3

3.5K 513 150
                                    

Sepulang sekolah, Jake tidak bermain basket seperti yang ia bilang kepada Sunghoon. Ia pergi untuk menemui Yoona, karena mereka akan berjalan-jalan lebih tepatnya berkencan.

Jake dan Yoona berpacaran satu Minggu yang lalu, gadis itu yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu. Ya jelas Jake terima lah, orang Yoona itu cantik. Sayang kalau di sia-siain.

Padahal Jake mempunyai pacar yang bernama Anne, mereka berpacaran sebelum Jake mengajak Sunghoon menjadi pacarnya. Lebih tepatnya memaksa.

Walaupun mempunyai pacar banyak, Jake tidak pernah ke pergok selingkuh, buktinya hubungan Jake dan Sunghoon sudah berjalan dua bulan. Tapi Anne tidak mengetahui nya.

"Hai sayang!" Jake mengusak rambut perempuan yang baru saja menghampiri nya.

"Hai juga honey, mau berangkat sekarang hm?" Kepala si gadis mengangguk cepat, Jake langsung menggandengnya menuju mobilnya yang terparkir di depan sekolah, sengaja ia keluarkan terlebih dahulu.

Tanpa sadar ada sesosok pria manis yang memperhatikan keduanya, Minhee menepuk-nepuk bahu Sunghoon.

"Dia selingkuh tuh"

"Mereka cuma saudara tau!"

Minhee menghela nafasnya, satu tangannya mengepal untuk menjitak kepala Sunghoon. Yang di jitak meringis kesakitan.

"Sakit Hee!"

"Mikir dong Hoon, kalau Jake sama Yoona saudaraan, kenapa dia bilang ke lu pake embel-embel gak bisa nganterin gara-gara ada latihan basket. Hah?!"

Sunghoon terdiam, bener juga. Kalau mereka cuma saudaraan kenapa Jake gak jujur aja sama Sunghoon kalau dia mau nganter saudaranya pulang.

"Udah lah Hee, biarin aja. Nanti juga pasti Jake akan jelasin ke aku kok" Sunghoon memamerkan senyuman manisnya, membuat Minhee lagi-lagi menghela nafasnya

Emang sialan tuh si Jake, kalau mau nyakitin temen gua jangan bikin temen gua jatuh terlalu dalam. Biar lukanya juga gak terlalu sakit.

Tangan Minhee menggenggam tangan putih mulus milik Sunghoon, ia mengeratkan genggamannya agar temannya ini tidak merasa sakit. Minhee tau Sunghoon sedang merasakan sakit, namun Sunghoon selalu menutupinya.

"Bukannya kalau mencintai emang harus siap untuk tersakiti ya? Kalau kata tiktod sih gitu"

°

°

°

Esoknya Jake mencari Sunghoon kemana-mana, tapi pemuda bermarga Park itu tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali.

"Hee, lu gak liat Sunghoon?"

Minhee mengangkat sebelah alisnya ketika melihat orang yang menanyakan Sunghoon. Gak salah dia nanyain Sunghoon?

"Ngapain lu nanyain Sunghoon, mau nyakitin temen gua lagi?"

"Maksud lu apa sih Hee?"

Minhee berdecak "Ck. Gausah pura-pura gak tau deh." Minhee pergi begitu saja meninggalkan Jake yang sedang di landa kekhawatiran yang sangat besar.

Apa Sunghoon gak mau ketemu sama dia gara-gara Minhee kasih tau semuanya ke Sunghoon? Apa jangan-jangan Sunghoon sakit gara-gara mikirin dia? Jangan sampe deh.

Mending Jake samperin aja kerumahnya.

Tapi sayang seribu sayang, Jake malah harus mengantar pacar pertamanya belanja. Niat untuk datang kerumah Sunghoon Jake urungkan, mungkin besok Jake akan menghampiri nya.

"Makasih udah mau nemenin aku sekarang!" Jake hanya tersenyum tipis, terkesan terpaksa karena pikirannya masih memikirkan Park Sunghoon.

Kemana Park Sunghoon? Kira-kira dia lagi apa sekarang? Apa Sunghoon udah makan? Apa Sunghoon lagi belajar sendirian? Apa Sungㅡ

"Sayang! Bagusan warna biru apa warna merah?" Jake mendecak dan menatap wanita yang sedang menunjukkan kedua baju kearahnya.

"Biru bagus"

"Tapi kayaknya bagusan merah gak si? Atau aku pilih yang peach aja?"

Jake memutar bola matanya malas "Hm, terserah"

Pacaran sama cewek emang selalu seribet ini kah? Kenapa kalau pacaran sama Sunghoon Jake gak pernah ngerasa di rempongin kayak gini.

****

Sunghoon merebahkan dirinya di atas kardus, di dalam ruangan gelap ini. Lebih tepatnya Sunghoon di kunci di gudang oleh ayahnya.

Dengan bekal buku-buku paket, Sunghoon tidak diizinkan keluar gudang sampai besok. Sudah kesekian kalinya Sunghoon menghela nafas.

Ia tidak merasa takut atau apapun, justru dengan di kurung seperti ini Sunghoon dapat rebahan sesuka hati, daripada di bebasin tapi sekalinya rebahan langsung di marahin.

"Jake gimana ya?" Gumam nya lalu terkekeh, mengingat sedari tadi Sunghoon terus memikirkan Jake

Seseorang yang belum lama ini telah sukses membuka hatinya, seseorang yang selalu memberikan perhatian lebih pada Sunghoon. Seseorang yang selalu ada untuk Sunghoon, seseorang yang Sunghoon miliki saat ini. Dia Jake Shim.

"Kangen" ucapnya dengan lirih, padahal baru tadi tidak bertemu. Tapi rasanya sudah ingin bertemu lagi

Apa ayahnya akan mengizinkan Sunghoon keluar besok? Semoga saja Sunghoon bisa keluar dari ruangan gelap ini.

Pikirannya mengingat kejadian dimana pertama kalinya Jake berbohong kepada Sunghoon, dimana Jake ternyata malah pergi dengan Yoona bukannya latihan.

Minhee bilang bahwa Jake selingkuh di belakang nya, tapi Sunghoon yakin bahwa Jake tidak akan melakukan hal seperti itu. Sekarang Sunghoon sudah mengerti apa itu selingkuh, dan Jake pasti tidak akan melakukan hal se brengsek itu.

"Jangan soudzon Hoon, Jake setia kok" senyuman manis tercetak di bibirnya

Otaknya mulai membentuk wajah Jake yang mulai memenuhi pikirannya. Wajah Jake sedang tersenyum, wajah Jake sedang tertawa, wajah Jake sedang marah, wajah Jake sedang fokus pada soal, wajah Jake dengan senyuman yang tidak dapat di artikan.

Semua ekspresi wajah Jake menari-nari di dalam pikiran Sunghoon, Sunghoon rindu. Sunghoon rindu Jake nya.

"Jadi gini rasanya jadi anak alay? Bentar-bentar kangen, bentar-bentar pengen ketemu. Ya pantes sih kangen mulu, orang Jake ganteng"

Bahkan orang-orang pun pasti akan mengakui bahwa wajah dari kekasihnya itu sangat tampan, dengan hidung mancung, tatapan mata yang tajam, bibir tebal yang dapat menggoda siapapun, dengan badan besarnya yang terlihat gagah.

"Arghh bisa gila gara-gara gak ketemu sehari aja!"




























---- TBC ----

Alay

See u 😏❤️

Lugu || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang