O7 | Wet your lips

3.3K 431 100
                                    

Hening, sangat hening dan tidak ketinggalan pula suasana disekitar yang terasa mencekam, itu lah yang terjadi di ruang tamu rumah besar serta mewah milik keluarga Joanna. Baik Anna dan Jeriko sama-sama memilih untuk diam sembari menunggu mama Joanna turun dari kamarnya.

Sudah cukup lama menunggu, akhirnya sosok wanita paruh baya namun masih terlihat sangat muda dan cantik itu turun dengan tatapan mata yang menajam. Wanita yang memakai baju tidur dengan bahan dasar satin itu pun duduk di single sofa yang berhadapan langsung dengan Jeriko.

"Kamu Jeriko?" tanya Almira dengan mata yang tidak lepas dari sosok didepan nya.

Jeriko yang merasa bahwa ibu dari Anna ini tidak ramah dan tak suka basa basi menghela nafas pasrah. Rupanya ibu dari Anna ini tidak seperti kebanyakan ibu yang ramah dan hangat dengan teman anaknya.

"Iya tante saya Jeriko." Tidak mau menguji kesabaran Almira Jeriko geram menjawab dengan cepat.

"Kamu yang ngajak anak bungsu saya keluar malem dan pergi ke club?" tanya Almira lagi.

Saat mendengar pertanyaan itu Anna yang hendak menyangkal bahwa bukan Jeriko yang mengajak pun dihentikan oleh tangan Jeriko yang bergerak dengan sign 'udah biar gue aja yang jawab'.

"Iya, maaf ini salah saya, Anna ga salah apa-apa. Saya yang ngajak Anna ke club, awalnya Anna gamau tapi saya paksa." Jelas Jeriko dengan wajah tanpa dosa nya.

Almira yang mendengar itu pun seketika merubah raut wajahnya menjadi lebih dingin. "Oh begitu rupanya. Tebakan saya benar berarti," kata nya tersenyum sinis.

"Ma, sebenernya-"

"Diam Anna." potong Almira dengan cepat.

Anna yang ingin kembali mencela tiba-tiba tangannya di cekal oleh Jeriko. Gadis itu tersentak, dan menatap Jeriko dengan tatapan aneh nya. Dengan gerakan cepat Anna melepaskan cekalan itu. Tunggu dulu, Anna dibuat curiga dengan sikap Jeriko. Apa maksudnya ini, bagaimana bisa dia berkata dan seakan mengorbankan dirinya untuk Anna.

Ia tidak membiarkan Jeriko cari muka di hadapan nya. Apa itu, ingin terlihat hebat dengan maksud untuk menyelamatkan diri nya?

Sorry, your way is too trite Jeriko. That way doesn't work for Anna. Ancient, Anna doesn't like that.

"Ma, Anna ga dipaksa. Ini bukan sepenuhnya salah dia. Anna sendiri-"

"Anna, kamu ga denger mama bilang apa?" kata Almira dengan nada tegas nya.

"Kamu mau nyelamatin dia? Sebenarnya ada hubungan apa sih kamu sama dia? Kamu ga lagi nyembunyiin sesuatu kan dari mama?" Cecar Almira sembari menampilkan wajah tidak senang nya.

"No, it's not like that mom, I just wanna be honest. That's all." Anna kembali menjawab.

"Well, kamu terlihat sedang membela nya Anna. You can't lie to me, or the worst possibility is that you like him."

Anna terdiam dengan raut wajah yang tercengang. Kilat mata nya berhasil membuat Jeriko yang melihatnya terkejut. Sepertinya Anna marah pada pemuda itu.

"Ma, mama tau kan aku pacaran sama Tezza. Jadi ga mungkin aku suka Jeriko."

"Anna, kata mungkin itu ga menutup kemungkinan. Maka dari itu," Almira beralih menatap Jeriko.

"Saya minta kamu jauhin Anna." lanjut Almira dengan tatapan mata yang tajam.

———

Siang menjelang sore ini Caca, Miko, Bimo dan Jeha memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kampus, setelah sebelumnya buku yang mereka cari tidak tersedia di perpustakaan fakultas. Hanya dapat dihitung dengan jari Bimo dan Miko mengunjungi perpustakaan, mereka adalah tipe orang yang lebih memilih beli dan makan di kantin dari pada sibuk membaca, mencari dan meminjam buku.

Fema MW '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang