BAB 7

16 1 0
                                    

Ternyata angin masa lalu masih berhembus kencang sampai bisa mengguncang seseorang

Saat awal semester baru kelas 10, kelasku kedatangan empat orang anak baru pindahan dari sekolah lain. Tiga orang diantaranya adalah laki-laki dan sisanya perempuan. Mereka pindah dari sekolah yang lokasinya masih di kabupaten yang sama. Sebenarnya ini bukan tentang kisah pindahan anak baru seperti biasanya. 

Setelah akhirnya kami saling mengenal, aku mengajak Rina untuk mengikuti Karate Club. Entahlah, tapi aku dan Hani memang sering gencar meracuni teman-teman sekelas untuk ikut bergabung bersama club kami. Alasannya sesederhana supaya club kami banyak anggotanya dan tetap eksis di sekolah. 

Aku dan Hani berhasil menggaet Rina untuk masuk ke Karate Club bersama dengan teman-teman kelasku yang lain. Aku tidak begitu ingat bagaimana awalnya, tapi saat itu aku sempat memaksa Rina menceritakan hal yang membuatnya terdiam selama latihan karate. Saat sedikit memaksanya lama, Rina tiba-tiba berbisik seperti ini.

"Kang Dhani mantan aku waktu SMP dulu." kalau saja aku tidak bisa mengontrol diri, mungkin pertama kali mendengar kabar itu bisa langsung membuatku berteriak. Tapi untungnya, aku hanya tertegun saja dan langsung mendatangi Hani. 

Saat mendengar kabar tersebut, Hani juga ikut kaget bersamaku. Lalu setelah saling bertatapan kita sama-sama tertawa, tapi justru aku semakin gugup karena harus hati-hati membicarakan Kang Dhani khawatir Rina mendengar itu. Sebenarnya tidak akan ada yang terjadi, hanya saja aku akan sangat malu kalau dia mendengar kabar itu. Aku lupa apakah akhirnya Rina tahu tentang perasaanku atau tidak, pokoknya dia sudah tidak lagi ikut latihan rutin bersama kami setelah memasuki kelas 11.

Ada keuntungan mengetahui masa lalu Kang Dhani yang tanpa diminta pun datang padaku sendiri. Aku jadi bisa menyimpulkan bagaimana tipe perempuan yang sangat disukainya. Meskipun aku hanya bisa membuat kesimpulan sendiri tanpa dibenarkan langsung olehnya. Tapi, ketika aku mengenal Kang Dhani lebih jauh perasaanku semakin terkikis. Mungkin aku hanya penasaran saja dengan dirinya bukan menyukai dia dalam sosoknya yang sebenarnya. Sejak menyadari perasaanku akan terus berubah ketika mengenal Kang Dhani lebih banyak, maka aku putuskan untuk menutup mata dan telinga tentangnya. Karena buatku, menyukainya dengan cara yang seperti ini lebih menyenangkan dan mendebarkan. Membuatku selalu penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya maupun respon yang ia berikan.

Aku memang berfikir seperti itu, tapi tetap tidak bisa menahan diri untuk mencari tahu masa lalunya dengan Rina. Lalu diam-diam aku scrolling seluruh isi profil Rina sampai pada tahun dimana perkiraan mereka berpacaran. Aku pun menemukan itu, di sana Kang Dhani dan Rina sering sekali balas komentar di setiap status. Entah mengapa membaca nama panggilan mereka berdua malah membuatku merinding. Aku tidak tahu, kalau orang yang irit bicara itu bisa punya sisi bucin yang menggelikan sekaligus menggemaskan. Tapi, lama-lama aku justru menyesali apa yang telah kuperbuat hari itu. Karena itu malah membuatku tidak bisa melupakan sisi aibnya, malah kadang sering menertawakan itu diam-diam ketika ingatan tersebut muncul.


MAAF AKU MENCINTAIMUWhere stories live. Discover now