Weapons

70 9 4
                                    

"Nih" kata haechan sambil mengulurkan alat komunikasi

"Thanks bro" jawab orang tersebut sambil memasang alat komunikasi tersebut di telinganya

Lalu orang tersebut pun segera menyalakan alat komunikasi tersebut

"Ada yang butuh backup?"

"Woah reolly? hyung beneran dateng" kata Jisung

"Gua udah tau lo bakal dateng Lin" jawab Jaemin

"Iya kawan, ada yang butuh ga backup?" tanya Guanlin

Flashback on

"Alasan lo basi" kata Guanlin dengan menekankan kata 'basi'

"Lo masih dendam sama gua gara gara itu?" tanya Umji

"Pikir aja deh sendiri" jawab Guanlin dengan judes

"Yaudah gini aja deh, maafin gua tetep milih Jaemoon, sekarang gua pergi dulu" kata Umji sambil berbalik

Setelah Umji meninggalkan tempat itu pun Guanlin tampak berpikir di kursinya

"Apa selama ini gua salah? masa cuman gara gara olimpiade doang gue sampe hampir ngelukain orang ga bersalah?" batinnya

Setelah berpikir cukup lama Guanlin pun segera bangun dan meninggalkan ruangan itu

"Keputusan gua udah bulet. Gua bakalan bantuin kalian kluar dari masalah yang gua bikin, tapi gue bakal tetep berada disisi mreka buat mantau apa yang bakal mereka lakuin ke kalian selanjutnya" batin Guanlin

Flashback off

"Btw keputusan yang bagus lin" kata Yeri melalui alat komunikasi yang terpasang di telinganya

"Woy jangan malah ngobrol, gue sama Jeno butuh backup nih lantai 10" kata Renjun

"Gua sama Yeri lagi bantuin duo maknae" kata Jaemin

"Gua sama Haechan otw, kita di lantai 6" balas Guanlin

"Ok cepetan ye"

"Ayo Chan keatas" kata Guanlin ke Haechan

Renjun and Jeno's pov

"Gerak cepat gitu loh njun" kata Jeno

"Capek woy lagian ni anak tangga ngapa banyak banget dah" jawab Renjun ngos ngosan

"Btw lo tau dari mana Mark di sekap di lantai 10?" tanya Jeno

"Feeling aja"

Setelah melewati banyak anak tangga Renjun dan Jeno pun sampai di tempat penyekapan Mark. Kedua orang tersebut pun segera mengangkat senjatanya dan berjalan perlahan mengitari seluruh ruangan di lantai 10.

Saat sedang berkeliling mereka berhenti di sebuah ruangan yang pintunya dipenuhi oleh beberapa bercak darah, disana terdapat jendela, Renjun pun segera mengintip kedalam melewati jendela tersebut. Ketika mengintip, salah satu penjaga disitu menyadarinya dan segera berlari ke arah pintu.

Melihat itu, Renjun dan Jeno pun segera berlari untuk bersembunyi, setelah dilihatnya suatu ruangan yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka sekarang, segera memasuki ruangan tersebut.

"Jen sini, aman" kata Renjun sambil mengayunkan tangan layaknya memanggil orang

Jeno pun segera mengghampiri Renjun dan bersembunyi di ruangan itu.

"Huft aman" lega Jeno

"Je-jeno"

"Nape njun?" tanya Jeno sambil memalingkan wajahnya ke arah Renjun

Hate but Love (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang