Tik.. tok.. tik.. tok..
Freya menatap kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 22 lewat 02 menit.
"Kak, kakak gak ngantuk ya?" tanyanya
"Gak" jawab Felix tanpa menoleh ke arah Freya karena fokus ke layar handphone nya.
"Ish, main handphone mulu.. ayok temenin tidur adek takut" ujarnya sambil menarik lengan baju saudaranya.
"Tidur duluan aja sana kakak ada disini kok" masih dengan tatapan ke arah handphone nya.
"Awas ya pergi, marah adek kalau kakak pergi" Ucapnya dengan muka marah ke arah Felix
"Iya iya"
...
"Hooaamm"
Felix melihat kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 23 lewat 56 menit, ia melihat ke arah adeknya yang sudah tertidur pulas di atas kasur. Hampir 2 jam Felix menghabiskan waktunya hanya dengan bermain handphone entah apa yang di liatnya.
"Ah sudah mau jam 12 saja lebih baik aku tidur dari pada nanti kena marah papa" Ucapnya
Felix beranjak dari lantai dan berjalan ke arah kasurnya yang sudah di tidurin oleh Freya dengan selimut yang membungkus tubuhnya seperti kepompong.
"Aneh-aneh saja gaya tidurnya" ucapnya sambil menarik selimut agar tidak kedinginan.
"Selamat malam Adik ku" sambil mencium kening Freya.
Tik.. tok.. tik.. tok..
"Apa rencana kita besok tuan?" Tanya seseorang memakai jubah berwarna hitam dengan topeng dimukanya.
"Sangat simpel, kita hanya perlu mengajak Avander untuk memaksimalkan keputusannya tentang keluar dari Kelompok kita, setelah itu salah seorang dari kita akan masuk kedalam rumahnya dan membunuh istrinya" Ucap seorang lelaki dengan topi menutup muka.
"Hanya istrinya?"
"Ya. Karena anaknya akan kita gunakan untuk perkembangan kelompok kita 'The Kingdom Mafia' "
"Tapi tuanku, anak sulungnya punya penyakit yang mungkin tidak cocok untuk beradaptasi dengan lingkungan kita" ucap orang yang memakai topeng tadi.
"Benarkah? kalau begitu anak bungsunya saja yang kita gunakan" dengan senyum tipis.
"Tapi tuan, saya tidak merasa bahwa anak perempuan itu bisa melanjutkan kelompok kita"
"BODOH!" Teriak orang yang memakai topi sambil memukul meja "Apa kau pikir ayahnya tidak mengajarkan anaknya cara membunuh?"
"Ma-maaf tuanku, Avander bukan tipe orang yang suka membagi apalagi tentang pembunuhan kepada anaknya sendiri" Ujarnya dengan gugup.
"Hm, kalau gitu biar aku saja yang mengajarkan anaknya cara membunuh yang baik dan benar" ucapnya dengan senyum tipis.
Sementara itu
"Avander, apa kamu yakin boss mu akan mengizinkanmu untuk keluar?" Tanyanya dengan wajah khawatir.
"Ya, kalau tidak di izinkan aku juga akan tetap keluar"
"Aku takut dia mengancam mu jika keluar" Paniknya.
"Istriku" Katanya seraya mendekat kearah istrinya "tenang saja mereka tidak akan mengancamku" mengecup dahi istrinya.
"Baiklah"
KAMU SEDANG MEMBACA
The mafia's revenge
Mystery / Thriller𝙺𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚞 𝚝𝚎𝚖𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚊, 𝚍𝚒 𝚜𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚑𝚊𝚢𝚊𝚝𝚔𝚞.