02 : Bertemu bule salah gaul

63 27 12
                                    

"Kenapa muka lo kaya beruk gitu?" Tanya Marona yang posisinya duduk di depan meja Barta. Barta sendiri kali ini memasang muka lesu dengan posisi menyenderkan punggungnya kepada kursi duduknya.

"Gue ganteng gak, Na? Ganteng mana sama Haechan NCT?" Tanyanya tiba-tiba.

"Lo ganteng," Marona menjawab.

"Berarti lo mengakui kalo gue lebih ganteng dari Haechan?" Barta mendekatkan mukanya kepada Marona dengan muka berbinar. Marona spontan memundurkan mukanya dari Barta.

"Engga lah bego! Justru karena saking gantengnya Haechan yang gak bisa di tandingi makannya gak cocok bersaing sama lo," Ujar Marona sambil menampol pelan pipi kanan Barta.

"Alah asu," Barta mengumpat lesu sambil mengusap-usap pipi kanannya.

"Lo kenapa sih lemes banget kaya orang tipes?" Tanya Marona yang memang dari tadi ia perhatikan, Barta seperti orang yang kena tipes.

"Gue tadi jatuh ke pelukan si Alung."

"OMG! OMG! TERUS GIMANA?! HARUSNYA ADA GUE DI SANA! AUTO GUE VIDEO TUH!" Marona yang notablenya FUJOSHI langsung mengebrak meja di depannya dengan kegirangan.

"Stres! Gue masih demen surabi!" Ucap Barta sambil memijat pelipisnya, ia pusing menghadapi temannya yang satu ini.

"Gue kira lo demen terong, siapa tau ye kan."

"Badmood gue ngomong sama fujo modelan lo," Kata Barta. Setelah itu ia melipat tangannya di meja,  kemudian membenamkan mukanya.

"Dih, cakep kali lo," Marona mendelik sebal.

•• SMK RAJAWALI ••

"Wang, lulus sekolah nanti lo mau lanjut kuliah atau kuli ah?" Tanya Segastra yang baru saja datang ke kantin. Ia langsung duduk di depan Gawang yang sedang memakan koaci dengan santainya.

Mereka langsung ngabrit ke kantin setelah praktek sholat jenazah tadi. Walau sholat itu berhasil pada saat pengulangan ke 10.

"Kuli ah sambil kuliah," Jawab Gawang enteng sambil memakan koaci yang ada di tangannya.

"Lo kan gak bisa kecapean," Ujar Segastra. "Jangan maksain, Wang!"

"Gue sanggup, lagian gue juga sering berobat yakali gue kagak sembuh."

"Si Asep udah tau tentang ini?" Tanya Segastra santai, " Eh, sorry. Bapak lo maksudnya hehe," Lanjutnya dengan tampang watadosnya.

"Bajingan!" Gawang memberi tatapan tajam kepada Segastra. "Belum, lagian kalo tau, dia gak bakal izinin gue buat lanjut kuliah. Dia lebih suka si Nawang yang lanjut kuliah, sedangkan gue di suruh kerja," lanjutnya.

"Bapak lo autis kayanya. Lo itu sakit masih aja di suruh kerja." Segastra kesal setelah mendengar jawaban Gawang. Gawang hanya mengedikkan bahunya dengan posisi masih sibuk memakan koaci.

"Fix, bapak lo autis! Valid no debat no kecot!"

"Gitu-gitu dia bapak gue!"

"Unbokap aja unbokap! Lo mending jadi anak bang Ragil Jerman aja! Dia baik tuh, dia juga katanya pengen punya anak!"

"Gelo sia!" Ucap Gawang tak santai. Gawang kemudian melemparkan cangkang koaci yang habis dia makan kepada Segastra. "Lagian gue gak keberatan kalo bokap nyuruh gue kerja, tapi gue keberatan kalo bokap larang gue kuliah. Gue siap kuliah sambil kerja," Lanjutnya.

Anak SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang