CHAPTER 5

57 11 1
                                    


Diatas ranjang itu, dua sosok anak adam tengah berkecimpung melakukan aktivitas yang sudah dua minggu tidak dilakukannya. Rasa rindu yang begitu menggebu, meleburkan segala akal sehat dan pemikiran mereka terhadap hal apapun. Kini mereka tidak memperdulikan apapun, dan memutuskan untuk menikmatinya saja.

"Cpkkcp mmmphhh" Charles terus menyesapi bibir manis pemuda didepannya dengan sedikit menuntut , menekan tengkuk belakangnya lalu mengelusnya. Dibiarkannya tangan yang lebih muda bertengger pada lehernya, memeluk lehernya sembari meremas rambut belakangnya pelan. Dibalasnya ciuman menuntut itu oleh sesapan kuat Anson pada bibir bawah Charles. Tidak seperti biasanya, lidahnya telah berhasil memasuki mulut Charles dan menarik lidah sang pemilik untuk diajaknya menyesap lidahnya. Dituruti keinginan Anson, ia belit lidah pemuda itu kuat , dihisapnya kemudian digigitnya pelan, tidak hanya bibir bahkan lidah miliknya pun terasa sangat manis.

Anson terlalu candu untuknya. Lidah miliknya masih melakukan aktivitasnya mengekploitasi seluruh isi mulut manis didepannya, menggoda Anson dengan menjilati rahang atas mulutnya, dan mengabsen deretan giginya. Dikeluarkannya lidah miliknya walaupun belum terlalu puas, kembali disesapnya bibir atas dan bawah milik Anson yang sedikit membengkak, kemudian dikecupnya berkali-kali bibir manis itu.

Ditatapnya pemuda yang entah sejak kapan sudah berada dibawahnya dengan seluruh wajahnya yang memerah dan bibirnya yang sedikit bengkak terbuka untuk menghirup oksigen mumpung Charles mengizinkannya. Kedua mata bulat itu akhirnya balik menatap Charles, hanya sekilas sebelum memalingkannya kearah lain membuat pria yang lebih tua tertawa gemas melihatnya. Digigitnya hidung mancung dibawahnya untuk melampiaskan rasa gemas, diciuminya dahi, pelipis, kedua pipi merona, dagu , hidung dan terakhir kedua mata milik Anson yang entah sejak kapan menjadi favoritnya. membuat sang pemilik semakin memerahkan seluruh wajahnya malu.

Anson mengambil bantal miliknya dan dilemparkannya kearah Charles dengan kuat, "Jangan Paman pikir aku akan memaafkanmu hanya dengan ciuman!"

"Saya menciummu bukan untuk meminta maaf."

"Lalu?"

"Karena saya rindu ini."

Cup! Cup! Cup! Dikecupnya bibir pemuda dibawahnya itu berkali-kali, yang masih terasa manis.

"Jadi Cuma rindu bibir saja, bukan rindu orangnya??"

"Yakan yang punya bibir kamu."

"Kalau bibirku dikasih ke orang lain, paman akan mencium orang itu???"

Charles tertawa mendengar ucapan Anson yang justru semakin membuat pemuda itu bersungut kesal. Didorongnya dengan kuat badan Charles hingga ia ambruk tiduran disampingnya. Dengan perasaan yang masih kesal, Anson beranjak untuk duduk dan akan berdiri tapi gagal karena ditariknya tangan miliknya hingga membuat dirinya kembali duduk diatas ranjang. Ia melirik kesal oknum yang menarik tangannya itu tapi justru ia harus merelakan pahanya dibuat bantalan. Charles tersenyum tipis menatap Anson dari bawah, lalu menciummi jari-jari lentik pemuda yang masih bersungut kesal itu.

"Saya yakin kamu baru dengar soal saya akan dipindahkan ke Canada dari Love?"

Anson diam, pandangannya kini tertuju pada pria yang sedang tiduran dipahanya seolah menuntut penjelasan.

"Maaf baru bisa memberitahumu sekarang, juga maaf karena kamu tahu bukan dari saya langsung, itu pasti sangat membuatmu kesal. Ya, saya dapat promosi untuk naik jabatan dan juga akan bekerja di Canada. Cabang baru perusahaan."

"Sampai kapan?"

Pria itu mengedikkan bahunya , yang justru membuat Anson sedikit resah.

"Aku nggak bisa menjalin hubungan jarak jauh."

I LOVE YOUR PA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang