sebelum mulai baca bab 22 part B ini kita berdoa dulu menurut kepercayaan masing-masing. berdoa dimulai.. 🤲🏻🤲🏻
Ayo yang mau third chances happy ending ayo spam comment #TCHAPPYENDING
MET BACA ALL❤️
***
Bimbingan yang baru saja dia jalani bersama dokter Franklin memakan waktu yang cukup lama karena hari ini ada banyak materi yang perlu dijelaskan oleh beliau. Michelle langsung bergegas pergi keluar ruang koas yang barusan digunakan untuk kelas bimbingan. Dia baru sadar bahwa selama ini dia tidak membawa ponselnya. Michelle ingat terakhir kali dia memegang ponselnya itu pada saat dia berada di ruang IGD.
Michelle berjalan menuju ruang IGD untuk memastikan apakah ponselnya masih ada di sana. Dia berharap ponselnya memang tertinggal di sana dan tidak hilang. Di tengah-tengah perjalanannya, Michelle berpapasan dengan Anggara yang berjalan ke arah yang berlawanan. Dia ingat bahwa tadi pagi dia melihat Anggara di ruang IGD.
"Kak lihat hp gue gak?" Michelle mencegat Anggara di tengah jalan dengan menanyakan keberadaan ponselnya.
"Gue titipin ke Rifqi noh, abisnya berisik banget gak berhenti-berhenti neleponin," jawab Anggara.
"By the way cowok lo kenapa sensi banget sama gue? Padahal gue juga yang bantuin kalian jadian lagi," lanjut Anggara dengan sebuah pertanyaan.
"Hah sensi kenapa deh?" Michelle cukup terkejut dengan pertanyaan Anggara.
"Mana gue tau, lo tanya aja sendiri ke orangnya," Anggara mengedikkan bahunya.
"Yaudah gue kesana dulu yah kak," pamit Michelle.
Michelle mempercepat langkahnya, perempuan itu nyaris berlari menuju kamar perawatan pacarnya. Perempuan itu sedikit panik, dia berharap ponselnya memang benar-benar ada di tangan Rifqi. Ada beberapa file tugas yang dia simpan di ponselnya itu, hal itu yang membuat ponselnya sangat berharga kali ini.
"Rif, hp gue di elo kan?" Tanya Michelle tanpa basa-basi sama sekali dengan nafasnya yang masih terengah-engah.
"Kemana aja sih hari ini? Sibuk banget kayanya," bukannya menjawab pertanyaan perempuan itu, Rifqi malah balik bertanya pada Michelle.
"Tadi pagi ada tiga jadwal operasi terus lanjut bimbingan deh," jelas Michelle secara singkat.
"Ini hp lo?" Rifqi mengeluarkan ponsel perempuan itu dari saku bajunya.
Michelle menghembuskan nafas leganya. Dia cukup senang karena ternyata ponselnya tidak hilang. Michelle mendekat pada Rifqi untuk mengambil ponselnya dari tangan Rifqi.
"Iya, maka–"
Ucapan Michelle terpotong. Dia cukup terkejut karena dengan gesitnya, Rifqi menjauhkan ponsel Michelle yang ada digenggamannya itu dari tangan perempuan itu yang berusaha untuk meraihnya.
"Ajak gue jalan-jalan dulu baru gue kembaliin," Rifqi memberikan satu persyaratan apabila Michelle ingin mendapatkan ponselnya kembali dari tangannya.
"Emang boleh?" tanya Michelle.
"Boleh kok tadi kata temen lo yang gantiin meriksa gue," jawab Rifqi.
"Mau jalan-jalan kemana emang? Tour ruang mayat?" Tanya Michelle.
Meskipun rumah sakit ini cukup besar, Michelle tidak yakin bahwa rumah sakit ini memiliki tempat yang bagus untuk dikunjungi oleh mereka berdua. Michelle juga tahu Rifqi masih belum boleh untuk pergi keluar dari kawasan rumah sakit ini, Dia belum pulih sepenuhnya. Michelle tidak tahu harus membawa Rifqi ke mana untuk jalan-jalan mencari udara segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Third Chances (IPA & IPS 3) [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK] "Gue udah gak ada perasaan lagi buat lo!" Pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh sosok yang sangat dia sayang itu benar-benar menohok hatinya. Dia tidak menyangka bahwa Michelle telah mengubur perasaan ya...