghela napas. Menatapku prihatin. Dia sudah tahu fakta itu dari dulu.
"Itu candaan yang tidak lucu, Selena." Ev kembali bicara.
Aku menggeleng. Aku tidak sedang bercanda. Malahan, saat ini aku sedang serius sekali.
"Tapi... tapi bukankah kalian dekat sekali? Kalian sering menghabiskan waktu bersama, kan? Juga mengobrol bersama? Dia bahkan perhatian sekali padamu, Selena." Ev berusaha memastikan, dia tetap tidak percaya.
"Itu memang benar, Ev. Tapi itu hanya karena dia menganggapku sebagai sahabat sejatinya. Tazk sendiri yang mengatakannya padaku. Kamu tahu, Ev? Tazk bahkan sudah menyukai Mata sejak pertama kali mereka bertemu. Begitu juga dengan Mata. Empat tahun di Akademi Bayangan, mereka terlalu malu mengakuinya, dan aku menjadi perantara percakapan dan hubungan mereka." Aku menjelaskan.
Lengang sejenak. Suasanya kembali sunyi.
"Maafkan aku, Selena." Ev menatapku lamat-lamat. Dia ikut sedih mendengar fakta menyakitkan itu.
"Hei, kenapa jadi kamu yang minta maaf, Ev? Yang seharusnya minta maaf itu Tazk. Seenaknya saja membuat orang salah paham dengan perilakunya." Aku melambaikan tangan.
"Kamu tidak apa-apa, Selena?" Boh ikut bicara. Dari tadi dia hanya memperhatikanku dan Ev.
Aku tersenyum tipis, mengangguk. "Aku baik-baik saja. Tidak usah khawatir, Boh, Ev. Memang, rasanya sakit sekali saat aku tahu kenyataannya. Tapi Mata dan Tazk adalah sahabatku. Mereka keluargaku. Aku ikut bahagia jika melihat mereka bahagia."
Boh mengangguk, dia ikut tersenyum. Sama halnya dengan Ev.
"Aku juga ingin berterima kasih padamu, Boh. Padahal kamu selalu memperingatkanku. Tapi aku malah ngeyel, tidak mau mendengarkanmu." Aku kembali bicara.
"Yeah, itulah gunanya teman, Selena. Aku memang tidak pandai di bidang akademis, tapi urusan menganalisis hati seseorang, akulah ahlinya. Bahkan Selena sang Pengintai yang hebat sekalipun, tidak akan bisa mengalahkanku." Boh melipat tangan di depan dada. Bergaya.
Aku dan Ev tertawa. Untuk pertama kalinya aku setuju dengan Boh. Dia memang ahli dalam hal seperti itu.
***
Berbicara dengan Ev dan Boh membuat hatiku terasa jauh lebih baik. Seperti ada beban yang terangkat. Orang bijak pernah bilang, waktu akan mengobati semua rasa sakit. Itu benar. Perlahan-lahan tapi pasti, aku mulai merasakannya. Lihatlah, aku punya teman yang selalu siap menghiburku. Aku bersyukur memiliki teman seperti Ev dan Boh.
"Aku tak menyangka Mata dan Tazk sudah saling menyukai sejak hari pertama mereka bertemu. Wah, itu lama sekali. " Ev berkomentar.
Aku dan Boh mengangguk setuju.
Selama empat tahun Mata dan Tazk memendam perasaan masing-masing. Pasti tidak mudah bagi mereka berdua.
"Bagaimana caranya kamu tahu bahwa Mata dan Tazk saling menyukai, Boh?" Ev bertanya.
"Itu tidak sulit, Ev. Aku bisa tahu dari mata mereka." Jawab Boh sambil menunjuk matanya.
"Mata? Memangnya ada apa dengan mata mereka?" Ev mengernyit.
"Maksudku tatapan mata, Ev. Apakah kamu tahu bagaimana Tazk dan Mata saling menatap satu sama lain? Tatapan yang saling mereka berikan berbeda dari tatapan lainnya. Tazk menatap Mata dengan penuh arti. Begitu juga dengan Mata. Yah, susah memang jika harus dijelaskan dengan kata-kata. Kamu harus melihatnya secara langsung. Memperhatikannya dengan baik." Boh menjawab dengan lebih lugas.
Aku dan Ev manggut-manggut mendengar penjelasan Boh.
Apa yang dikatakan Boh tadi akurat sekali.
"Jadi apa sebenarnya yang ingin kamu bicarakan, Selena? Aku yakin, Tazk pasti memintamu untuk merahasiakan perasaannya dari siapa pun, tapi kamu malah menceritakannya pada kami. Apa yang kamu inginkan?" Boh kembali bicara.
Aku nyengir. Itulah, Boh si Profesor Cinta. Dia peka sekali dengan hal-hal seperti ini.
TBC...
__________________________________________________
Selamat hari lahir Pancasila semuanya!!
Hope u guys like this latest episode :))
Have a nice dream :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Philia, It's Agape
Teen FictionSelena, Mata, dan Tazk merupakan tiga mahasiswa yang saling bersahabat. Seharusnya cerita mereka berakhir buruk, karena persahabatan yang diuji dengan rasa suka, egoisme, dan pengkhianatan. Tapi apa yang akan terjadi, jika Selena mau menerima kenyat...