Keadaan Meimei kini sudah membaik,gadis itu tengah duduk di pangkuan Mark yang bertugas menjaganya.
Bibir Meimei melengkung kebawah,dia sangat kesal melihat Ayah-nya sibuk dengan pekerjaan.Hingga mengabaikan keberadaan putri kecilnya.
"Ayah"
Tak ada sahutan sama sekali dari Mark,hal itu membuat Meimei bertambah kesal.
"Ayah"
"Hm"
Mata gadis itu berkaca-kaca,Meimei itu sangat sensitif.Dia tak bisa diabaikan,pasti akhirnya gadis itu akan menangis dalam diam.
Memilih turun dari pangkuan sang Ayah,Meimei berjalan menuju taman belakang.
Mark sendiri belum sadar,karena memang pekerjaan kali ini sangat penting.
Di taman belakang,Meimei duduk dipinggir kolam renang.Kakinya menjuntai kebawah.
Jika sendiri seperti ini,Meimei biasanya suka berbicara sendiri.Dia akan menceritakan semua hal,seakan ada yang mendengarkan hal itu.
"Hari ini Meimei kesal,Ayah lebih milih kerjaan dibandingkan Meimei.Meimei kesepian,Meimei juga pengen kaya teman yang lain.Hiks,,,,hiks,,,"
Perlahan air mata Meimei jatuh,sesekali ia mengusap.
"Bidadari Ayah kenapa?"
Meimei tersentak,ia menoleh kebelakang mendapati Ayah Jeno yang tersenyum manis padanya.
"Kok diam?kenapa sendirian disini?"Jeno mengangkat tubuh mungil itu,mendudukan dipangkuanya.
Meimei memeluk erat tubuh Jeno,wajahnya tenggelam di dada bidang itu."Ayah Mark gak sayang aku.Hiks,,,,hiks,,,kalian semua,gak sayang sama Meimei."
Sakit rasanya ketika Jeno mendengar perkataan itu,memang selama ini Meimei hidup sangat berkecukupan.Tapi tetap saja,mereka semua gagal.Memberikan kasih sayang,yang dibutuhkan Meimei.
"Maafin kita semua,maafin kami yang belum bisa memberikan kasih sayang sepenuhnya buat kamu."Tangan Jeno menangkup pipi tembem itu "Tapi satu hal yang perlu bidadari Ayah ingat,kalo kamu itu sangat berharga untuk kami."
"Tapi kenapa kalian selalu sibuk,cuman Ayah Kun sama Ayah Doyoung yang selalu ada.Kalo Meimei lagi butuh sesuatu."lirih Meimei dengan mata sembab
Lagi hati Jeno seakan tertusuk jarum kecil,dia tau apa yang dikatakan putrinya ini adalah kejujuran.Kini ia menyesal,lebih sibuk bekerja dibandingkan bermain dengan sang putri.
"Ayah janji!setelah ini kami semua pasti bisa bagi waktu untuk kamu!"kata Jeno dengan mantap
Kepala Meimei menggeleng "Aku gak butuh janji,aku butuh bukti."
Meimei meninggalkan Jeno yang terdiam,sedangkan Jeno menahan perih diulu hatinya.
Makan siang kali ini sedikit berbeda,jika biasanya hanya ada Kun dan Doyoung.Tapi sekarang,semua orang duduk dikursi mereka.
Namun mereka merasa ada yang janggal,yaitu diamnya Meimei yang biasanya cerewet.
Mata Taeyong melirik kearah Mark,menanyakan apa terjadi sesuatu.Mark hanya menggelengkan kepalanya.
Doyoung menyiapkan nasi serta lauk pauk untuk putrinya,Meimei hanya membalas dengan senyuman.
"Cantik Ayah,kenapa?"mulut Haechan sudah tak bisa di tahan,dia tak suka melihat sifat Meimei seperti ini.
"Tak apa"sahut Meimei dengan pelan,tangannya menyuap nasi dengan pelan.
Hendery yang duduk disamping putrinya jelas melihat,jika anak itu menangis tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESAYANGAN NCT OT23
FanfictionAku punya 23 Ayah,bagaimana dengan kalian? Nama aku meimei udah itu aja,disini aku cuma mau pamer sama kalian kalo aku punya 23 ayah yang sangat tampan :) Jika kalian bertanya apakah itu menyenangkan,emmm aku bingung bagaimana harus menjawabnya. ^...