cook.

248 33 4
                                    

waktu itu, jisoo dan seokmin masih kuliah. dua-duanya sedang tidak ada kelas dan ya itu juga hari sabtu. keduanya malas untuk pergi kencan berdua, jadi seokmin mencari ide tentang apa yang akan mereka berdua lakukan.

waktu itu pula rumah yang mereka tempati sedang sepi. housemate mereka sedang pergi untuk urusan masing-masing dan hanya ada mereka berdua di rumah. dan karna mingyu, salah satu housemate mereka juga pergi dan tidak sempat memasak, sepasang kekasih ini terdampar sedikit mengenaskan diatas sofa.

“harusnya tadi kita kencan aja, seok. sekalian makan diluar.” omel jisoo pada seokmin yang membuat pria itu memutar bola matanya. “orang kamu yang bilang males. kan aku udah ajak berkali-kali, malah aku yang dimarahin.” balas seokmin tak terima.

jisoo terlihat diam dan berpikir. ia beranjak dari sofa, meninggal seokmin yang masih berbaring disana sambil bermain ponsel. “pesen online aja deh, soo.” usul seokmin pada jisoo. netranya beralih dari ponsel ke jisoo yang sedang berjalan menuju dapur rumah itu.

ia berbalik dan menggelengkan kepalanya, lalu kembali berjalan menuju kulkas. ia mengecek isi kulkas dan seluruh isi rak di dapur.

“seokmin, ayo kita masak.”

satu pernyataan dari jisoo membuat seokmin bangkit dari tidurnya dan mendekati sang kekasih. “tumben? emang ada bahannya?” tanyanya, sembari duduk di kursi meja makan.

jisoo menjawab dengan anggukan. “ada bahan makanan. mumpung kita sama-sama bisa masak kan?”

seokmin lumayan menyukai ide jisoo itu jadi ia mengangguk. jisoo mengambil apron milik mingyu dan memakaikannya pada seokmin. yang lebih muda mengernyit, “terus kamu pake apron siapa?” tanyanya.

“ya ngga pake. aku juga ga seceroboh kamu yang suka ngelap ke baju, jorok.”

seokmin hanya terkekeh mendengarnya.

mereka berniat membuat banyak makanan untuk santap siang mereka. jisoo mengambil tahu dan tempe dari kulkas, lalu mengoperkannya pada seokmin. “dengerin aku. ini cuci dulu ya, seokmin. terus potong-potong tempenya. tahunya kalau udah di cuci kasih aku.”

seokmin mengangguk paham, dan bergerak sesuai intruksi jisoo. sedangkan si manis mengambil beberapa mangkuk dan garam juga tepung. lalu, ia membuka kulkas dan mengambil nugget untuk di biarkan lebih dahulu. tak lupa beberapa buah telur dikeluarkannya.

setelah selesai dengan tugasnya mencucinya, seokmin mengambil mangkuk yang dikeluarkan jisoo dan meletakkan tahu nya disana. “nih, babe.” katanya sambil mengulurkan tangan dan langsung di ambil jisoo. seokmin kembali melanjutkan pekerjaannya memotong tempe.

“seokmiiin. itu nanti tempenya potong kaya biasa aja terus masukin ke tepung ini ya langsung kamu goreng.” perintah jisoo sambil menyodorkan mangkuk berisi tepung yang sudah dicairkan pada seokmin.

seokmin sendiri hanya geleng-geleng kepala sambil tertawa. pacarnya bawel sekali, pikirnya. jisoo sendiri menghancurkan tahu dengan garpu, menaburi tepung pada tahu. tak lupa menambahkan garam dan telur lalu mengaduknya sampai rata.

sedangkan seokmin sedang menggoreng tempe. sesekali menoleh berbalik dan mengecupi pipi jisoo yang sedang membentuk bulat adonan tahu miliknya.

“seokmin tempenya liatin ih nanti gosong!!” pekik jisoo kesal. mukanya merah padam. sejujurnya ia malu terus diciumi dan diperhatikan seokmin. padahal seokmin sendiri dengan senang hati memperhatikan dan memberi afeksi pada jisoo.

setelah adonan tahunya siap dan tempe matang, jisoo meminta seokmin menggoreng tahu itu. seokmin mengernyit bingung. “terus, kalo aku goreng ini, kamu ngapain?”

jisoo menunjuk nugget diatas meja. “itu belum aku apa apain.” katanya. seokmin menggelengkan kepalanya. “simpen aja, gausah.” dan dengan segera jisoo menyimpannya kembali di dalam kulkas. sejujurnya dia sudah agak malas melanjutkan. ia berpindah menuju westafel dan mencuci mangkuk juga piring kotor, lalu menyiapkan piring dan nasi untuk santap siang mereka.

seokmin sendiri sudah siap dengan tahu terakhirnya dan meletakkan sepiring tahu itu diatas meja makan. keduanya mencuci tangan, dan jisoo membantu seokmin melepas apronnya. kini mereka telah duduk manis di kursi dan siap menyantap makan siang mereka.

“lain kali masak bareng lagi. kamu lucu kalo lagi serius kaya tadi, soo.”

sweetest thing. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang