➥ 𝐊aivan 𝐌ark 𝐀rarya
➥ 𝐀rsavino 𝐉aemin 𝐅arestana
֪ ۪┄۫┄۪ ֪ ۪┄۫┄۪ ֪ ۪┄۫┄۪Mark langsung menyemburkan kopi yang diminumnya, refleks setelah membaca pesan dari kakeknya.
"Buset ! Lo kenapa, Bang?" Tanya Jeno.
Mark menatap Jeno bingung. "Hah?"
"Lo kenapa? Nyembur-nyembur segala." Ulang Jeno.
Otak Mark seketika terasa berhenti berfungsi. Ia masih shock karena membaca pesan dari kakek nya itu.
"WOE !" Sentak Jeno.
"Kalem anying."
Jeno mendengus, ia melemparkan kulit kacang pada kakaknya itu. "Lo kenapa, bagong?"
Mark menggeleng, ia menunjukkan roomchat nya dengan Kakek Donghae pada Jeno. "Baca."
Si sipit meraih ponsel Mark lalu membaca pesan dari kakeknya itu. Mulut laknatnya mengeluarkan tawa kencang saat tau bahwa kakaknya akan dijodohkan sama sepertinya.
"BUAHAHAHAHHA MAMPUS LO ! KARMA INI, SIAPA SURUH DULU PAS ACARA TUNANGAN GUE LO -- HMPFHHH !"
"Diem dakjal."
Jeno mengunyah roti yang di jejalkan oleh Mark lalu menatap sinis. "Tangan lo bau, anying."
Mark mencibir lalu meraih ponselnya saat benda canggih itu bergetar menandakan ada notifikasi masuk.
"Dari siapa lagi?" Tanya Jeno.
"Kakek. Gue gamau anjir dijodohin kek lo!" Mark mengacak surainya frustasi.
"Terima aja sih. Karma dari Yang Maha Kuasa."
Mark langsung memberikan jeweran kesal pada adiknya itu. "Mulut lo ye! Ntar kalo calon gue buriknya ga ketulungan gimana? Lo tau kan rata-rata sahabat Kakek itu orang desa, so pasti orangnya item-item and burik."
"Lambemu, heh! Nih mamam!" Jeno balas menjejalkan roti pada kakaknya itu, "ya nasib lo kalo dapet calon burik. Untung-untungan gue dapet si Renjun yang masih anak kota."
"Anjing! Ck, dahlah gue cabut dulu. Lo jalan sama Renjun sana, gue mau nyamperin si tua ntu."
Jeno hanya mengangguk kecil, ia memperhatikan kakaknya yang melangkah lesu memasuki mobilnya.
"Cucu sahabatnya Kakek? Siapa kira-kira? Cantik apa kaga, ya? Ntar calon nya si abang butek lagi kek si Renjun."
֪ ۪┄۫┄۪ ֪ ۪┄۫┄۪ ֪ ۪┄۫┄۪
"Moh, aku nda mau."
Siwon menatap jengah pada cucunya, "terus kapan kowe arep nikah? Kapan? Mbah takon iki."
Si manis merengut kesal, "ya gatau, mengko kan jodoh dateng-dateng dewe."
"Ya ini jodoh mu, Jaemin. Kowe opo gak kesel dewe'an terus? Mbah Kong sing ndelok ae kesel." Ucap Siwon.
"Mboten, mboten kesel kula." Balas Jaemin.
Siwon mendengus, ia mendekatkan tiket kereta ke hadapan cucunya ini, "pokok'e Mbah gamau tau. Jum'at sesuk kowe kudu melu nang Kota, ketemu karo kancane Mbah Kong neng kono."
Jaemin menghentakkan kakinya kesal, kakeknya ini kenapa tiba-tiba mau jodohin dia sih?
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, Bapak !"
Taeil yang baru pulang dari sawah menatap putra semata wayangnya. "Ngopo, le?"
Jaemin menyalimi tangan bapak lalu meletakkan cangkul nya di pojok pintu. "Mbah Kong wi loh, aku ora gelem di jodohke karo putune kancane Mbah."
Siwon yang merasa dibicarakan langsung menatap anak dan cucunya sinis.
"Pak, ojo di pekso noh putune. Ora gelem iki Jaemin di jodohno karo arek Kota kuwi." Ucap Taeil membela putranya.
"Meneng kowe ! Lek ra iso nggolekno putu ku jodoh meneng wae." Sungut Siwon kesal.
Taeil mendengus, ia menatap Jaemin yang tengah memeluknya. "Nanti Bapak ngomong karo Mbah, Bapak arep adus sek, pliket kabeh mari tekan sawah."
Jaemin mengangguk, ia melepas pelukannya lalu melangkah ke dalam kamarnya.
"Si Mbah kuwi aneh-aneh, gak leren-leren lek nggolek no aku jodoh."
Pemuda manis itu mengerang kesal, ia menjatuhkan tubuhnya ke kasurnya. "Duh Gusti, paringi kula sabar."
buku baru Alhamdulillah
kado untuk readers tercinta
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃Ꮧ𝐌𝐏𝐀𝐓𝕴𝐆𝐀𝐋𝐔
FanfictionDaily Life kehidupan rumah tangga Mark bersama Jaemin. Mark yang sebelumnya menolak perjodohan malah terjerumus ke dalam rasa cinta yang dalam kepada istri mungilnya. other word : bucin 𝐃ampatigalu diambil dari bahasa Kanada yang berarti pasangan ━...