9 | laki-laki yang penuh cinta

7.9K 1.4K 231
                                    

Langit Alaska,

Bagian Loversation untuk Detrian

9.

Tapi bisa apa,

Jika hati sudah terlanjur hancur,

Berkeping-keping bahkan sebelum mencoba

untuk mencintai lagi?

☾*✲⋆ ☾*✲⋆.


Trian

"Kalau pesawat ini jatuh gimana?"

Dalam sekali waktu, sebuah pertanyaan gak hanya jadi sebuah pertanyaan lagi saat kita tau kenapa seseorang mengeluarkan pertanyaan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam sekali waktu, sebuah pertanyaan gak hanya jadi sebuah pertanyaan lagi saat kita tau kenapa seseorang mengeluarkan pertanyaan itu. Semuanya jadi terlihat punya alasan, koneksi.

Pertanyaan Alaska di pertemuan pertama kita waktu itu.. Bukan sekedar pertanyaan. Hari itu dia bener-bener berharap pesawat yang kita naiki jatuh juga, sama seperti apa yang terjadi, dengan pesawat nyokapnya.

Mendadak, gue jadi sadar kalau semua yang terjadi di dunia ini.. Entah yang baik atau yang buruk, sejatinya punya alasan dibaliknya.

"Gue cuma tau apa isi buku itu.. Ceritanya tentang apa.. Apa ada sedikit jawaban kenapa pesawat itu bisa hilang dan gak pernah kembali.. Atau malah... Apa jangan-jangan nyokap gue punya indera keenam, atau kekuatan super mungkin? Sampai dia bisa memprediksi kalau pesawat ke Makassar itu akan jatuh dan hilang, sehingga dari semua kota... Dia memilih untuk ke sana bareng temen baiknya."

"Temen baiknya?" tanya gue.

"Hmm." Dia lalu terdiam, tersenyum tapi gak menunjukan kalau dia tulus dengan senyuman itu. "Temen baiknya..." Seolah masih ada kelanjutan dari kalimat itu, tapi dia memilih untuk berhenti. "I am glad she is not alone though. That must be sucks to be alone, hahahaha."

Selalu ada yang nyelekit di dada gue setiap kali mendengar seseorang tertawa saat menceritakan sesuatu yang pahit soal hidup mereka. Seolah-olah... Emang dia gak punya pilihan lain aja selain tertawa. Udah pasrah. Gak tau harus ngapain lagi selain ngajak bercanda hidup yang selalu sibuk dan gak pernah berhenti mengolok-oloknya.

"Jadi lo kuliah ambil ilmu penerbangan, masuk ke Angkasa Satu karena-"

"Gue gak se-dramatis itu," potongnya membuat gue jadi agak sedikit menyesal mengonklusikan sesuatu yang seenaknya. "Gue ke Angkasa Satu ya karena emang gue suka sama pesawat. Gak ada hubungannya sama masa lalu gue dan nyokap gue." Dia lalu melirik gue sekali lagi sambil tersenyum, "Look, I know you are such a poetic man based on what you read, tapi lo gak perlu kasih tampang kasihan gitu sama gue."

Di saat banyak orang yang pengen dikasihanin, selalu ada sedikit orang yang benci untuk dikasihanin. Mungkin gue salah satu dari sedikit orang itu sampai gue bisa mengerti apa yang dia rasakan sekarang.

Langit AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang