[Day 5] (empat yang kini menjadi) lima

204 14 5
                                    

Summary : Fang selalu memperhatikan mereka, empat sekawan yang dengan angkuhnya melabeli diri mereka sebagai pahlawan Bumi. /#nulisrandom2021 Day 5

Disclaimer : BoBoiBoy © Monsta. Tidak ada keuntungan material apapun yang diambil dari fanfiksi ini.

Warning : canon-based, minim dialog, character study (???)

Untuk #nulisrandom2021 Day 5

.

.

.

Fang selalu memperhatikan mereka.

Empat sekawan; BoBoiBoy, Gopal, Yaya, dan Ying. Mereka dikenal oleh semua murid di sekolah, bahkan mungkin para penduduk Pulau Rintis juga tidak asing dengan wajah dan nama mereka. Para pahlawan muda, yang selama liburan sekolah lalu menghabiskan waktu memberantas alien jahat yang berusaha mengambil alih Bumi. Empat anak biasa berumur sepuluh tahun, mendadak tenar dan begitu dielu-elukan hanya karena tak sengaja mendapat jam kuasa dari sebuah Power Sphera.

Padahal, apa hebatnya mereka?

Fang sudah bertemu banyak sfera kuasa. Fang tahu ada begitu banyak jenis dari mereka yang menyimpan kekuatan berbeda-beda. Bahkan di hari yang sama ketika Fang kehilangan kedua orangtuanya, ia melihat kekuatan penghancur yang setara dengan lubang hitam. Jam kuasa yang dimiliki para bocah ini sama sekali tidak ada apa-apanya. Lalu, kenapa mereka bersikap seolah mereka adalah pahlawan penyelamat semesta?

Fang pernah berpapasan dengan Yaya sepulang sekolah. Gadis itu menggunakan kekuatan pengendali gravitasinya untuk menurunkan anak kucing yang terperangkap di atas pohon. Yaya menyapa Fang dengan memeluk anak kucing yang baru diselamatkannya, tapi Fang langsung melengos pergi.

Di lain waktu, Fang memergoki Ying memanfaatkan kuasa pengendalian waktunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka selama seminggu hanya dalam waktu dua menit. Ying selalu ingin menjadi nomor satu di kelas, bersaing dengan Yaya. memangnya dengan menyelesaikan tugas lebih cepat, gadis itu akan bisa menang?

Gopal mengeluh lapar hampir sepanjang waktu. Bocah gempal itu sudah menukar banyak hal menjadi makanan. Mulai dari sepatu penuh lumpur, bola basket yang tersangkut di pagar, sampai (yang paling menjijikkan bagi Fang) mengubah kecoa —yang membuat anak perempuan di kelas mereka menjerit-jerit— menjadi permen cokelat.

BoBoiBoy hampir selalu memecah dirinya menjadi tiga agar bisa mengerjakan banyak hal sekaligus. Membantu kakeknya di kedai, menolong membersihkan gudang olahraga yang selalu berantakan, dan yang paling konyol adalah berpecah tiga untuk menghabiskan tiga mangkuk bakso sekaligus agar menang taruhan dengan Gopal.

Anak-anak ini, mereka memanfaatkan kekuatan dari Sfera Kuasa yang begitu tak ternilai hanya untuk mengerjakan hal remeh-temeh. Apa mereka tidak tahu, ada begitu banyak makhluk di luar angkasa sana yang saling berperang untuk bisa mendapatkan Power Sphera, kekuatan maha hebat yang dengan mudahnya dianggap mainan oleh para bocah Bumi ini?

Namun karena itulah Fang ada di sini. Ia punya misi penting dari kaptennya, merebut Sfera Kuasa Ochobot, dan juga merampas jam kuasa anak-anak ini. Fang tahu Kapten Kaizo tidak akan menoleransi kegagalan, karena itu Fang bertekad akan berhasil bagaimanapun caranya.

.

.

.

"Aku tidak bisa. Mereka teman-temanku."

Kedua tangan Fang terkulai setelah gagal melancarkan serangan mematikan pada BoBoiBoy Halilintar. Tidak, ia tidak bisa melakukan ini. BoBoiBoy adalah temannya. Fang tidak ingin melukai temannya sendiri.

"Teman, kau bilang?!" Bahkan tanpa mendongak, Fang tahu Kapten Kaizo benar-benar murka. "Aku mengirimmu ke Bumi untuk melaksanakan misi, bukan berteman!"

"Aku ..."

Tangan Fang gemetar. Ia tidak pernah menangis, tidak sejak kapal angkasa membawanya dan sang kakak kabur meninggalkan orangtua mereka dibantai oleh para pemberontak yang mengincar Sfera Kuasa. Namun sekarang, Fang merasa air matanya akan tumpah.

Fang mengangkat wajah. Matanya bertumbukan dengan tatapan dingin penuh amarah dari kaptennya, kakaknya. Fang tidak lagi mengenali Kaizo sebagai kakak penyabar yang dulu sering menemaninya bermain dan membantunya belajar banyak hal. Tidak, Kapten Kaizo yang berdiri di hadapannya sekarang adalah seseorang yang tak kenal ampun, dingin dan jauh.

"Kau meninggalkanku seorang diri di sini," ujar Fang dengan suara bergetar. Aku masih anak-anak! Sama seperti mereka! Dan kau meninggalkanku di planet asing seorang diri! Apa kau tahu betapa takutnya aku? "Hanya mereka yang menemaniku selama ini. Mereka yang peduli padaku. Mereka adalah teman-temanku!"

Fang tahu, kata-katanya akan dibayar dengan hukuman yang menyakitkan dari sang kapten. Namun ia tidak peduli. Karena sekarang ia tidak lagi sendiri.

Empat pahlawan Bumi yang akan dengan sukarela berdiri bersisian dengannya. Fang tidak lagi sendirian. Sekarang mereka berlima.

.

.

.

fin

CountingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang