Jenius tak perlu alasan untuk menjadi hebat, begitu pula kalau dia bisa melakukan apapun yang dia mau.
(Ganti Summary + Di tulis ulang karena author nya kehabisan ide.)
Akhirnya author update lagi, btw udah lama nih udah gak update lagi padahal author sebenarnya pengen kali untuk update.
Dan makasih loh ya buat yang udah read dan vote cerita Fgo walaupun kalah dari fandom DxD.
Sebenarnya author pengennya dulu bikin tentang Boku no Hero Academia tapi karena author ragu bakal rame kayak fandom lainnya.
Oke itu aja yang pengen author kasih tahu, dan selamat baca ya.
Pict hanya pemanis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Lima orang terlihat sedang berdiri disebuah padang rumput luas, dengan sebuah lingkaran di langit.
Angin berhembus diantara mereka dan membawa perasaan sejuk yang nyaman.
"Sudah lumayan lama tak merasakan udara segar kan?" Tanya Ritsuka.
"Entahlah Ritsuka-sama aku tak yakin, lagipula kita berada ditempat antah berantah dan apakah Romani tak menghubungi kita lagi?"
"Entahlah dia belum menghubungi kita lagi."
"Orang itu lama-lama bisa kuhajar-!"
"Halo Semuanya, apakah kalian bisa mendengar suara ku?"
"Panjang umur, kupikir dia akan melupakan hal ini." Kata Naruto.
"Sepertinya kalian semuanya baik-baik saja, dan untuk dimana kalian berada itu berada di Roma tapi anehnya kalian jauh dari ibukota."
Terdengar suara pertarungan dari jauh, dan menarik perhatian mereka semua.
"Ada pertarungan! Ayo kesana!" Ucap Nobunaga berlari menuju sumber asal suara itu.
"Hey tunggu kami!" Ucap Ritsuka dan yang lain mengejarnya.
Kemudian dari atas bukit mereka dapat melihat prajurit-prajurit yang menggunakan zirah dan pakaian merah tua dan terukir semacam simbol dari emas tapi dengan corak yang berbeda dari dua pihak nya.
