ANNYEONG, INI CERITA PERTAMA AUTHOR SEMOGA KALIAN SUKA YA KALAU ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN MOHON DI MAAFKAN DIKARENAKAN AUTHOR JUGA MASIH BELAJAR.
#Voteduluayo.
SELAMAT MENGHALU🤸🤸🤸
Caww
🏊🏊🏊"Bangun..."
"Heh, bangun gak lo!"
Byur.
Refleks Cia terbangun dari tidurnya dengan nafas tersengah-sengah dan terbatuk, akibat air yang masuk kedalam hidungnya.
"Apa, cepet bangun! bikinin sarapan!" ucap Risa kakak kedua dari Cia.
"Kak bisa kan bangunin Cia dengan cara yang baik?"
"Cih gue udah bangunin lo dengan cara baik ya, tapi lo sendiri gak bangun-bangun pembunuh!"
"CIA BUKAN PEMBUNUH!" ucapnya sambil menangis.
"LO BERANI SAMA GUE!"
Plak.
Satu tamparan mendarat di pipi Cia menimbulkan ada bercak merah di ujung bibirnya.
"Ada apa ini pagi-pagi berisik sekali!" ucap sang ayah yang tiba-tiba memasuki kamarnya.
"Ini pah, dia di banguninnya susah,"
"CEPAT KAMU BANGUN! BIKININ SARAPAN!" setelah itu David pergi di susul oleh Risa yang menatap Cia dengan menunjukkan smirknya.
Cia segera merapihkan tempat tidurnya dan pergi ke arah dapur untuk menyiapkan makanan untuk keluarganya yang sangat kejam itu.
Perlu kalian ketahui Rumah ini tidak ada pembantu, dulu sempat ada tapi di pecat oleh Risa entah emang sengaja mau mempekerjakan Cia, bahkan dia sudah tidak di kamarnya melainkan kamar yang sudah di siapkan untuk pembantu.
Rasanya ingin sekali kembali seperti dulu dimana Papa, dan kedua Kakaknya itu selalu perhatian terhadap Cia tapi setelah kejadian itu tidak ada lagi perhatian yang Cia dapatkan. Entah dorongan dari mana Cia mampu menahan rasa sakit, bahkan semangat untuk hidup, dia bersyukur selalu kuat.
Cia sudah menyiapkan makanan di tempat meja, tidak lama kemudian Papa dan kedua Kakaknya telah duduk dan mengambil untuk sarapan.
"Siapa yang nyuruh lo duduk di sini?" ucap Riko Kakak pertamanya.
"Kan aku juga mau makan bang" jawab Cia dengan lirih.
"Makan di dapur sana, makan nasi bekas kemarin aja. Jangan ambil yang ini." sahut Risa.
"Pah..."
"Sudah kamu sana ke dapur, ganggu aja!"
Cia melangkah kan kaki nya ke dapur, lalu mengambil Nasi sisa kemarin yang sudah sedikit menggumpal dan mengeras tapi masih bisa di makan olehnya.
Kalian pernah makan sambil menahan tangis? Coba deh rasakan sensasinya, begitupun sekarang Cia sudah menahan tapi buliran air matanya turun begitu saja.
"Hiks... Apa salah cia? segitunya kalian benci cia? dimana hikss.. hati nurani kalian hiks..." ucapnya sambil memasukan nasi kedalam mulutnya.
"Cia gak bunuh mama hiks... Mama kepeleset, bukan salah cia hiks..."
"Mama... Kenapa hidup cia seperti ini hiks..."
Tiba-tiba suara motor berbunyi di luar sana, Cia buru-buru mengusap air matanya dia berdiri lalu mengintip ke arah jendela seketika senyumnya mengembang melihat sosok laki-laki berseragam SMA di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sad?
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA. Hidup ini sungguh kejam, aku ingin hidup seperti remaja yang lain penuh kasih sayang oleh keluarga maupun yang lainnya, sedangkan aku hanya mendapatkan kekerasan setiap membuat kesalahan. Alycia Shafira gadis yang memiliki...