Chapter II: Pizza, please?

15 2 0
                                    

Suatu waktu lagi mereka makan siang di salah satu restoran milik mami Seungyoun. Dibandingkan makan di ruangan khusus VIP seperti yang biasa mereka lakukan, siang itu Naya meminta meja biasa di bagian luar restoran. Cari suasana baru katanya. Yang kemudian gak disangka justru jadi cikal bakal bencana buat mereka.

Dohyon gak berhenti merengek minta pulang karena berulang kali serangga terbang di sekitar meja mereka. Cho Seungyoun pun gak membantu sama sekali dan justru bersembunyi di balik badan Naya yang sibuk menenangkan Dohyon.

Keos. Akhirnya karena Naya tidak ingin mereka malah mengacaukan makan siang pengunjung lain dengan teriakan-teriakan Dohyon dan Seungyoun, Naya pun mengajak mereka pindah ke meja di bagian dalam.

Bukan ide yang bagus juga. Di situ pun Dohyon malah ngambek. Menolak makan karena menu yang dipesan Naya serba sayuran.

Oh ya, tentu saja anak itu harus mengganti nutrisi yang kemarin tidak ia dapatkan dari sekotak besar pizza dan burger yang kardusnya bahkan masih ada di dapur rumah mereka.

"Dohyon, satu suap ya...habis itu udah.." bujuk Naya lagi.

Di seberang meja Dohyon membuang muka, mengacuhkan sendok yang disodorkan Naya di depan wajahnya. Seungyoun sepertinya nggak berniat untuk jadi volunteer membujuk Dohyon supaya mau makan. Soalnya kalau sudah di tahap Dohyon tidak mau mendengarkan perintah Naya, maka Seungyoun pasti sudah di tahap tidak dianggap keberadaannya oleh anak itu.

"Padahal kamu bisa dapat pizza lagi kalau mau habisin makan siang kamu ini..."

Dohyon akhirnya menoleh. Bibir mungilnya menggumam tidak yakin, "Beneran?" yang langsung dibalas anggukan oleh Naya. Anak itu pun tanpa ragu melahap sendok di depannya.

Bener kan. Naya lebih tahu cara efektif buat membujuk Dohyon tanpa perlu bantuan Seungyoun. Meskipun toh akhirnya Dohyon muntah di suapan ketiga. Perut anak itu benar-benar buruk menerima sayuran.

Itulah kenapa sepulangnya dari sana kulkas mereka penuh buah-buahan dan meja ruang tamu mereka lagi-lagi dihuni dua kardus pizza hangat. Naya tidak mau mengambil risiko anaknya malnutrisi. Setidaknya Dohyon masih bisa dipaksa makan buah (kalau yang ini gak begitu sulit dibujuk).

Sekali lagi, Dohyon memang bukan anak yang mudah dihadapi.

***

Bonus: Ekspresi Dohyon setelah dijanjiin pizza

Bonus: Ekspresi Dohyon setelah dijanjiin pizza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang