Di suatu Kamis pagi yang gak cerah Buk Sumi pernah tiba-tiba berceramah. Beliau bilang mereka itu beruntung dan istimewa. Itulah alasan mengapa 22 remaja tanggung penikmat koplo ini mesti berterimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bersyukur telah dijejalkan kedalam suatu kelas, berkesempatan menghabiskan tiga perempat dari hari-hari mereka demi menuntut ilmu dan mengejar cita-cita. Sungguh mulia kedengarannya.
Namun, apakah mengejar cita-cita namanya jika baru setengah jam menempelkan pantat di kursi kelas saja, kepala sudah tak tahan ingin ikutan menempel di meja. Apakah mencari ilmu namanya jika nada pertama bel istirahat terdengar saja sudah tak tahan rasanya ingin mengetuk meja bernyanyi dan bergendang. Belnya diremix jadi koplo:).
Memang mereka didominasi wanita. Bahkan hanya tujuh anggota prianya. Tapi siapa sangka anggota ekskul bela diri kebanyakan dari kelas mereka. Memang isinya betina garang semua.
Walau tidak dominan setidaknya para jantan dikelas ini agaknya bisalah dijadikan sebagai alternatif dalam menalangi krisis keuangan disaat tugas kelompok sedang banyak-banyaknya, peran cantik sebagai ATM berjalan. Atau sekedar jadi kuli angkut dadakan saat harus mengambil kursi dari kelas karena jumlah mereka yang overload sehingga sering kali kekurangan kursi saat akan praktek di labor Kimia.
Seiring waktu berlalu, tanpa butuh pengakuan yang pasti akan hati, mereka terima bahwa jauh dibalik perasaan ingin mengumpati satu sama lain ada rasa terikat yang sedikit banyak telah membawa pada keinginan untuk saling melindungi.
Mereka selalu saja bisa diandalkan ketika salah satunya butuh topangan tanpa harus kepo masalah apa yang membuat teman mereka sebegitu merananya. Sah saja bagi mereka jika ingin merahasiakan. Mereka paham, semua orang punya sesuatu yang tak harus diumbar. Namun waktu yang berjalan tentu dapat mengungkap segalanya, bukan? Sebuah rahasia yang bahkan dengan apapun mereka rela gadaikan untuk menjaganya. Fakta yang hanya dengan dipikirkan disendunya malam Rabu saja, sudah mampu mengundang gundah meet and greet dengan gulana.
Orang bilang persahabatan adalah tentang percaya. Tapi masihkah ada percaya pada rahasia yang bahkan jika dunia tahu pun, mereka hanya akan tertawa.
-------------------------+-----------------------
Akhirnya kemageran ku hilang juga wkwkwkw.
Akhirnya draf lumutan ini terpublish juga.
Mungkin alur ceritanya bakal seliweran kaya Haechan yg tiap malam seliweran dipikiranku. Tapi yang jelas Junedi akan tetap dihati 🙏🏻😇
Ditunggu aja, mungkin seliwerannya cerita ini bisa sedikit menghibur kegabutan kalian ditengah kegumohan sekolah daring. Atau sarana nostalgia masa SMA bagi yang gak lagi muda. (Sumpah aku gak ada bilang tua)
Terimakasih sudah membaca.
🦒Pekanbaru, 21 Juni 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBUS°
FanfictionSekedar tulisan tentang sebuah kelas overload yang berjejalkan 22 murid pecinta bel istirahat versi koplo hasil remix salah satu anggotanya. Semua berjalan normal di trismester pertama pembelajaran mereka--yang gak normal agaknya kekuatan otot Liza...