Kamu..
Supernova pilihan angkasa. Indah namun tak tergapai. Supernova dambaan sang cinta. Entah aku harus berterimakasih karena kehadiranmu atau malah mengoceh karena sikapmu. Biar kan kupu-kupu mengepakkan sayapnya lalu biar kan hatiku merenunginya.Mendambakanmu membuat lubuk hatiku selalu bertengkar dengan isi otakku. Tak apa aku selalu kuat menutupi semua seakan baik-baik saja. Senyum selalu ku sunggingkan di depan semua kawan. Kurang apa sebenarnya aku untukmu. Dunia di dalam nadiku sedang tidak baik-baik saja, namun dunia luar tubuhku mengharuskanku untuk selalu terlihat baik.
Aku ingin sekali membersamai kamu. Seseorang yang tanpa dosa selalu hadir dalam mimpiku. Cukup sempurna tapi tidak selalu bermakna. Aku ingin hidup layaknya juliet yang selalu berbahagia dengan cinta.
"Bukan hidup namanya jika kau akan terus berlarut-larut oleh seseorang yang tidak mengharapkanmu"
"Hidupmu akan selalu bermetafora, tapi tidak dengan hatimu"
Apa aku boleh buat? Banyak seseorang yang datang masuk ke dalam hidupku untuk membahagiakanku. Mau tak mau aku harus bangkit dari fase terhebat hidupku. Aku hanya tak mau terus berlarut-larut dalam tepisan egoku sendiri.
Aku berjanji pada diriku sendiri, berjanji pada hatiku sendiri. Bahwa aku harus mencari jati diri. Harus mencari sebanyak-banyaknya kebaikan agar pengaruh burukmu tak lagi memenuhi otakku.
Bolehkah aku? Bolehkah aku melangkah kembali meninggalkan semua jejakmu? Menghapus semua kenangan tentangmu? Menepikan semua bayanganmu? Berat seperti memikul berton-ton batu. Ah batu, seperti hatimu yang terlalu keras.
"Hatimu boleh membeku, tapi jangan sampai otakmu ikut mengeras"
Aku berjanji untuk melangkah lagi.
Aku akan membuktikan kepada dirimu.
Bahwa hidupku bukan untuk permainan monopolimu.
Aku maju tepat di hadapanmu.
Aku tak selemah itu untuk kau permainkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAK HATI
PuisiLantas masih pantaskah aku berharap akan rindu yang tak bertitik?