Festival olahraga Yuuei sebentar lagi akan segera dimulai. (Nama) berlatih sebelum hari event itu diadakan berlangsung. Latihannya cukup sederhana, seperti lomba lari bersama Kenzo, angkat beban menggunakan karung-karung berisi bahan makanan yang dibutuhkan di dapur, juga bertahan dari serangan bola-bola air yang dilemparkan oleh para pelayan.
Semua latihan yang dilakukan oleh (Nama) merupakan program latihan yang dirancang oleh Kenzo. Yah, (Nama) sendiri senang karena latihan yang harus dijalani olehnya tidak terlalu memberatkan.
Dua minggu kemudian, (Nama) dan seluruh murid kelas 1-A akhirnya siap untuk ikut dalam event festival olahraga Yuuei. Pada hari itu, banyak sekali para wartawan yang hadir. Para warga biasa juga hadir, membuat suasana SMA Yuuei pastilah sangat ramai.
Di ruang tunggu kelas 1-A, Iida berteriak, "Semuanya, apa kalian sudah selesai? Kita akan masuk arena sebentar lagi!"
(Nama) dikursinya tengah menangkupkan kedua tangannya. Ia berdoa, berdoa supaya festival olahraga Yuuei berjalan lancar tanpa adanya hambatan.
(Nama) melirik ke arah Todoroki. Todoroki kini sedang berada di dekat Midoriya dan dia... dia tengah menantang Midoriya secara terang-terangan! (Nama) hanya bisa menggeleng pelan atas sikap agresif Todoroki.
Padahal Todoroki terlihat dingin dan tidak tersentuh, tapi siapa sangka dia akan bersikap seperti itu? Menantang seseorang secara terang-terangan.
"Akira-san," (Nama) menoleh ketika namanya dipanggil. "Umm... ayo kita berjuang bersama-sama!"
(Nama) tersenyum, lalu mengangguk pelan. "Kau juga berjuanglah, Uraraka-san."
Setelahnya para murid kelas 1-A siap untuk masuk ke arena. Ketika mereka memasuki arena, suara teriakan para penonton menggelegar. Arena sangat riuh oleh teriakan para penonton.
(Nama) yang baru pertama kali berada di hadapan orang-orang sebanyak itu gemetar. Senyuman masih terukir di bibirnya, tapi senyumnya terlihat kaku.
Bakugou Katsuki dipanggil sebagai perwakilan karena berada di peringkat satu pada ujian masuk. Hampir semua murid kelas 1-A tentunya khawatir dengan Bakugou yang ditunjuk sebagai perwakilan murid.
Lucunya, kekhawatiran mereka itu nyatanya benar. Dengan arogan Bakugou memberikan ucapan penyambutan yang membuat murid Yuuei lainnya kesal.
"Aku akan menempati posisi puncak. Aku juga yakin kalian semua akan jadi batu pijakan yang bagus."
Sorakan terdengar yang mana berisi penghinaan bagi Bakugou. Akan tetapi, sepertinya Bakugou tidak peduli pada cacian yang mereka lontarkan. Benar-benar hebat keberaniannya itu.
Pahlawan yang menjadi wasit bagi anak kelas satu- 'Midnight' -berteriak dengan lantang, "Baiklah! Dengan begitu, kita bisa langsung masuk ke event pertama kita. Mereka menyebutnya 'babak penyisihan'!"
"Setiap tahunnya banyak murid yang menangis hingga hampir tercekik di event ini! Dan takdir telah menentukan bahwa ronde pertama tahun ini adalah ...."
Layar besar menunjukkan sebuah kalimat yang bertuliskan "Balapan Rintangan".
Midnight kembali menjelaskan, "Ini adalah lomba lari antara seluruh kelas. Jalurnya kurang lebih 4 kilometer mengitari studion ini!" (Nama) tercengang. Itu jarak yang jauh dan pastinya melelahkan. "Kita selalu menjunjung tinggi kebebasan di sekolah bukan? Yah, ini pun termasuk kebebasan. Kalian bebas melakukan apapun selama itu masih di dalam jalur!"
Bebas melakukan apapun? Bukankah itu artinya mereka bebas menggunakan Quirk? Baiklah, segi positifnya Quirk (Nama) pasti berguna.
"Jadi... mari bersiap!"
Seluruh peserta yang terdiri dari murid kelas satu SMA Yuuei mulai mengambil ancang-ancang. (Nama) pun juga sama, bersiap untuk lari melewati gerbang yang sepertinya terlalu sempit untuk dilewati semua orang secara sekaligus.
Kerah seragam bagian belakang (Nama) tiba-tiba ditarik. (Nama) menoleh ke arah samping dan mendapati bahwa sosok Todoroki lah yang menarik kerah seragamnya.
"Eh... Todoroki-"
Kata-kata (Nama) terpotong dikarenakan kerah bajunya ditarik oleh Todoroki dengan kecepatan tinggi. Tubuhnya pun ikut tertarik dan mereka berdua berhasil melewati gerbang mendahului murid-murid lainnya.
"He-hentikan!" (Nama) tercekik, sial.
Pandangan (Nama) menatap ke jalur yang telah dilewati oleh Todoroki. Jalanan yang dilewati oleh Todoroki berubah menjadi es, pastilah licin jika seseorang berdiri di atasnya.
(Nama) bergumam lirih, "Todoroki-san..." Sayangnya Todoroki tetap acuh. (Nama) menarik napas dalam-dalam, lalu berteriak sekencang yang ia bisa, "LEPASKAN AKU!!!"
Todoroki akhirnya melirik (Nama). Namun, kata-kata yang dia ucapkan tidak membuat (Nama) bahagia, "Katakan dulu di mana '(Nama)'-san. Aku tidak akan pernah berhenti untuk bertanya kepadamu sampai kau menjawab yang sebenarnya."
(Nama) dalam batin menghela napas gusar. Ia sedikit tersentuh dengan betapa Todoroki sangat ingin bertemu dengannya kembali. Namun, hei! Mereka sudah tidak punya hubungan lagi, benar?
(Nama) bertanya-tanya mengapa Todoroki masih mencari-cari sosoknya. Padahal harusnya Todoroki tahu bahwa dirinya yang dahulu telah tiada. Namun, mengapa Todoroki masih tetap mencari? Ini membuat (Nama) sakit kepala sekaligus merasa bersalah.
Meski (Nama) merasa bersalah terhadap Todoroki Shouto, dia tetap tidak berani untuk menyapa Todoroki lagi dengan sosok aslinya. (Nama) masih takut untuk mengungkapkan identitasnya.
(Nama) membatin, "Suatu hari nanti... akankah identitasku ini benar-benar terbongkar, ya?"
[Stay With Me]
3-6-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (Todoroki x Reader)
FanfictionSequel cerita : [Don't Leave Me] (I) [I am Sorry] (II) Disclaimer : Kohei Horikoshi. ====== Festival olahraga Yuuei telah dimulai! Todoroki sudah mulai ragu dengan identitas (Nama) dan (Nama) sungguh sangat khawatir identitasnya akan segera terung...