Setiap orang adalah tokoh utama di dalam ceritanya sendiri.
•••••
Seperti hari-hari sebelumnya, sekarang pukul 21.45 dan Yeji masih di ruang tamu menunggu suaminya pulang.
"Lembur lagi suamimu?" Tanya Taeyong yang kebetulan lewat dari kamarnya.
"Iya Pa, tim dia ada project baru. Dia kan anak baru jadi mau ngga mau harus stay disana sampe semuanya pulang." jawab Yeji.
"Berarti belum pasti pulang jam berapa?"
Yeji menggeleng.
"Tinggal tidur aja, kamu besok juga kerja. Dia pasti ngerti." ucap Taeyong lalu pergi ke belakang.
"Belum ngantuk." jawab Yeji pelan lalu kembali menyandarkan tubuhnya di sofa.
Taeyong kembali dengan membawa segelas air putih, berjalan melewati ruang tengah yang masih ada Yeji disana.
"Kamu jangan kebanyakan begadang, gimana mau cepet punya anak kalo kamu begadang terus, suamimu juga sering pulang malam." ucap Taeyong lalu pergi sebelum Yeji menjawab.
"Baru sebulan nikah udah direcokin anak. Tau gitu dp kayak Lia." gerutu Yeji kesal.
Setengah jam kemudian Yeji mendengar suara mobil memasuki pekarangan rumahnya. Buru-buru dia keluar rumah menyambut Jeno pulang. Yeji menunggu di teras saat Jeno memasukkan mobil ke dalam garasi.
"Belum tidur?" tanya Jeno menyambut rangkulan Yeji. Daat dirasakan Yeji menggeleng.
"Udah makan?" tanya Yeji sambil melepas rangkulannya.
"Udah tadi dibeliin nasi bebek sama bos." jawab Jeno menampilkan eye smilenya. Lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah.
Yeji menunggu Jeno bersih-bersih seraya nonton tv dikamarnya. Memang ucapan 'belum ngantuk'nya tadi beneran. Bukan cuma karena menunggu Jeno pulang.
Jeno keluar kamar mandi sudah lengkap dengan pakaian tidurnya. Sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah, dia duduk ditepi kasur.
"Kenapa cemberut?" tanya Jeno.
"Kesel sih sama Papa, tiap hari bahas anak mulu. Kalo ngga anak ya kerjaanmu. Kita ini baru sebulan nikah. Kalo tau pengen cepet punya cucu ya bilang kek dari dulu udah kita bikinin."
Jeno ketawa kecil mendengar ocehan Yeji. "Sabar..."
Yeji menatap Jeno kesal. "Harusnya yang bilang gitu aku. Kamu ngga capek tiap hari disindir Papa soal kerjaan?"
"Ya...mau gimana lagi."
Tidak mau mempekeruh keadaan, Yeji memilih untuk tidur. "Ya udah lah, ayo tidur. Besok kamu berangkat pagi lagi."
Jeno mengembalikan handuknya lalu menyusul Yeji yang sudah mulai tertidur dengan posisi memunggunginya. Jeno memberikan kecupan singkat di kepala Yeji, lalu membenarkan selimut istrinya.
Banyak pikiran dikepala Jeno, tapi dia tidak mau membebani istrinya.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
J&Y
Fiksi Penggemar"You are the main character in the story of your life, but other people are the main characters of their own lives. And sometimes you can find healing just by playing a supporting role in someone else's experience." Kehidupan rumah tangga Jeno & Yej...