"Kalau boleh tau apa keperluan anda?" Tanya seorang polisi.
"Saya ingin bertemu dengan detektif yang menyelidiki kasus pembunuhan seorang siswa SMA Nusa Bangsa."
"Apa anda sudah membuat janji?" Tanya polisi itu lagi.
"Saya memiliki beberapa keterangan sebelum korban di bunuh."
"Baik."
***
"Apa benar anda bertemu dengan korban sebelum korban bunuh diri?" Tanya detektif.
"Tidak."
"Apa anda menghubungi korban sebelum dia bunuh diri?" Tanyanya lagi.
"Dia tidak bunuh diri." Sanggah Natala.
Detektif terkejut "Apa ada di lokasi korban saat itu?"
"Tidak."
"Apa yang ingin anda katakan sebenarnya?" Ujar detektif mulai kesal.
"Dia tidak bunuh diri. Dia tidak mungkin bunuh diri."
"Apa yang anda katakan? Semua bukti sudah jelas bahwa korban bunuh diri dan dinyatakan overdosis." Ujar detektif menjelaskan.
"Dia tidak pernah memakai obat-obatan terlarang. Dia pasti dipaksa."
"Tidak hanya obat-obatan, setelah hasil otopsi keluar, korban minum dan memakai obat-obatan sekaligus. Yang menbuat korban akhirnya meninggal." Jelas detektif.
"Saya tau dia. Dia tidak mungkin minum dan mengonsumsi obat-obatan terlarang. Itu tidak mungkin. Ini pasti salah."
"Anda tidak mungkin bisa menentanh hasil otopsi dan berbagai bukti." Ujar detektif tegas.
"Jika tidak ada lagi yang ingin anda sampaikan. Anda boleh pergi." Lanjutnya.
"Saya kenal dia melebihi siapapun. Dan saya yakin dia tidak mungkin bunuh diri, apa lagi mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti itu."
"Apa yang membuat anda begitu yakin?"
"Dia mengirim pesan kepada saya sehari sebelum jasadnya di temukan, tepatnya siang hari." Ujar Natala.
"Apa anda memiliki bukti atas semua perkataan anda?" Tanya detektif.
Natala membuka ponsel lalu memperlihatkan room chatnya dengan Nathan.
"Saya tidak berbohong, saya sangat dekat dengan dia." Ujar Natala lalu memperlihatkan foto-fotonya yang sedang bersama Nathan.
"Yang saya katakan tidak hanya omong kosong. Bukti terkuat mungkin saja adalah ponselnya, dan sampai saat ini ponsel itu belum di temukan."
"Saya mohon kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini sampai tuntas. Sampai menemukan pembunuh Nathan Aldrige."
"Maaf jika saya sudah membuang-buang waktu anda yang berharga. Terimakasih sudah mendengarkan apa yang saya katakan." Ujar Natala langsung pergi meninggalkan kantor polisi.
***
"Natala besok mau pindah di SMA Nusa Bangsa." Ujar Natala, membuat semua orang yang ada di meja makan menatapnya
"Om tidak setuju!" Ujar Om Heru tegas.
"Natala sudah urus semuanya. Pakaian juga sudah di kemas. Tinggal berangkat." Ujar Natala menjelaskan.
"Natala! Berani sekali kamu pindah tanpa peesetujuan Om! Kamu adalah tanggung jawab Om!"
"Maaf. Tapi ini adalah keputusan Natala." Ujar Natala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natala
Teen FictionNatala Smith Addison adalah seorang gadis yang menjadi leader group Cheers di sekolahnya, dia sangat ceria, terkenal baik hati dan ramah. Semua laki-laki terpikat padanya, tidak ada seorang pun yang berani mengganggunya. Nathan Aldrige adalah seoran...