1

46 28 14
                                    

HALLO SEMUA JANGAN BOSAN BOSAN YA MAMPIR DI HALAMAN INl

.
.
.

HAPPY READING ALL😊


~~🕊️🕊️🕊️~~



Bagaimana perasaan kalian jika kembali terbangun dengan tubuh, rupa, suasana, bahkan dunia yang berbeda? Kaget bukan? Itulah yang kurasakan seminggu yang lalu, terbangun dalam wujud perempuan yeah walaupun cantik tetap saja aku tak suka, diantara saudaraku, memang akulah yang paling mengerti perasaan perempuan itulah sebabnya mengapa putri Aliana percaya padaku padahal aku akan membunuhnya. Tapi bagaimana aku berperan sebagai perempuan nanti sedangkan jiwaku sendiri adalah laki-laki. Oh tuhan,,, hidup macam apa ini. Jika ini hukuman, maka ini terlalu berat.

"Venya!" Panggil seseorang membuatku menoleh "hmm?"
"Jangan melamun, nanti kesambet loh" tegur Eldarnia yang biasa dipanggil El.
" Apa jahitannya masih sakit?" Kali ini Sera angkat bicara
" Sedikit" jawabku singkat
" Hari ini jadwal kau mengganti perban tanganmu, kan? Boleh kami temai?" Tawar Lizya, Lizy tampak khawatir melihat tangan ku yang terpasang gips.
" Seterah kalian saja" Aku meminum avocado juice ku yang sedikit dingin.

Kalau kalian bertanya mengapa aku ada disini? Jawabannya aku tidak tahu, tetapi yang jelas aku terbangun di sebuah ruangan serba putih, banyak sekali orang asing mereka mengaku sebagai keluarga dan teman-temanku, wajah mereka yang khawatir langsung menghampiri ku ketika aku sadar. Mereka berteriak memanggil nama seseorang yang kudengar namanya 'Dokter atau suster' atau apalah itu intinya asing ditelingaku. Tak berapa lama dua orang berpakaian serba putih masuk ke dalam ruanganku dan memeriksaku.

"Bagaimana keadaan putriku, Dok?" Tanya seorang lelaki yang berusia berkepala empat itu yang ku perkirakan adalah ayah dari pemilik tubuh ini.

" Dia baik-baik saja, hanya mungkin sedikit amnesia karena benturan keras di kepalanya" jelas seorang dokter yang berpakaian putih tadi.

" Hanya saja kami akan memasang gips pada tangan kanannya karena ada beberapa bagian tulang yang retak" jelas dokter itu kembali.

Yaa,,, seperti itulah kebangkitan awalku di,,,? Entahlah dunia apa ini. Hingga sekarang tangan ku masih dipasang alat aneh untuk menompangnya, 'sial' jika begini terus aku tak akan tahu ilmu sihirku mempan tidak di sini, rasanya ingin ku potong saja tangan menyebalkan ini daripada punya tangan tapi tak berguna seperti ini.

" Enjoy time kita udah abis nih, ayo balik ke kampus keburu Pak Leon dateng. Kalo telat, habislah kita" Kata El dramatis. Tapi sepertinya apa yang diucapkan El ada benarnya juga, Pak Leon terkenal disiplin sehingga siapapun yang telat kelasnya bakal medapat hukuman.

Kami semua berkemas, tak lupa menaruh beberapa lembar uang diatas meja lalu pergi meninggalkan caffe menuju kampus yang letaknya berseberangan dengan caffe ini.

Pelajaran berlalu bosan, selain aku tak nyambung dengan mata pelajarannya (karena di kehidupan lamaku tak ada pelajaran bahasa Inggris, yang ada itu pelajaran bahasa kerajaan) otakku juga sepertinya enggan menerima pelajaran ini.

Seperti yang dikatakan teman-teman ku, kami ke rumah sakit (akhirnya aku tau bangunan itu namanya rumah sakit, itupun karena aku bertanya kepada ayah) untuk mengganti perban tanganku. ' Agrrhh,,, seharusnya ini tidak terjadi, aku punya kekuatan regenerasi tingkat tengah yang dengan mudah mengatasi retak tulang ini' aku mendengus kesal ketika ingat ini bukan tubuh asliku, tubuh gadis ini terlalu lemah untuk ukuranku. Sampai kapan aku bisa bertahan.

To Breathe (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang