O2 | Know me too well

4.5K 642 212
                                    

100 vote, bakal update secepatnya.

"Cause you know me too, you know me too well.."

"You know me too well." gumam nya yang ikut menyanyikan potongan lirik lagu yang sedang ia dengarkan.

Seorang gadis dengan rambut panjang yang pirang sedang duduk di sudut perpustakaan besar milik Universitas. Kedua bola mata hazel nya fokus pada layar macbook dengan tak ketinggalan jari-jari lentik nya sibuk mengetik sesuatu di keyboard. Sudah lebih dua jam lamanya gadis yang saat ini sedang duduk seorang diri itu berada disana.

Tidak ada yang lebih nyaman dari mengerjakan paper sembari mendengarkan lagu dengan airpods. Gadis pecinta coffee itu bahkan sudah tak ingat dengan waktu lagi ketika telah benar-benar comfy, apalagi perpustakaan adalah tempat favorit nya karna jauh dari keramaian.

"Asik banget kayaknya denger lagu." tepukan seseorang pada lengan putih nya sukses menyadarkan gadis itu.

Kepalanya menoleh, mendapati sosok gadis dengan rambut panjang yang hitam pekat. Kedua tangan nya memeluk beberapa buku dan Ipad yang terbungkus sketch flipper case."Eh Nas." sapa gadis dengan rambut pirang itu sembari melepaskan satu airpods nya.

Gadis dengan panggilan 'Nas' itu tersenyum tipis, "Udah lama?" tanya nya.

Sang lawan bicara pun mengangguk pelan, membenarkan bahwa ia telah lama berada disana, "Iya, kira-kira udah dua jam-an lebih. Baru keluar?" tanya balik gadis berambut pirang itu.

"Iya An, ini para tugas-tugas kesayangan sudah menunggu untuk dikerjakan." jawab nya sambil terkekeh.

Kedua gadis cantik yang duduk bersebelahan di ujung lorong perpustakaan itu tak lain dan tak bukan adalah Anna dan Inas. Nama lengkapnya adalah Joanna Annelisha Wirahkusuma. Orang-orang yang dekat biasanya memanggil gadis berambut blonde itu dengan nama 'Anna'. Anna adalah mahasiswi jurusan kedokteran, yang kebetulan nya adalah anak rektor dari universitas ini.

Jika kalian mengira Anna famous atau terkenal, maka kalian salah besar. Namanya memang sangat terkenal karena merupakan anak rektor, tapi tak banyak yang mengenal wajahnya. Anna tak suka keramaian, ia lebih memilih duduk di perpustakaan ketimbang pergi ke kantin atau café. Bagi nya perpustakaan kampus adalah rumah kedua.

Selain tidak suka keramaian, Anna juga tak ingin orang-orang mengetahui dirinya lebih dalam, apalagi hanya karena embel-embel ayah nya yang seorang rektor. Anna paling tak suka.

"Kita udah jarang main bareng sama Risa. Dia sibuk ya?" tanya Inas disela-sela kegiatan menulis nya.

Tangan kanannya sibuk menulis dengan stylus pen di layar ipad. Sudah menjadi rutinitas Inas membuat ringkasan materi di Ipad miliknya. Selain tidak ribet, praktis dan tidak membutuhkan kertas, apalagi sejak SMA Inas senang membuat ringkasan materi yang nantinya bisa langsung ia share dalam satu folder di google drive untuk teman-teman twitter yang membutuhkan.

"Risa?" Anna terkekeh. "Mana ada dia sibuk Nas." katanya sambil tertawa kecil.

Inas menoleh lalu ikut tertawa, walaupun mereka tertawa tapi suara tawa Anna dan Inas bisa dibilang tidak begitu terdenga, mereka berdua tau tempat. "Tapi kok akhir-akhir ini ga keliatan?" tanya Inas lagi, barangkali Anna tau bagaimana kabar Risa.

Anna, Risa dan Inas adalah teman satu kelas saat SMA dulu. Dari awal kelas sepuluh mereka sudah satu kelas, dan sampai kelas dua belas pun sama sekali tidak terpisahkan. Maka dari itu mereka bertiga bersahabat, dan sampai sekarang masih sering hang out bareng, walaupun akhir-akhir ini Risa jarang mereka lihat karena sama-sama sibuk.

Fema MW '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang