Kisah Babi 3. Backspacer

27 5 2
                                    

Rasanya seperti jatuh cinta pada pandangan pertama tiap kali ketemu kamu.

Tapi, kayaknya cuma aku yang punya rasa itu. Cuma aku yang bahagia atas hubungan ini.

"Kamu terlalu baik buat aku" -nya kamu, sepertinya gak sepenuhnya terbukti benar.

Faktanya, Aku cukup egois untuk merasa bahagia sendiri di atas hubungan yang kita paksakan ini, ya kan?

Apa aku masih kurang jahat di mata kamu?

Tolong kasih tau aku. Kejahatan apa lagi yang harus aku lakuin untuk bisa dapatin hati kamu.

Asal gak melanggar hukum negara dan agama, aku akan jadi jauh lebih jahat untuk bisa terus tinggal di hati kamu.

"Arghh!!! Malu-maluin! Apus deh!"
"Kenapa di apus?"
"Habis percuma, kalopun dibaca. Gaakan ada yang berubah" katanya sambil menekan tombol backspace berkali-kali.

Lalu mereka berdua melanjutkan perjalanannya pulang kerumah. Berhenti sebentar untuk beli tahu bulat. Lalu lanjut berjalan lagi.

"Haaa kamu ini!" Teriak si perempuan tiba-tiba.
"Apasih?!"
"Kamu ini emang pengecut ya?"
"Apa?" Tanya si laki-laki sambil menyantap tahu bulatnya yang masih panas.

"Perempuan yang mau kamu kirim pesan tadi itu, secantik apa sih dia? Ha?!"
"Tahu bulatnya lebih enak dimakan pas masih panas. Nih cobain, punyaku masih panas" kata si laki-laki berusaha menghiraukan pertanyaanya.

"Argh! Jangan kabur dari percakapannya dong!"
"Nih!" Si laki-laki memasukkan tahu bulat secara paksa ke mulutnya.
"PWHANAZZ!!!"

"Coba kunyah pelan-pelan sambil keluarin uap panasnya sedikit-sedikit" perintah si laki-laki sambil memperagakan gerakan memakan tahu bulat yang baik dan benar.

"Iya, bwenerwan wenwak twernywatwa!"
"Kunyah dulu, terus telen, abis itu baru ngomong!"

Belum sampai tahunya habis, si laki-laki berusaha menyuapinya lagi. Si perempuan tentu menolaknya karena sadar si laki-laki hanya mencari cara agar bisa kabur dari percakapan tadi.

"Stop!!! Tau gini aku gamau bantuin kamu bikin tulisan tadi. Percuma, gak dikirim kan!"

Si laki-laki terdiam. Lalu ia berjalan agak lebih cepat.
"Hey!" Panggil si perempuan
"Aku bakal kirim. Tulisan tadi gak ku hapus"

Tanpa menoleh si laki-laki hanya melambaikam tangannya. Seakan berkata 'kita berpisah di sini ya'

Si perempuan masih terdiam. Terpaku dengan sikap aneh yang tidak pernah si laki-laki tunjukan selama ini.

Notifikasi hp si perempuan berdering. Menandakan pesan singkat yang masuk.

"Rasanya seperti jatuh cinta pada pandangan pertama tiap kali ketemu kamu.

Tapi, kayaknya cuma aku yang punya rasa itu. Cuma aku yang bahagia atas hubungan ini.

"Kamu terlalu baik buat aku" -nya kamu, sepertinya gak sepenuhnya terbukti benar.

Faktanya, Aku cukup egois untuk merasa bahagia sendiri di atas hubungan yang kita paksakan ini, ya kan?

Apa aku masih kurang jahat di mata kamu?

Tolong
kasih tau aku. Kejahatan apa lagi yang harus aku lakuin untuk bisa dapatin hati kamu.

Asal gak melanggar hukum negara dan agama, aku akan jadi jauh lebih jahat untuk bisa terus tinggal di hati kamu"

"Selama ini... kamu masih..." kakinya tak kuat menopang rasa kaget yg meluap. Begitupula air matanya yg tak tertahan.

Sekarang si perempuan berjongkok. Menutup wajahnya dengan kedua tangan, lalu berkata

"Kalau aja kamu kirim ini satu minggu yang lalu..."

Lalu hujan turun tanpa permisi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 08, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

30 Kisah Para BabiWhere stories live. Discover now