CHAPTER 3

63 13 1
                                    

Hari Minggu di pagi yang cukup cerah, waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Bunyi tiit dari pemanggang roti yang menandakan bahwa roti itu sudah terpanggang dengan baik menggerakkan kedua kaki Love untuk mengambilnya, menaruh roti yang sudah terpanggang itu diatas piring.

"Pagi Papa!" sapa gadis cantik itu tersenyum cerah melihat seorang pria bermuka bantal memasukki dapur dan berjalan kearahnya.

"Pagi anak cantik Papa, wah roti panggang. Mau papa buatkan telur?" Love menggelengkan kepalanya sembari membawa Teflon dan telur, "Biar Laja, papa cuci muka dan mandi sana!"

Charles tersenyum tipis mendengar itu, "Ohiya jam berapa pengumuman kelulusanmu?"

"Jam 9 pa, bersamaan sama pengumuman penerimaan universitas loh!"

"Ohiya? Wah semoga lulus semua ya!" Charles mengepalkan kedua tangan membentuk postur tangan 'fighting' memberi semangat.

Love membalas itu dengan meniru Charles kemudian mereka tertawa renyah berdua, "Papa mandi dulu"

Ting Tong Ting Tong. Suara bel menghentikan langkah Charles untuk menuju kamar mandi, dan membuatnya menoleh kearah sumber suara.

"Pa, minta tolong bukain pintu dulu dong, aku lagi riweh bikin telur."

Langkah kaki Charles yang tadinya akan menuju kamar mandi, sekarang berbelok arah menuju kedepan, berniat membukakkan pintu untuk tamu yang entah siapa pagi pagi sudah berkunjung kerumahnya.

Ceklek. Pintu itu dibukanya. Kaki Charles sedikit mundur kebelakang secara spontan melihat siapa yang tengah berdiri didepannya kini. "Selamat pagi, Paman." Sapa seseorang didepannya itu sembari tersenyum tipis.

Lidah Charles mendadak kelu, bahkan hanya menjawab sapaannya saja terasa cukup susah, "Masuklah." Dan pemuda itu menurutinya, perlahan memasuki rumah yang sudah tidak asing baginya. Keduanya berjalan tanpa obrolan apapun, menuju dapur dan meja makan.

"ANSONNN! Sudah datang ternyata, ayo sini sarapan bersama. Semua sudah siap!"

Love yang sudah menyeleseikan acara memasak sarapan pagi, langsung berlari kecil menghampiri Anson. Kedua mata gadis itu menjadi lebih cerah dengan senyum lebarnya, menatap pemuda didepannya.

Charles benar-benar yang tidak tau harus berbicara apa, melangkahkan kakinya kekamar mandi, beberapa menit kemudian terdengar suara shower air yang menyala, menandakan Charles sudah memulai aktivitas mandinya.

"Sudah berapa lama sih gak ketemu. Kayanya sudah lama sekali kan, rindu nggak?"

"Kamu yang rindu, kan?"

"Memangnya kamu enggak??"

"Sebentar, mau mikir dulu."

"Dih sok banget kan, nyebelin heh!" Love dengan spontan meninju lengan Anson yang langsung terdengar erangan kesakitan dari sang pemilik.

"Perasaan ninjuku nggak terlalu keras. Apa sakit sekali?" cemas Love yang langsung mengelus pelan lengan itu dan masih melihat ekspresi meringis pemuda didepannya.

Anson memberikan isyarat 'it's okay' dengan tangannya sambil tersenyum tipis lalu mengelus kepala Love agar gadis itu tidak cemas lagi.

"wah sarapannya kayanya enak." Anson menarik kursi , kemudian duduk disitu, melihat roti panggang dengan telur dan beberapa lalapan.

"Dijamin enak dong! Enak, lezat dan bergizi!"

Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Charles dengan versi yang lebih segar dengan rambutnya yang basah, hanya memakai handuk piyama. Karena dirinya lupa membawa baju ganti kekamar mandi sebelumnya. Anson tidak sadar terus menatapnya. Bagaimana air dirambut basah Charles perlahan turun menuruni pelipis hingga sampai menuju lehernya. Beberapa tetesan air yang sudah menuju dadanya yang sedikit terlihat cukup bidang, walaupun tidak terlihat keseluruhan tetapi tanpa sadar membuat Anson bersusah payah menelan ludahnya sendiri.

I LOVE YOUR PA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang