~ Ada saatnya kita hanya diam selayaknya penikmat. Ada saatnya kita perlu beraksi selayaknya pemeran. Ada saatnya kita bisa merasakan keduanya dalam satu waktu. Ada saatnya kita mendapat masing-masing peran tersebut.
Nikmatilah dengan sebaik mungkin. Barangkali kita tidak bisa merasakan keduanya sama sekali di kemudian hari ~* * *
Sepasang kelopak mata lentik yang terpejam erat dan damai perlahan terbuka lebar hingga sempurna menampilkan manik mata berwarna hitam legam dan bulat yang tersembunyi di dalamnya saat keadaan tertutup rapat. Wajah cantik khas putri tidurnya nyaris dapat dikatakan sempurna bak Dewi Yunani, jika saja tidurnya terlihat anggun.
Tidak memerdulikan hal itu lebih jauh, dia memilih merenggangkan tubuhnya sejenak, dan jangan lupakan kebiasaan yang tidak pernah dilewatkannya, yaitu berdoa sebagai bentuk rasa syukurnya kepada sang pemilik nyawa-Nya.
Kemudian, barulah dia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya guna menghilangkan kotoran-kotoran yang mungkin saja tidak sengaja meninggalkan jejaknya di sana, seperti orang 'itu' yang dengan bodohnya meninggalkan bekas di sembarangan tempat.
Namun, sebelum itu dia membuka tirai penutup kamarnya yang telah berani mencoba menghalanginya untuk melihat kecantikan dunia, tetapi penuh sandiwara kala sang surya mulai menyapa.
SELAMAT TINGGAL DUNIA TIPU-TIPU
* * *
"Morning, Mimi!"
Perempuan yang dipanggil 'Mimi' itu lantas tersenyum hangat menyambut sapaan riang khas dari bibir kecil si pemilik suara.
"Morning, gadis kecil," balas perempuan itu sambil mendudukkan diri, bersebelahan di meja makan bundar yang tengah sibuk meneguk minuman kesukaannya. "Sorry, belepotan, Sweety."
Dengan sigap, gadis kecil itu langsung menggantikan tangan halus perempuan itu dengan tisu yang dia ambil untuk menyeka mulut yang terdapat noda susu.
"Tencyu," ucapnya yang masih cadel dengan menyengir hingga terpampanglah sederetan gigi rapi seputih susu.
Pintar seperti mamanya!
Perempuan itu pun mengacak pelan surai pirangnya dengan gemas. "Good, Girl. You're welcome."
Selanjutnya, hanya terdengar dentingan alat makan yang saling beradu. Ya, perempuan tersebut telah lama menerapkan peraturan di meja makan dengan sistem 'selesaikan makanannya, baru boleh berbicara', sejak peristiwa si gadis kecil tiba-tiba tersedak sepotong buah salad saat sedang hebohnya bercerita memiliki kawan baru di sekitar perumahannya yang akhirnya berakibat mengunjungi rumah sakit sekitar dua tahun yang lalu.
Lamunan perempuan itu seketika buyar saat mendengar lontaran pertanyaan dari si kecil yang menatapnya sendu dengan bibir mengkerut ke depan.
"Mimi? Mimi cekolah, ya? Apa Lienna ditinggal cendili lagi di lumah?" celutuk si gadis kecil--Rienna. Matanya sesekali melirik ke arah baju yang dipakai perempuan itu dan sebuah koper abu-abu yang sering digunakannya.
Perempuan yang ternyata gadis remaja dengan seragam sekolah olahraga itu mau tak mau mengangguk sembari memberinya pengertian yang mudah dimengerti anak seusianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind The Scenes
Teen FictionAnonim. Siapakah sang anonim? Dia, mereka atau bisa jadi dirimu sendiri? Sejatinya anonim itu misteri. Maka, sang anonim adalah sosok bertipikal misterius. Semua orang bisa menjadi anonim dengan mempunyai sebuah panggilan yang tersematkan untuknya...