O6 | Point of view

2.7K 421 94
                                    

150 vote, update secepatnya.

We had laid down the law : no chocolate, no kiss and no—

Malam ini kediaman Windu ramai sekali, teman satu squad nya dan beberapa teman nya yang lain juga datang untuk main dirumah mewah pemuda tampan itu. Tidak ada acara apapun, tapi seperti biasa sebulan sekali Windu akan mengadakan kumpul-kumpul bersama dengan teman-teman dekat nya.

"Win abang lo mana? daritadi gak keliatan." Tanya Caca yang sontak menimbulkan smirk di wajah Windu.

"Kenapa lo senyam-senyum kayak gitu? lupa minum obat?" kata Caca dengan aneh, ia heran orang bertanya, mengapa malah dijawab dengan smirk? Apa seorang Windu sudah tidak mengerti dengan bahasa manusia?

Baiklah bahasa Indonesia maksudnya.

"Suka ya Ca sama Junior? Pantesan daritadi leher nya gak pernah mantep, ada yang dicari rupanya." Ucap Windu dengan senyum menggoda nya.

Fyi, Windu itu empat bersaudara dengan Windu sendiri anak kedua. Windu punya satu abang dan dua adik perempuan. Putra pertama dari keluarga Nugraha Bagaskara itu adalah Junior Mavino Nugraha yang baru saja menyelesaikan kuliahnya, dan kini sudah mulai bergabung dengan perusahaan keluarga mereka. Sementara kedua adik perempuan nya Arinka Carlisly Nugraha dan Jiandra Lyravan Nugraha yang berbeda dua tahun saat ini sama-sama masih duduk di bangku SMA.

"Daripada suka sama abang gue, mending suka sama gue aja Ca. Jelas-jelas gue lebih ganteng, and also one of my strengths is I'm a good kisser."

Bugh!

"Aw! sakit!" Caca memukul bahu Windu dengan cukup kuat. Tenaga yang dikeluarkan Caca tadi itu tidak main-main, benar-benar sakit dan sadis. Bahkan gelas yang sedang Windu genggam tadi hampir jatuh.

Caca yang kesal pun berdiri dari duduk nya, bertanya dengan Windu sama saja tidak akan membuahkan hasil yang ada dia akan di goda terus-terusan.

Emang apa salahnya jika Caca bertanya mengenai keberadaan kakak pemuda itu, bertanya bukan berarti menyukai kan?

Aneh.

"Dasar gila!" dengkus Caca dan berlari menuju teman-temannya yang lain.

Caca berlarian dan menghampiri teman-teman nya yang sedang duduk di pinggir kolam renang milik Windu yang luasnya tidak usah diragukan lagi.

"Kenapa Ca lari-lari gitu?" tanya Jeha keheranan. Matanya yang tadi fokus pada layar ponsel sekarang mengarah pada Caca yang sedang mengatur nafas nya.

Jeha pun menyuruh Caca untuk duduk terlebih dahulu, disamping nya ada Judith, Risa , Luna, dan Junita yang juga menatap khawatir.

"Gue abis dituduh sama Windu, terus digodain sama dia," adu nya pada mereka semua.

"Tapi lo gapapa kan? Berdampung-dampung gak jantung lo? masih berfungsi dengan baik kan? "tanya Junita dengan cepat dan heboh.

Caca mengernyit bingung, "Berdampung-dampung?"

"Berdebar-debar! itu aja gatau elah, ga asik ah." Junita mengerucutkan bibir nya, lain hal nya dengan Risa yang menoyor kepala Junita, gadis itu dengan lebay nya terhunyung ke belakang, untungnya ia tidak jatuh kedalam kolam.

"Woi gila gue ampir nyebur ke kolam!" kata Junita tak terima.

"Maka nya suruh siapa pake bahasa alien." kata Risa mendelik.

Junita pun membenarkan posisi nya yang beberapa saat lalu sudah berada di tepi kolam, mungkin sejengkal lagi ia akan tercebur ke kolam jika tidak ditahan oleh Luna.

Fema MW '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang