1. Pretty Girl

58 13 16
                                    

Ribuan kepakan sayap menyerbu sang langit tatkala sinar kuning meredup bak saksi cahaya fajar akan lenyap di telan sang surya membangkitkan cerahnya menjadi pagi. Makhluk bumi mulai keluar dari kandang nya, melakukan aktivitas masing-masing.

Seorang gadis berseragam sekolah menengah berjalan sembari menyapa orang-orang yang tengah melakukan aktivitas paginya. Rambut yang terkucir melambai-lambai di udara, tas lilac ikut pergoyang mengikuti irama langkah sepatu yang terus mengetuk di atas trotoar.

Langkahnya terhenti, ia menghirup udara sejuknya pagi. Kemudian tangan kirinya bergerak , netra nya terpusat pada sebuah benda yang melingkar berwarna putih bercorak ungu. Pukul tujuh lewat sepuluh, artinya kelas akan di mulai lima puluh menit lagi.

Bus pertama datang ia kemudian mendongak lalu naik. Duduk di ujung memang paling menyenangkan, terlebih jika jendelanya dibiarkan terbuka membiarkan angin masuk kedalam.

Park Jarim. Nama yang cantik secantik paras nya bak dewi. Ia suka tersenyum, suka menyapa, suka ungu, suka manis, suka musik dan juga ia sangat menyukai bintang. Anak kelas sebelas yang tak pernah melepas senyuman manisnya itu dikenal primadona sekolah. Selain parasnya yang cantik ia juga ramah ke semua orang, meskipun ia bukan termasuk golongan murid-murid pintar. Namun bukan berarti bodoh.

Ketika kaki kurus menuruni tangga bus, di situ saja sudah menarik perhatian. Berjalan lebih jauh lagi melewati halaman sekolah hingga koridor, mulut indah nya tak berhenti menyapa orang-orang yang ia anggap kenal dan tersenyum.

Sampai di satu tempat langkahnya terhenti, senyumnya bertambah merekah hingga deretan gigi terlihat ketika pria tampan berahang tegas berdiri tepat di depan sembari tersenyum.

"Lihatlah pacarku yang cantik ini, bagaimana bisa kamu terus tersenyum seperti itu?" Kata laki-laki itu sembari mengusap pucuk rambut Jarim, Watanabe Haruto.

"Dengan tersenyum aku akan terlihat cantik setiap harinya" Jarim mengibaskan rambutnya lalu tertawa kecil, Haruto pun tersenyum.

"Kau ini, bagaimana kalo pipi kamu keriput karena terus tersenyum?"

"Itu gak akan terjadi, aku akan tetap cantik dan kamu akan terus menyukai ku hehe"

"Dasar. Yasudah kita ke kelas, beberapa menit lagi masuk jam pelajarannya"

Jarim mengangguk lalu menautkan jari-jari lentiknya dengan jari kekar sang pacar. Mereka bertaut hingga memasuki kelas yang sama.

Haruto adalah ketua kelas yang dingin dan paling di takuti. Karena ia sangat tegas dan kasar bila ada yang membuatnya marah. Kelemahannya hanya Jarim, ia akan berbuat sangat manis pada kekasihnya. Bahkan ia tidak berteman dengan siapapun selain Jarim dan teman sebangku Haruto.

Pagi ini dikabarkan seorang siswa kelas bawah —adik kelas— diloncatkan ke kelas sebelas sains dimana kelas Jarim dan Haruto berada. Kata orang-orang murid itu sangat pintar dalam bidang sains dan matematika bahkan bermacam bahasa makanya ia di loncatkan.

Seorang guru cantik datang bersama seorang murid yang sangat manis. Bisa dipastikan itu adalah wali kelas mereka bersama si murid loncatan.

"Pagi semuanya.."

"Pagi Bu Lisa!!" Serempak semua murid di kelas itu menjawab.

"Seperti yang kalian tahu bahwa hari ini kita akan kedatangan murid baru yang diloncatkan dari kelas sepuluh sains, saya harap kalian dapat berteman baik ya dengannya" Bu Lisa seramah mungkin.

"Hallo, saya Kim Junkyu. Senang bertemu kalian!" Kata murid loncatan itu dengan suara riang nya.

"Astaga kenapa gemes banget, lebih gemas dari Mashi ini mah" sahut perempuan yang duduk di samping Jarim, Ningning.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AJUN | 𝚃𝚛𝚎𝚊𝚜𝚞𝚛𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang