Sendiri
Jika ada yang bertanya Jeongwoo ada dimana? Maka jawabannya adalah disini ia berada, duduk termenung dipinggir sebuah tebing batu tinggi dan terjal yang mengarah langsung ke lautan lepas didepan sana.
Disinilah Jeongwoo, menikmati hembusan angin sepoi-sepoi yang menerpa surai hitam lembutnya, juga memandang kosong deburan-deburan ombak yang tampak bergulung-gulung didepannya.
Jeongwoo tidak menghilang, namun sengaja menghilang atau lebih tepatnya sengaja mengasingkan diri. Ia lebih memilih untuk menyendiri dan menikmati waktunya tanpa harus merasa terusik dengan keramaian atau bahkan panggilan dari teman-temannya.
Jeongwoo sama sekali tak berniat ingin diperhatikan ataupun dicari, hanya saja ia memang ingin menenangkan dirinya tanpa mengabari teman-teman terdekatnya tentang keberadaannya. Jeongwoo hanya takut jika salah satu dari mereka akan menyusulnya nanti dan malah mengganggu waktunya.
Helaan napas berat terdengar, sesekali Jeongwoo mengerjap dengan kedua matanya yang sudah menyendu sejak kedatangannya disini 2 jam yang lalu. Langit mulai menggelap, dan mentari pun perlahan-lahan mulai tenggelam dilautan biru didepannya.
Bisa Jeongwoo lihat dari kejauhan, beberapa pengunjung pantai mulai membubarkan diri meskipun beberapa lagi memilih untuk tinggal. Amat sangat disayangkan jika sudah pergi jauh-jauh ke pantai namun malah melawatkan momen-momen indah salah satunya terbenamnya matahari seperti saat ini.
Dalam lamunannya, Jeongwoo teringat kembali akan masa kecilnya bersama Jaehyuk. Masa dimana hanya ada mereka berdua dalam circle persahabatannya. Berbeda dengan sekarang karena Jaehyuk sudah memiliki orang lain untuk diprioritaskan selain dirinya.
Jika kalian bertanya apakah Jeongwoo cemburu? Jelas saja iya! Siapa yang tidak cemburu saat sahabatmu sedari kecil kini telah menemukan kebahagiaan yang baru dan terkesan melupakanmu? Jeongwoo sama sekali tidak menyalahkan kehadiran Haruto di hidup Jaehyuk, itu sudah garis takdir dan Jeongwoo pun tak dapat menyangkalnya.
Meskipun disatu sisi ia juga merasa iri karena Haruto bisa dengan mudah menarik perhatian Jaehyuk, sementara dirinya yang sudah bertahun-tahun mengenal Jaehyuk pun akan selalu sama dimata pemuda bermarga Yoon itu. Iya sampai kapanpun Jaehyuk hanya akan memandangnya sebagai sahabat, tak lebih.
Entah karena Jaehyuk yang tidak peka dengan perasaan Jeongwoo, atau karena memang Jaehyuk yang tak pernah memiliki perasaan yang sama dengan Jeongwoo. Entahlah, Jeongwoo pun tak tau.
Jadi inikah yang dinamakan friendzone? Dimana keadaannya kamu menaruh perasaan suka pada temanmu, dan berharap jika status kalian bisa lebih dari sekedar pertemanan. Jadi inikah yang dinamakan friendzone? Dimana kamu memang benar-benar menyukai atau bahkan mencintai temanmu yang ternyata hanya menganggapmu sebagai temannya.
Jeongwoo benar-benar ingin berharap, namun ia juga harus sadar akan posisinya. Sudah ada Haruto dihati Jaehyuk, begitu pula sebaliknya. Haruskah Jeongwoo berubah menjadi orang yang egois dan dengan tega merebut kebahagiaan orang lain hanya untuk kebahagiaannya sendiri? Tentu tidak, Jeongwoo tidak sejahat itu. Terlebih Haruto juga orang baik, yang Jeongwoo pikir memang Haruto lah orang yang ditakdirkan Tuhan untuk bersanding dengan Jaehyuk.