Panti

5.5K 692 67
                                    

"Bagaimana ? Kau mendapatkannya ?"

"Ya tuan. Aku mendapatkan sepasang mata yang indah sesuai keinginan tuan"

"Mana. Biar ku lihat"

Lelaki bernama Hendery itu menyerahkan sebuah koper berisi sepasang mata berwarna biru cerah.

Jeno melihat benda itu dengan tajam. Kening nya berkerut menampakkan ketidaksukaan.

"Kurasa mata renjun yang sekarang jauh lebih indah" gumam jeno dan meletakkan kembali kotak itu "Carikan mata yang mirip dengan renjun sekarang juga. Ku beri waktu kalian 1 hari, besok harus sudah ada. Jika kalian tidak mendapatkannya, mata kalian akan kucongkel satu-satu" ucap jeno melangkah pergi meninggalkan anak buahnya menunduk ketakutan. Karna mereka tau, tuannya tidak pernah main-main akan ancamannya.

Jeno melangkah santai menaiki tangga mansionnya. Tujuannya sekarang adalah menemui renjun. Setelah pintu terbuka, pemandangan pertama yang dia dapat adalah renjun yang sedang melamun di balkon kamarnya. Segera dia menghampiri sang kekasih dan memeluknya.

Renjun terkejut, hampir saja dia berteriak.

"T-tuan"

"Jeno. Panggil aku dengan namaku" ucap jeno seduktif membuat renjun merinding sebab, jeno berbicara tepat di telinganya.

"B-baik, jeno"

Hening sejenak sebelum jeno mengangkat suaranya

"Mau keluar denganku? " tanya jeno

"Kemana ?"

Jeno tersenyum manis, yang sayangnya renjun tidak bisa melihatnya. Karna, jujur. Jeno jarang sekali bersikap ataupun tersenyum manis seperti saat ini.

"Rahasia. Tapi aku pastikan kau akan senang" ucap jeno

Dia melepaskan pelukannya dan menuntun renjun masuk ke kamar.

"Kau duduk disini. Aku akan menyiapkan bajumu" ucap jeno saat dia beranjak namun tangan mungil renjun menahannya.

"T-tidak perlu tu- eh maksudku jeno. Aku akan mengambilnya sendiri" ucap renjun

Jeno tersenyum melihat renjun yang sedang gugup. Lucu sekali.

"Tidak perlu. Kau duduk saja disini" ucap jeno sebelum renjun menolaknya lagi, jeno melesat mencari baju untuk renjun di lemari. Karna, kemarin dia sudah membelikan banyak sekali baju untuk renjun, dibantu dengan bantuan yeri.

Setelah mendapatkan baju yang cocok jeno kembali dan menyuruh renjun mengganti pakaiannya.

"Aku akan ke kamar man-"

"Disini saja"

Renjun mematung. Dia tidak salah dengarkan ?

"T-tapi-"

"Aku tidak akan melihat. Jadi cepatlah"

Bohong. Jeno mana mau melewati hal seperti ini, itu hanya akal-akalan jeno agar renjun mau mengganti baju didepannya.

Renjun awalnya ragu, namun dia berusaha untuk percaya pada laki-laki itu. Dan mulai membuka bajunya.

Di sofa sana, jeno menatap tubuh renjun dengan tatapan lapar. Tubuh renjun sangat indah, putih mulus, walaupun ada bekas luka jaitan di lengannya bekas kecelakaan.

"Sudah tuan"

Jeno menghampiri renjun dan menarik tengkuk nya mencium bibir plum itu rakus. Renjun terkejut bukan main, dia mencengkram bisep jeno untuk menyeimbangkan tubuhnya.

ATTENTION {NOREN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang