"Fix ya pake adat jawa?"
Semua yang ada di ruang tengah mengangguk setuju dengan ucapan Jaehyun.
"Sek-sek, iki mengko di lakokake ndek endi?" Tanya Taeil.
translate : "bentar - bentar, ini nanti dilakukan dimana?"
Donghae mengecek buku yang digunakan untuk mencatat persiapan pernikahan. "Semuanya disini kecuali proses midodareni sama serah-serahan."
Mark dan Jaemin hanya diam memperhatikan sesekali menimpali pertanyaan dari orang tua mereka.
"Jaemin sampun sarapan, le?" Tanya Taeyong.
translate : "Jaemin sudah sarapan, nak?"
Jaemin yang sebelumnya melamun langsung menatap calon mertuanya itu. "Dereng, Budhe."
translate : "Belum, Budhe."
Taeyong menepuk lengan putra sulungnya. "Sana ke dapur, ajak Jaemin makan. Ada Jeno sama Renjun juga kayak nya."
Mark mengangguk lalu berdiri dari duduknya. "Ayo, Dek. Maem ke belakang." Ia menarik tangan Jaemin menuju ke dapur.
Jaehyun yang melihat itu tertawa ringan. "Mark belajar bahasa jawa akhir-akhir ini."
֪ ۪┄۫┄۪ ֪ ۪┄۫┄۪ ֪ ۪┄۫┄۪
Calon pasangan itu sudah berada di ruang makan. Jaemin menatap makanan yang tersaji disana.
"Mau makan apa?" Tanya Mark.
Jaemin balik menatap Mark. "Kakak mau makan apa? Biar tak ambilkan."
"Pepes tahu sama sambel terong aja."
Si manis mengangguk lalu meraih piring dan mengambil nasi. Tangannya dengan cekatan membuka bungkusan daun pepes tahu dan meletakkan sambel terong di atas nasi.
"Ini, Kak." Ia memberikannya pada Mark lalu menuangkan air putih di gelas Mark.
"Makasih."
"Widih-widih calon penganten."
Mark yang tengah mengunyah langsung menoleh saat mendengar suara Jeno. Adiknya itu mengambil tempat di samping sang kakak.
"Yang mau nikah mah enak ya." Goda Jeno.
"Bacot lo." Balas Mark lalu kembali menyuapkan nasi dan sambel terong ke dalam mulutnya.
"Hai, aku Renjun. Namamu siapa?"
Jaemin menatap Renjun yang berdiri disebelahnya. "Jaemin, Kak."
"Ngahahah tua amat lo dipanggil kakak." Jeno menertawai tunangannya itu.
Renjun dengan kesal melemparkan dompetnya pada Jeno lalu tersenyum pada Jaemin. "Kita seumuran, panggil Renjun aja. Kamu darimana asalnya?"
"Jogja, Njun. Desa Mawar Putih, aku dari daerah sana." Jawab Jaemin.
Renjun mengangguk. "Aku juga dari Jogja, rumahku daerah Malioboro. Lain kali mampir ya, kita jalan bareng."
Jaemin mengangguk antusias. "Nggih, Njun. Nanti aku mampir."
"Loh Jaemin ngga makan, le?" Taeyong dan Doyoung datang ke ruang makan.
"Nanti, Budhe. Belum laper juga."
Taeyong menatap Mark yang sibuk makan sesekali Jeno menggodanya. "Em .. em, calon nya gak di tawarin makan malah dia sendiri sibuk makan."
Mark langsung mendongak lalu menunjukkan cengirannya. "Hehe, laper. Dek, nasinya nambah sama sambel terongnya." Ia menyodorkan piringnya pada Jaemin.
Jaemin mengangguk lalu mengambil permintaan Mark lagi. Doyoung tersenyum melihat itu, Jaemin sudah mulai dewasa dan akan lepas dari tanggung jawabnya.
"Makan sana, Jaem. Kamu gak makan-makan kalo nurutin selesainya Mark." Suruh Taeyong.
Mau tak mau si manis mengangguk lalu mengambil piring namun Doyoung mengambil alih piringnya. "Duduk, le. Biar Ibu yang ambilin, mau sama apa?"
"Ndak usah toh Bu, Nana bisa --"
"Diem atau Ibu buang kamu?!"
Jaemin merengut kesal. "Penyet tempe sama urap aja, sambelnya banyakin."
Doyoung segera mengambilkan permintaan Jaemin, tak lupa menyet tempe dan meletakkan sambal di atasnya dan menambahkan urap. Setelah itu ia memberikannya pada Jaemin, Doyoung mengusap gemas surai putranya.
"Enak nggak masakan Mommy?" Tanya Taeyong.
Jaemin tersenyum. "Enak banget."
֪ ۪┄۫┄۪ ֪ ۪┄۫┄۪ ֪ ۪┄۫┄۪
"Mom, acara midodareni itu apa sih?" Tanya Mark yang sibuk mencari chanel favoritnya.
Taeyong yang sedang melipat baju menoleh. "Itu acara yang paling ditunggu kalau nikah pake adat jawa. Jaemin harus diem di kamarnya mulai jam 6 sore sampe jam 12 malem ditemeni sama ibu dan kerabatnya yang sub."
"Malamnya ada acara tantingan, nanti Pak Taeil tanya ke Jaemin soal kesiapan dan kemantapan Jaemin untuk berumah tangga." Lanjut Jaehyun.
Mark mengangguk paham. "Kalo serah-serahan?"
"Serah-serahan itu bagian kita. Pas malam harinya kita datang ke rumah Jaemin bawa seserahan. Kamu gak boleh ketemu Jaemin sejak acara midodareni." Jawab Taeyong.
"Ouh gitu." Mark menjilat bibirnya yang terasa kering lalu menatap kedua orang tuanya. "Gak kerasa ya Mark udah mau menikah, hehe."
Taeyong tersenyum. "Iya, kamu udah dewasa dan udah mau tanggung jawabin anak orang. Nanti jangan sakiti Jaemin secara fisik maupun psikis, dosa mu gak akan di maafkan kalau sampai menyakiti istri."
"Jangan sampai kamu ngga nafkahin istrimu, berapapun jumlahnya istrimu itu pasti bahagia. Kalau kamu senggang, bantu pekerjaan rumah istrimu. Dan yang paling penting jangan ringan tangan sama Jaemin, jangan sampai kamu sakitin fisik apalagi sampai ke psikisnya."
Mark mengangguk, ia dengan baik memahami pesan dari Jaehyun. "Iya, Dad. Mark ngerti, Mark gak akan pernah lakuin hal-hal yang bisa sakiti Jaemin."
"Good boy."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃Ꮧ𝐌𝐏𝐀𝐓𝕴𝐆𝐀𝐋𝐔
ספרות חובביםDaily Life kehidupan rumah tangga Mark bersama Jaemin. Mark yang sebelumnya menolak perjodohan malah terjerumus ke dalam rasa cinta yang dalam kepada istri mungilnya. other word : bucin 𝐃ampatigalu diambil dari bahasa Kanada yang berarti pasangan ━...