Lahirnya Putri Ara, putri Kerajaan Librivia

55 6 0
                                    

Di malam yang gelap, suara deru angin kencang menggoyangkan pepohonan, sementara di dalam istana, suasana penuh ketegangan. Ratu sedang terbaring di ruang persalinan, mengerang kesakitan, sementara Raja duduk di sampingnya, wajahnya penuh kecemasan.

"Kanda, aku takut!" Ratu Lee Youra merintih, menatap suaminya dengan tatapan memohon.

"Tenanglah, istriku, kau dan bayi kita akan baik-baik saja," ujar Raja Moon, meskipun hatinya dirundung ketakutan yang tak terungkap.

Namun, Ratu Lee Youra tampak tidak tenang. "Di mana putraku, Rocky? Aku ingin bertemu dengannya."

Raja segera memberi perintah kepada seorang prajurit untuk memanggil putra kedua mereka, Rocky, yang tengah berada di Paviliun Istana bersama saudara-saudaranya yang lain—Pangeran Moon Bin, Myung Jun, Myung Jin/Jinjin, dan Sanha—menunggu dengan cemas kabar kelahiran adik mereka.

Ketika Rocky tiba di depan ruang persalinan, ia disambut oleh suasana yang jauh lebih mencekam dari yang ia bayangkan. Raja berteriak dengan penuh kesedihan, dan Rocky segera berlari masuk hanya untuk menemukan ibunya sudah terbaring tak bernyawa. Tangisannya pecah, mengguncang tubuh sang ibu, berharap keajaiban terjadi.

Beberapa saat kemudian, suara tangis bayi menggema dari dalam kamar. Seorang wanita tua keluar, menggendong bayi perempuan yang baru lahir.

"Raja, sang putri lahir dengan selamat," katanya lembut, menyerahkan bayi mungil itu ke tangan Raja Moon.

Raja memandang putrinya dengan air mata bercampur sukacita dan duka. "Putriku... Ara," ujarnya, memberi nama sang bayi dengan lembut.

Namun, momen penuh haru itu segera berubah menjadi tegang ketika wanita yang membantu persalinan mengucapkan kata-kata misterius. "Putrimu akan membawa banyak perubahan, namun juga akan ada bahaya besar yang mengintai."

Raja tersentak, merasa ada sesuatu yang tak beres dengan wanita itu. Kecurigaannya terjawab ketika wanita itu tiba-tiba menyerang, memperlihatkan kekuatan yang luar biasa. Perkelahian sengit pun terjadi di dalam ruangan, hingga Rocky dengan cepat mengambil tombak dan melukai tangan wanita itu, memaksa sang penyusup mundur.

Sebelum wanita itu melarikan diri, ia meninggalkan pesan yang menggema di telinga Raja. "Janji yang telah kau buat akan segera menuntut balasannya. Ingat itu, Raja Moon!"

Wanita itu menghilang, meninggalkan Raja yang terluka dan terkejut. Rocky menatap ayahnya, masih memeluk adik kecilnya dengan penuh proteksi. Mereka berdua tahu, ancaman besar tengah mengintai istana mereka.

Kelahiran Putri Ara membawa harapan baru bagi kerajaan, namun juga menandai awal dari perjuangan berat yang akan datang. Sebuah janji telah diucapkan, dan bayangan ancaman mulai menyelimuti masa depan keluarga kerajaan.

Raja Moon adalah pemimpin yang bijaksana, dia memiliki dua istri, masing-masing memainkan peran penting dalam kehidupannya dan kerajaan. Istri pertamanya, Ratu Lee Youra, adalah wanita yang lembut dan dermawan. Setelah bertahun-tahun menunggu, Ratu Lee Youra akhirnya melahirkan Putri Ara, anak pertama mereka yang sangat dinantikan.

Namun, kegembiraan atas kelahiran Ara dibayangi oleh kesedihan, karena Ratu Lee Youra meninggal dunia saat melahirkan putrinya. Kehilangan ini meninggalkan luka mendalam di hati Raja Moon. Sebelum Ratu meninggal, dia memutuskan untuk mengadopsi Rocky, seorang putra angkat yang telah dikenal sejak lama. Rocky, yang merupakan kakak angkat Ara, diangkat sebagai bagian dari keluarga kerajaan.

Sementara itu, istri keduanya, Ratu Sun Hee, meskipun baru-baru ini bergabung dalam kehidupan Raja Moon, berhasil melahirkan empat putra, termasuk dua anak kembar. Keberhasilan Ratu Sun Hee dalam memberikan pewaris laki-laki kepada kerajaan sangat dihargai, dan para putra ini menjadi pusat perhatian serta harapan baru bagi masa depan kerajaan.

Beberapa bulan setelah duka yang melanda istana mulai mereda, Raja Librivia menggelar pesta besar untuk merayakan kelahiran putri kecilnya. Para raja, putra mahkota, pembesar istana, dan rakyat datang memenuhi undangan sang raja. Pesta itu berlangsung megah, dipenuhi sorak kegembiraan. Semua orang yang hadir takjub melihat wajah putri yang bersinar seperti bulan purnama. Kulitnya harum semerbak, dan siapa pun yang menyentuhnya akan tertular bau wangi dari tubuhnya. Para tamu pun berikrar untuk selalu melindungi putri kerajaan Librivia, bahkan jika harus mengorbankan nyawa mereka.

Putri kecil itu diberi nama 'Ara', yang berarti cantik dan baik hati. Raja berharap Ara akan tumbuh menjadi seorang pemimpin yang tidak hanya cantik, tetapi juga adil dan berbudi luhur seperti dirinya.

"Hidup Putri Librivia! Hidup Putri Ara!" sorak rakyat dengan penuh sukacita.

Namun, setelah pesta berakhir, kegelisahan mulai menyelimuti hati raja. Dalam keheningan malam, ia duduk merenung, mengingat janji yang pernah diucapkannya bertahun-tahun silam.

"Kanda?" Suara lembut Ratu Sun Hee membuyarkan lamunannya. Sang ratu menghampirinya, menggendong Putri Ara dengan penuh kasih.

"Iya, istriku," jawab Raja dengan senyum tipis, meskipun jelas ada beban yang tergambar di wajahnya.

"Apa yang kanda pikirkan? Mengapa wajahmu tampak gelisah? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?"

Raja menghela napas berat. "Istriku, dulu aku pernah berjanji pada seorang petapa sakti. Jika anakku yang lahir adalah seorang bayi perempuan, aku harus mengirimkan putra-putraku kepadanya untuk belajar beladiri dan ilmu kanuragan."

Ratu Sun Hee terperanjat. "Maksudmu, kau akan mengirim putra-putra kita?"

Raja mengangguk. "Iya, jika aku melanggar janji itu, maka aku harus menyerahkan Ara padanya. Itu adalah sesuatu yang tak mungkin kulakukan."

Ratu terdiam sejenak, menatap bayi di pelukannya. "Tapi putra-putra kita masih terlalu kecil, kanda. Mereka bahkan belum mengerti apa-apa," protes sang ratu, matanya mulai berkaca-kaca.

"Aku tahu, istriku. Mereka tidak akan pergi sekarang. Aku akan menunggu hingga Ara tumbuh lebih besar. Sepuluh tahun lagi, ketika Ara sudah lebih dewasa, saat itulah putra-putra kita akan siap pergi. Mereka akan kembali sebagai pangeran yang kuat, yang bisa melindungi kerajaan ini," jawab raja dengan nada yang lebih tegas. Ia mencium kening Putri Ara, yang tertawa kecil di gendongannya.

"Tapi..." Ratu Sun Hee hendak membantah, namun raja menghentikannya.

"Ini demi masa depan mereka, dan juga kerajaan. Seorang pangeran harus memiliki kecerdasan, budi pekerti, serta kemampuan untuk menjaga dirinya dan kerajaannya. Ilmu beladiri dan kanuragan sangat penting, istriku. Jika bukan mereka yang menggantikanku, siapa lagi?" Nada suara raja mulai naik, menegaskan keputusannya.

Ratu akhirnya menyerah. "Lalu, apa kau juga akan mengirim Rocky bersama mereka?"

"Tentu saja. Dia juga putraku," jawab raja tanpa ragu.

Ratu mengangguk pelan, meski hatinya masih diliputi kegundahan. "Haruskah aku memberi tahu mereka tentang rencana ini?"

Raja menggeleng. "Tidak perlu. Nanti, aku sendiri yang akan memberitahu mereka ketika waktunya tiba."

Ia meraih tangan istrinya dan memeluknya erat, mencoba menenangkan kegelisahan yang menyelimuti hati sang ratu. Mereka tahu, keputusan ini bukanlah hal yang mudah, terutama bagi seorang ibu yang harus merelakan putra-putranya pergi untuk waktu yang lama. Namun, sebagai gantinya, ratu akan merawat Putri Ara dengan sepenuh hati, seperti merawat darah dagingnya sendiri.

The King Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang