dandelions & guns ; prologue

109 18 6
                                    

axzylum presenting :

DANDELIONS & GUNS

𝐁𝐫𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞𝐡𝐨𝐥𝐝, 𝟏𝟗𝟐𝟏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐁𝐫𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞𝐡𝐨𝐥𝐝, 𝟏𝟗𝟐𝟏

"Fleur, apakah kamu mendengar beritanya? Mereka bilang Hillsburg[1]
akan mengirimkan pasukan militer elit ke daerah ini, dan mereka akan tiba sebentar lagi!"

Siang hari kala itu, Kota Brittlehold ㅡsebuah kota yang terletak tidak jauh dari perbatasan Kanada sedang ramai dengan berita bahwa akan ada pasukan militer elit yang dikirim untuk menjaga kota dari serangan pasukan Amerika.

Dua pasang cangkir bercorak bunga lavender dan utensilnya terjajar rapih di atas sebuah meja yang terbuat dari kayu mahoni. Jendela yang terbuka lebar keluar, membuat seisi ruang minum teh tersebut menjadi sedikit dingin karena hembusan udara dari luar. Sepasang insan yang sedang meminum teh chamomile[2] itu tengah berbincang tentang berita yang sedang banyak orang bahas saat ini. Mendengar temannya Madelyn melontarkan sebuah pertanyaan kepadanya, Fleur yang sedang meminum secangkir tehnya pun memberhentikan kegiatannya.

"Ya, aku mendengarnya Madelyn. Tapi jujur saja aku tidak terlalu peduli dengan berita itu."

Madelyn yang mendengar jawaban dari temannya pun mengangguk lalu kembali meminum tehnya selagi Fleur terlihat sibuk melihat keluar jendela ; memperhatikan beberapa burung walet yang berterbangan di udara. Manik karamelnnya sibuk mengikuti arah terbang burung-burung walet itu sehingga membuatnya lupa bahwa temannya telah memperhatikannya dari tadi. Fleur yang merasa ada seseorang yang menatapnya pun berbalik dan bertanya. "Ada apa Madelyn? Kenapa memperhatikanku seperti itu?"

Madelyn pun tersenyum membuat sebuah lubang kecil di pipinya sebelum berkata, "Fleur, kamu sudah berumur 20 tahun apakah kamu tidak mau menikah?". Fleur yang sedang memakan kue kecil dari cake tier didepannya seketika batuk.

"Tidak, aku tidak mau menikah semuda ini. Aku masih ada toko bunga yang harus ku kelola." Jawabnya dengan lembut, "Kenapa tidak? Lagipula kau tahu kan sebentar lagi akan ada banyak pria tampan yang akan singgah di kota ini, kenapa tidak ingin mencoba?" Balas Madelyn.

Sepatu hak milik Fleur mengetuk-ngetuk lantai marmer dengan pelan, mencoba untuk membuat temannya itu untuk tidak membahas hal tentang pernikahan lagi. Madelyn yang mengerti pun akhirnya menutup mulutnya ㅡmelanjutkan kegiatannya yaitu meminum secangkir teh.

"mmm Madelyn, sepertinya aku harus balik ke toko bunga. Kereta kudaku sudah sampai didepan" Ucap Fleur setelah melihat tumpangannya telah tiba diluar jendela.

"Tidak apa, aku tahu kamu sangat sibuk dengan tokomu itu" Jawab Madelyn dengan senyuman khasnya.

Mendengar temannya yang mempersilahkannya pergi, Fleur pun pamit dan pergi keluar dari sebuah rumah mewah dan besar berwarna porcelain itu. Diluar, Jaxton salah seorang temannya telah menunggunya sejak tadi.

Dandelions & GunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang