eomma?!

25 7 1
                                    

"Kamu itu bukan anak eomma! "

Kata kata itu terus terngiang di benak Morrin.
Dirinya menjadi rapuh, keyakinan nya mulai goyah, tapi kenapa firasatnya mengatakan itu benar adanya?

Tidak, itu tidak mungkin. Dia mencoba menguatkan lagi dirinya bahwa kata saudara kandung nya itu tidak benar, dia  anak dari orangtua nya yang sampai saat ini merawat nya . 'Buktinya ibunya sendiri berambut pirang dan bermata biru sedangkan mereka?' batinnya sambil menahan air mata. Ia takut apa yang dikatakan sauadaranya itu benar dan dalam diri nya sekarang sedang terjadi perang batin.

Pikirnya kelima saudara nya mengikuti gen ayah. Dengan mata hitam sipit, kulit tan dan rambut hitam.

Aku yakin hanya aku yang mengikuti gen eomma nya  Itu alibi yang Morrin pegang selama ini hingga ia berumur 18 tahun sejak 8 tahun lama nya saudaranya sendiri yang mengucapkan itu.

Tapi entah kenapa Morrin akhir akhir ini memikirkan hal itu. Ia kesal karena orang tua nya yang tak mengizinkan nya  untuk pergi dari desa terpencil itu untuk ke Seoul. Padahal, ia ingin sekali pergi ke sana untuk belajar lebih tentang  make up karena ia bercita-cita untuk menjadi orang yang menyewa jasa rias wajah disana.

'Sahabatnya semenjak kecil, Mia yang sangat disayang orang tuanya membolehkannya , kenapa aku tidak?' Pikir Morrin.

Padahal biasanya mereka slalu menuruti keinginanya, ini untuk kebahagiaan nya, aku juga ingin tahu tentang dunia luar, sejak kecil diri nya saja sangat di kekang agar tidak main dengan sembarang orang, tidak boleh main ke tempat kotor seperti hutan ataupun sawah dan tidak pernah diajak keluar kota padahal kelina Saudara nya bebas melakukan semaunya dan ayah ibunya tidak pernah melarangnya.

Mungkin ibu ayahnya sedikit membeda bedakan ia dan saudaranya soal kasih sayang, perlahan lahan ia beranjak dewasa ia semakin mengerti hal itu, seperti ia yang slalu dibelikan baju yang bagus dan istimewa daripada yang lainnya, diberikan apapun yang ia mau dan diperhatikan sekali yang membuat semua saudaranya iri, padahal ia juga tidak suka diperlakukan khusus.

Ia sekarang mencoba agar ia bisa menolak sedikit demi sedikit bentuk kasih sayang yang berlebihan dari orang tuanya itu kepadanya yang  terlihat pilih kasih.

"Sweetheart, eomma pergi dulu ya. Tidak usah beres beres rumah biar einma saja dan kakak kakak mu , kamu fokus saja belajar "

"Tidak mau eomma, aku juga ingin bersih bersih ! Aku juga sudah besar. Aku harus bisa bersih bersih " Ucap Morrin menolak eommanya secara halus.

"Baiklah, bersihkan kamarmu saja ya"
Jawab ibu .

"Itu sudah biasa ku lakukan, bagaimana kalau aku membersihkan taman dari rumput liar?" Tawar Morrin kepada eommanyadengan wajah yang di melas melaskan.

"Baiklah.. Tapi jangan lupa memakai sarung tangan agar tangan mu tidak tergores duri dari mawar mawar dan tanaman liar disana ,aku pergi dulu ya sweetheart" Ucap ibu setelah mengecup jidat nya.

"Ish.. Ibu aku bukan anak keciil lagi , tidak usah kecup kecup! " Teriak nya sambil menggembung kan pipinya yang merah, ia kembali melihat kakak kakak nya yang terlihat jengah dengan keduannya, membuang muka , ada juga yang melihatnya sinis sambil mendesis dan  bahkan ada yang tidak melihat sama sekali momen perpisahan tadi karena terlampau hafal tingkah ibunya yang slalu memanjakan anak bungsu nya itu.

"Harusnya ibu bawa saja anak ini, merepotkan! "

"Ditinggal sedikit saja sudah segitunya "

"Kita harus cepat pergi dari sini agar Morrin lebih disayang "

Morrin mendengar semua kata kata sindiran itu, ia tahu ini salah tapi ia mencoba meluruskan nya.

Baru saja Morrin berjongkok ingin mencabut tanamana liar, saudaranya mendorong nya, untung ia bisa menahan tubuhnya dengan tangan kanan nya yang kinj menempel tanah.

" Menyingkirlah! Jika kau terluka iami yang disalahkan. Tidak usah mwmbantu dan sok baik di depan ibu! "

"Kak, biar kubantu. Lihat luka kakak belum sepenuhnya kering di tangan " Ucap Morrin sambil menunjuk tangan kanan kakak sulungnya, Mari.

"Aku sudah terbiasa, kamu kan anak kesayangan ibu dan ayah juga kau tidak pernah terluka kan? Sudah cukup kau melukai hatiku, itu lebih menyakitkan"

Mendengar hal itu, hati nya berdenyut. Karena Sepertinya air mata nya akan mengalir, ia pun mencoba bangkit dan mengalihkan pandang asal tidak ke arah saudara saudaranya, itu semakin membuat nya sakit.

"Sabarlah sedikit kakak, aku akan menyadarkan orang tau kita"

Ia mwncoba mencari tempat yang berantakan di halaman rumah, kini pandangannya menuju ke sebuah gudang samping garasi sambil melihat sekitar agar semua yang disana tidak melihat ia masuk ke dalam.

"Aku akan membereskan gudang ini saja! "

Morrin membuka perlahan pintu kayu yang keropos itu, takut jika saja ada orang di dalam dan akan melarang mya untuk membersihkan gudang ini.

Gudang itu berisi barang barang lama ia dan kelima saudara nya saat kecil, furniture rusak dan barang barang yang sudah lapuk lainnya. Hampir semuanya tertutup debu, ia pun melihat kemoceng dan segera melenyapkan debu yang menumbuk di sekeliling ruangan.

Tak disangka ia melihat ada sebuah album foto . Ia ingin mengenang masa kecilnya dan mengingat barangkali ada momen hangat ia bersama kakak nya yang lima itu, namun di album itu hanya ada foto bayi dan balita berambut hitam dan bermata hitam,hanya saudara saudara nya . Tidak ada foto dirinya dan halaman terakhir adalah halaman yang membuatnya bergetar.

Foto itu adalah...
Foto pernikahan ayah dan ibunya namun ibunya berambut hitam?

"Tidak mungkin!"

"Aku harus bertanya tentang hal ini kepada ibu "

Morrin keluar dari gudang dan melihat ada sepasang sandal yang ia tunggu tunggu kehadiran nya.

"Eomma pasti sudah datang"
Morrin berlari menuju rumah sambil menggenggam album foto tadi.

Ia mendengar seperti ada perbincangan yang bersumber dari kamar orang tua nya.

"Seperti nya eomma ada dikamar "

Perlahania mendekati pintu kamar yang tidak tertutup rapat sehingga ada sedikit celah untuk mengintip ,Morrin pun melihat dari celah itu .

Matanya membelalak tak percaya seetelah melihat kejadian di kamar orang tuanya dan pemandangan di depan nya menjawab pertanyaan yang akhir akhir membuatnya gundah.

Ia menutup mulut agar ia tidak bisa berteriak tidak terima. Tiba tiba air mata nya mengalir deras.Hatinya dongkol, sakit, menjerit setelah melihat hal tersebut.

"Eomma?! "









Tbc



Princess N Idol?!  KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang