[TAMAT] cerita ini santai minim konflik untuk penghilang penat:)
***
Rheta Amanita L, mahasiswa semester tiga jurusan Farmasi di salah satu univ swasta ternama. Tapi tingkahnya masih kaya anak abg yang labil.
Lintang Jagad Raya atau Linggar sering d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RHETA POV
Sesuai kataku pada Arumi, hari ini kami ada ujian. Tapi Arumi tetep ga hadir, sehingga aku harus sendirian lagi dan lagi.
Keluar dari lab aku langsung duduk di kursi pinggiran koridor. Aku menghela nafas panjang. Sedikit ada tragedi tadi karena aku kurang fokus, untung aku cepat sadarnya. Jadi keadaan bisa aku ambil alih lagi.
Aku harus kembali ke kelas. Masih ada satu matkul lagi sebelum akhirnya boleh pulang.
Seraya nunggu dosen itu hadir, aku sibuk mencoret-coret kertas binderku. Aku bosen.
"Ta hp lo belum disilent."
Aku menoleh lalu memeriksa benda pipih itu.
"Oh iya. Makasih ya."
Temen yang duduk di sebelahku mengacungkan jempolnya lalu dia fokus lagi sama buku yang lagi dibacanya.
Aku yang berniat men-silent hp malah gagal fokus sama satu notif yang muncul di layar hp.
Unknown: |kamu dimana Rheta? Saya butuh kamu:(
|share.loc
Aku berdecak. Ish. Masih sebel lah aku gara-gara kejadian kemarin. Bukan, bukan sama pak Linggar, tapi sama diriku sendiri.
Huaaaaa!
Gue cemburuuuu anjir!
Ta-tapi gue baru inget kalo bukan siapa-siapanya.
Gue cemburuuuu!
Tapigue juga yang waktu itu nolak dia.
"Sialan."
Satu chat masuk lagi dari nomer pak Linggar.
Unknown: |pulang kuliah datang ya
|saya sakit:(
Mataku langsung melotot liat chat yang terakhir.
Pak Linggar sakit?
Baru ingin bales, tanya dia sakit apa. Dosenku yang ngajar kelas ini keburu masuk. Alhasil aku urung dan dengan terpaksa mengikuti kelas meski pikiranku melayang kemana-mana.
***
Selesai kelas aku langsung cabut ke alamat yang tadi sempet pak Linggar kirim.
Aku bawa mobil sendiri hari ini. Jadi ga perlu waktu lama untuk sampai sana. Biasalah punya bakat terpendam. Bakat balapku hanya akan muncul di saat-saat genting saja.
Aku telah sampai. Pintu pagar yang menjulang tinggi di depan mobilku, tiba-tiba terbuka. Muncullah satpam yang kini menghampiriku.
