Kamu...
Titik sendu yang kejam bagi hidupku. Jangan pernah bertanya mengapa. Harusnya saat ini aku bisa melupakan manusia sekejam kamu. Yang meninggalkanku di daratan saat kau menaungi lautan. Aku dan kamu, sudah asing untuk menjadi kita. Aku sudah ingin berhenti berharap atas dirimu. Kamu yang menyedihkan karena hidupmu yang menyakiti banyak manusia.Hadiah ulang tahun pemberianku tak kau acuhkan. Aku tau status kita sudah lenyap, tapi apa pantas kamu menyepelekan sebuah pemberian? Hatiku rapuh. Hancur. Makin sendu. Tapi aku harus berbuat apa? Egoku akan kalah dengan egomu. Aku meratapinya di samping tangisan sedihku. Andai dunia ini lebih adil, aku ingin karma segera menghampirimu sampai kau harus berlutut di hadapanmu. Harapanku roboh. Pandanganku kosong. Kamu tidak akan pantas untuk menjadi raja. Namun aku selalu menganggapmu raja di hidupku.
"Seorang raja dan ratu pasti bijaksana atas orang lain., namun jika seorang itu tidak lagi dermawan dan bertanggung jawab jangan pernah jadikan dia raja. Karena pasti akan menimbulkan kekacauan buruk di hidupmu"
"Raja di hatimu harusnya bijaksana terhadapmu"
"Raja tidak akan membiarkan ratunya tersiksa karena ulahnya"Sampai saatnya aku sadar bahwa aku tidak bisa terus terpuruk di bawah kebahagiaanmu. Aku menderita dan kamu terus tertawa, apa dunia terlihat adil? Aku harus memutuskan untuk merubah keadilan dunia. Aku tidak mau menjadi manusia bodoh untuk mati depresi hanya karena manusia seperti dirimu.
Aku mau membuka gerbang istana hatiku. Membiarkan orang yang sungguh mencintaiku masuk kedalamnya. Melelehkan kerasnya dinding es yang aku bangun. Aku mulai menikmati waktu tanpa kabar darimu. Waktu yang aku lakukan dengan nuansa positif bukan lagi dengan memikirkanmu.
Cukup. Aku lelah merindukanmu. Aku lelah berharap tentangmu. Akupun lelah terus memikirkanmu.Aku tanyakan pada hatimu..
Apa kau cukup hebat untuk diriku? Apa kau cukup baik untuk aku cintai? Apa kau cukup tampan untuk aku pikirkan? Siapa kau? Aku hancur karenamu itu adalah hal terbodoh yang kamu sepelekan.Rintik rindu tak lagi sama. Tatapan kita sudah berbeda arah. Hati kita selalu bertolak belakang. Langkah kita pun bukan sejalan. Lantas masihkah ada harapan untuk bersama? Jangan membodohi hatimu sendiri jika kamu sudah cukup hancur
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAK HATI
PoésieLantas masih pantaskah aku berharap akan rindu yang tak bertitik?