🐰 Jamais Vu •jjk²

282 47 6
                                    

PROTAGONIST - Jamais Vu
Genre : Angst, romance
Rated : Mature
Code : jjk

Jeon memutuskan untuk mengundur waktu pernikahannya dengan Bitna satu minggu ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon memutuskan untuk mengundur waktu pernikahannya dengan Bitna satu minggu ke depan. Yah, meskipun waktu satu minggu agaknya masih belum cukup untuknya membuat ingatan Bitna pulih kembali. Namun, itu dilakukan karena selama beberapa minggu ke depan Bitna masih mendapatkan perawatan dari dokter yang datang ke rumah gadis itu.

Seperti saat ini, Jeon yang selalu menyempatkan waktu untuk menemui Bitna usai selesai dengan pekerjaannya, pemuda itu mendapati Bitna tengah berbicara dengan dokter muda yang menangani gadis itu sejak di rumah sakit.

Lama-kelamaan, muncul perasaan lain tatkala Bitna lebih bisa tertawa lepas dengan dokter muda itu dibanding dirinya. Rasa nyeri begitu dominan tatkala mengingat kini dirinya dan gadis itu seperti orang asing.

Jeon menghela napas pelan. Ia ingin beranjak dari tempatnya berdiri sembari menunggu Bitna selesai. Namun, hal itu mendadak terjeda tatkala Dokter muda itu menoleh ke arahnya, lalu memberitahu Bitna akan kehadirannya. Membuat gadis itu ikut menoleh dan beranjak dari duduknya.

Tungkai Bitna melangkah diiringi senyum tipis usai berbincang dengan Dokter itu. Pun langkahnya terhenti di hadapan pemuda kelinci itu, “Hi!” sapanya pada Jeon.

Senyum Jeon lebih cepat merespon. Sesekali ia melipat bibirnya ke dalam tatkala mendapati sapaan Bitna lebih hangat dari biasanya. “Sudah selesai?” tanya pemuda itu perihal pengecekan yang dilakukan Bitna.

Kepala Bitna mengangguk sebab lekas mengerti apa yang Jeon tanyakan. “Kata mama, kau mau mengajakku pergi?”

“Yah, kau sudah siap?” tanya Jeon.

Lagi, Bitna mengangguk. Gadis itu sudah diberitahu oleh sang mama bahwa Jeon akan mengajaknya ke suatu tempat. Tempat yang barangkali bisa membuat Bitna mengingat eksistensi pemuda kelinci itu.

Jeon mempersilahkan Bitna untuk berjalan lebih dulu menuju mobil. Ia benar-benar senang. Kekasihnya itu nampak ramah dari biasanya. Jeon berharap dengan begitu, ingatan Bitna lekas pulih dan mereka menjalani hidup bersama seperti halnya.

“Silahkan!” Tangan Jeon membukakan pintu mobil untuk Bitna. Mematri senyum tipis dan menunggu Bitna untuk memasuki mobil lebih dulu.

Bitna tersenyum cantik, “Terima kasih.” Kemudian, gadis itu memposisikan dirinya untuk duduk di samping kursi kemudi.

Kepala Jeon mengangguk. Setelahnya, ia beralih ke sisi pintu yang lain untuk memasuki mobil.

Tatkala dirinya sudah terduduk, Jeon menyempatkan untuk menoleh ke arah Bitna. Manik kembarnya memperhatikan setiap pahatan yang tertoreh di paras gadis itu. Meski dengan wajahnya yang masih sayu, Bitna masih terlihat cantik di matanya.

PROTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang