"Liooo, lihat ini"
Eca menunjukkan apa yang di temukan, bertapa kagetnya Ransilio melihat yang berada di dekapan Eca, sampai hampir jatuh dari motor gedenya"Astaghfirullah, baby" kaget Ransilio dengan cepat-cepat turun dari mogenya.
Dengan perlahan Lio menuntu Eca duduk di kursi depan restoran. Ia melihat baby yang ditemukan Eca dengan seksama.
"Lio baby-nya cumill, Eca gemes. Eca bawa pulang aja ya, kasihan disini baby-nya di gigit semut nih" wajahnya gemas dan sedikit sedih melihat bintik-bintik merah akibat semut hitam yang nakal.
Lio tetap menatap manik mata dan perlakuan adik tirinya itu. Ia tidak yakin jika baby yang di temukan itu akan selamat saat di bawa Eca. Bukan tak yakin dengan Eca, tapi Lio khawatir kalau Eca akan mendapatkan kekerasan lebih oleh ibunya.
Lio menggeleng "nggak boleh, kita bawa pulang kerumah gue aja, sekarang kita pulang"
Kata Lio dan menyuruh Eca berdiri."Tapi kita kan harus Sekolah Lio" kata Eca menatap mata Lio. Dengan santai Lio menarik Eca dan membantu menaiki motor gedenya.
"Gapapa, untuk hari ini absen. Gue udah chat anak-anak kalau gue absen"
Eca hanya mengangguk. Saat di perjalanan kuda besi Lio berjalan dengan santai. Sesekali Eca hampir terjengkang karena ulah polisi tidur.
"Lo udah bilang ke teman Lo kalau ijin ga masuk?" Tanya Ransilio dengan santai.
Sejenak Rebeca terdiam menunduk dan melamun, ia bingung harus memberi tau siapa dan lewat mana?. Handphone pun tak ada, jika ada ia juga harus menelfon siapa, kan dia di benci satu kelas.
Lio melirik Eca yang sedang menunduk, ia mengerti kalau adek tirinya itu bingung.
"Kenapa?" Lio membuyarkan lamunan Eca,
"Eh enggak, besok aja Eca ijinya hehehe" jawab Eca menutupi kebingungannya.
"Kenapa nggak sekarang, kalau bisa sekarang kenapa harus besok?" Tanya Ransilio memancing Eca agar bis menjawab jujur.
"Ehemm, gimana ya jelasinnya..."
"Kenapa?"
"Eca nggak punya ponsel" jawabnya dengan lugu.
"Ohh tenang nanti gue chat temen Lo, ijinin Lo"
Eca mengangguk dan tersenyum. Tak terasa mereka sudah berada di depan rumah Ransilio. Eca menatap rumahnya takjub. Besar , indah dan berwarna putih, warna kesukaannya.
"Turun" perintah Ransilio.
Dengan hati-hati Eca turun agar tidak membangunkan baby yang sedang tidur.
"Ayok masuk"
Eca hanya menurut dan mengekori Lio yang berjalan di depannya.
"Assalamualaikum, Lio pulang" teriaknya menggema sampai keluar lah wanita cantik dengan tudung berwarna pink di kepalanya.
"Waalaikumsalam, gabisa kalau ga teriak-teriak" jawab aish dengan sedikit kesal.
"Hehehe maaf"
Oek hiks oek hiks
Baby terbangun karena mendengar Lio yang berteriak. Aish yang mendengar pun kaget dan mengedarkan matanya agar menemukan sumber suara yang di dengar nya.
"Hushhushhusshh, anak mami ga boleh nangis" Eca menimang baby-nya agar tidak menangis lagi.
Aish kaget. Dan menatap anak satu-satunya dengan wajah horor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlawan Arah
Ficción GeneralDilihat saja dan bibaca ..saya masih bingung, karena cerita ini dadakan😁😄