"Cinta itu bukan melepaskan tapi merelakan. Bukan memaksa tapi memperjuangkan. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi memberi sayap."
***
Cuaca di tengah musim panas kali ini sangat bersahabat. Sinar matahari yang masuk dari celah-celah awan yang bertebaran di langit ini membuat setiap orang pada pagi hari ini bersemangat. Ditambah lagi dengan angin yang cukup kencang, memberikan kesejukan membuat setiap orang menjadi produktif di hari libur.
Pada hari minggu yang cerah ini, Michelle berencana untuk membeli peralatan medis yang akan dia butuhkan untuk koas nanti. Persiapannya untuk menuju dunia yang baru tinggal tersisa satu minggu lagi. Michelle juga berencana untuk membeli beberapa textbook lagi yang disarankan oleh dosennya untuk menambah wawasan dalam ruang lingkup kedokteran.
Sebenarnya Michelle berencana untuk pergi bersama Sarah, namun perempuan itu sudah pergi lebih awal karena ada keperluan untuk bertemu dengan temannya terlebih dahulu. Maka dari itu, mereka telah sepakat untuk bertemu di mall dekat rumah Sarah pada pukul sembilan pagi.
Michelle datang tiga puluh menit lebih awal karena dia tidak menduga bahwa jalanan pada hari minggu kali ini akan lancar. Beberapa toko yang ada di mall masih tutup, para pengunjung pun belum berdatangan. Setelah sampai di depan lobi mall, Michelle terpaksa harus melewati lorong yang sangat sepi karena tak ada satu pun toko yang buka di lorong itu.
Dari kejauhan, Michelle melihat sekumpulan laki-laki yang sedang bersandar di depan sebuah toko yang masih tertutupi oleh folding gate. Michelle mencoba untuk tidak melakukan eye contact pada mereka meskipun Michelle bisa merasakan bahwa sekumpulan laki-laki itu sedang memperhatikannya dari kejauhan.
"Cantik mau kemana?"
"Etamah teteh-teteh bandung sigana, tipe urang pisan."
"Neng, save nomor whatsapp Aa dong,"
Sambil berjalan melewati perkumpulan laki-laki itu, Michelle memeriksa penampilannya. Perempuan itu mencari jawaban mengapa dirinya digoda seperti ini. Hari ini Michelle mengenakan boyfriend jeans yang dipadukan dengan kemeja oversized bewarna navy. Tak ada yang salah dengan pakaiannya hari ini, perempuan itu mengenakan baju yang sangat tertutup dan seharusnya tidak mengundang para kaum adam untuk menggodanya.
Bulu kuduk Michelle berdiri dalam sekejap, dia takut apabila laki-laki itu berani melakukan hal yang tak sepantasnya mereka lakukan. Michelle mempercepat langkah kakinya ketika dirinya mendengar suara langkah kaki yang semakin terdengar jelas dari kupingnya. Tampaknya seseorang sedang mengejarnya, namun Michelle tidak berani untuk melirik ke belakang. Perempuan itu terus berjalan, berharap dia bertemu dengan pengunjung lainnya agar tindakan kejahatan ini tidak terjadi padanya.
Michelle berhenti melangkah ketika seseorang telah berani meletakkan lengannya di pundaknya. Tubuhnya melemas, dia tidak tahu harus melakukan apa untuk membela dirinya dan pergi dari tempat ini.
Michelle perlahan melirik sosok yang kini sedang merangkulnya, karena sosok yang ada di sisinya saat ini tetap terdiam tidak melakukan apapun padanya. Michelle sedikit bingung, apabila sosok yang ada di sisinya saat ini adalah salah satu laki-laki dari gerombolan itu, seharusnya sosok ini sudah melakukan sesuatu padanya.
Jantungnya berdegup cepat. Michelle merasa lega dan gugup dalam satu waktu karena ternyata sosok itu adalah Rifqi. Entah bagaimana lelaki itu sekarang bisa ada di sisinya, melindunginya dari gerombolan itu. Rifqi tersenyum melihat Michelle yang tampak terkejut dengan kehadirannya saat ini.
"Sayang kok jalannya cepet-cepet? Jangan takut sama bangsat-bangsat itu yang godain kamu kan aku ada disini," ucap Rifqi sambil melihat sekumpulan laki-laki itu yang telah berani menggoda calon pasangan hidupnya dengan tatapan tajam. Rifqi tak terima Michelle diberlakukan seperti itu, namun lelaki itu berusaha untuk menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Third Chances (IPA & IPS 3) [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK] "Gue udah gak ada perasaan lagi buat lo!" Pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh sosok yang sangat dia sayang itu benar-benar menohok hatinya. Dia tidak menyangka bahwa Michelle telah mengubur perasaan ya...