00🦋

7.1K 635 37
                                    

Gemuruh samar-samar terdengar disusul dengan kilatan petir yang sesekali menyambar, hujan yang sudah mengguyur kota Seoul sejak sore tadi semakin deras menjelang malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemuruh samar-samar terdengar disusul dengan kilatan petir yang sesekali menyambar, hujan yang sudah mengguyur kota Seoul sejak sore tadi semakin deras menjelang malam hari. Hujan semakin deras lengkap dengan angin yang bertiup kencang, menambah kesan horor di koridor rumah sakit yang tampak sepi itu, karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam

Tidak ada satupun perawat atau dokter yang berjalan melewati koridor itu. Kim Jennie, gadis yang berjalan sendirian di sepinya koridor rumah sakit merasa merinding karena ia tidak berpapasan dengan satu orangpun

Jika dipikir-pikir, mungkin semua pasien di sini sudah tertidur. Lampu koridor yang semuanya tidak menyala membuat Jennie seolah-olah sedang berjalan di koridor rumah sakit terbengkalai. Jennie sangat membenci kegelapan! Bahkan ia tidak mematikan lampu kamarnya ketika tidur, membuat teman-temannya yang mengetahui itu mendecak tak percaya

"Aku terkejut!" Tubuh dengan tinggi 164cm itu sedikit melompat saat indera pendengarannya menangkap sebuah suara dari belakang. Kepalanya dengan spontan menoleh ke belakang, mencoba mencari tau asal suara yang berhasil membuat dirinya terkejut

"Ah, maaf nona karena membuatmu terkejut." Jennie mengerjapkan matanya "Tidak apa-apa." Kata Jennie

Secara spontan Jennie berjongkok, meraih gunting yang jatuh tepat di depan kakinya dan menyerahkannya kepada perawat yang sudah membuatnya terkejut. Setelah mengucapkan kalimat terimakasih, perawat dengan masker yang menutupi setengah wajahnya itu pamit dan berbelok ke arah lorong yang mengarah ke ruangan penyimpanan

"Ah sial, perutku sakit karena terkejut!" Jennie mendesis pelan sambil memegangi perutnya "Sepertinya aku harus membeli obat pereda sakit perut."

Siapa saja yang melihat cara jalan Jennie akan merasa iba-langkah yang tidak bersemangat, wajah pucat, dan tangan yang memegangi perutnya- membuat siapa saja iba akan keadaan gadis Kim itu. Jennie mempercepat langkahnya karena sudah tidak kuat menahan sakit di bagian perutnya. Ini semua karena ia yang terlalu tegang sampai-sampai terkejut karena hal-hal kecil seperti tadi!

Mulut Jennie tidak berhenti bergumam menyumpahi dirinya sendiri "Jennie-ya pabo!"

Setelah melihat palang bertuliskan Apotek, Jennie menghela nafasnya dan melangkah masuk ke dalam ruangan khusus apotek. Beberapa apotek di rumah sakit yang menjadi tempat dirawatnya adik laki-lakinya itu sudah tutup, hanya satu apotek saja yang masih buka, dan itu sudah membuat Jennie merasa bersyukur

"Selamat datang non- Oh, kau tidak apa-apa nona?" Wanita dengan pakaian santai itu seketika terkejut saat melihat keadaan Jennie

Sudah kubilang kan, siapapun yang melihat keadaan Jennie akan merasa iba. Dan itu terbukti dengan penjaga apotek yang menjadi tempat Jennie membeli obat. Rasanya Jennie ingin mengutuk perawat itu karena sudah membuat dirinya terkejut dan berakhir seperti ini, sangat mengenaskan

Incident | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang