"Morning, Sunshine..." Seo Dae Young yang baru keluar dari kamar, langsung menghampiri Yoon Myung Joo yang sedang sibuk mengaduk bubur ayam untuk sarapan mereka, menunduk dan mengecup perut besar istrinya.
"Morning, Appa," jawab Myung Joo dengan suara anak kecil.
"Apa kau sudah lapar, Sunshine? Kenapa Eomma lama sekali membuat buburnya?"
"Sunshine tidak lapar karena sudah minum susu, pasti Appa yang kelaparan, kan?"
"Iya, hehehe," seringai Dae Young, Myung Joo mencubit pipi suaminya dengan gemas.
Myung Joo mengetuk sendok kayu ke bibir panci agar sisa bubur di sendok masuk kembali ke dalam panci, lalu mematikan kompor.
"Sarapan sudah siap..."
Dengan sigap Dae Young mengangkat panci bubur ke meja makan, sebelum Myung Joo melakukannya. Ia juga mencidukkan bubur ke dalam mangkuk milik Myung Joo, kemudian menaburkan suwiran ayam yang sangat banyak hingga menggunung.
"Hei, ini terlalu banyak!!!" Protes Myung Joo, mengembalikan suwiran ayam yang belum terkena bubur ke piring.
"Sunshine harus banyak makan."
"Nanti kan aku bisa tambah lagi bersama dengan buburnya."
Dae Young mengangguk mengerti. Mereka makan dalam keheningan, seolah keceriaan barusan telah menguap bersama dengan uap panas dari bubur yang mereka tiup sebelum memakannya.
"Kenapa?" Tanya Myung Joo.
"Hm?" Dae Young mengangkat kedua alisnya.
"Kau menghela napas panjang berkali-kali, padahal aku yang merasa sesak karena perut ini seperti mulai menghimpit paru-paruku."
Dae Young hanya tersenyum tipis, "maafkan aku."
"Apa gunanya minta maaf? Kalau aku melarangmu pergi, apa kau tidak akan pergi? Aku juga seorang tentara, aku sangat tahu kalau kita tidak bisa menolak panggilan tugas negara. Kalau kau begitu merasa bersalah karena meninggalkanku dalam keadaan hamil tua, maka untuk menebus rasa bersalahmu, kau harus pulang dengan selamat."
Dae Young mengangguk, "aku janji."
"Kalau kau mati, aku akan membunuhmu."
Dae Young pura-pura batuk untuk menutupi rasa ingin tertawa mendengar kalimat konyol istrinya, bagaimana caranya membunuh orang yang sudah mati?
"Aku tidak akan mati."
"Aku tak percaya."
"Aku harus bagaimana agar kau percaya?"
"Buktikan padaku, kembalilah dengan selamat."
~~~
Suara detak jantung Sunshine menggema di ruangan Dokter Yang Seok Hyung. Layar USG menampilkan gambar 4D kepala dan punggung calon bayi perempuan Seo Dae Young dan Yoon Myung Joo. Posisi kepala bayi yang sungsang pada pemeriksaan bulan lalu, kini telah berada di bagian bawah rahim dan mulai turun ke jalan lahir, siap untuk dilahirkan secara pervaginam jika tidak ada halangan lain. Dokter Yang memperkirakan Sunshine akan lahir sekitar seminggu lagi, namun tak menutup kemungkinan bisa saja ia lahir lebih cepat atau lebih lambat dari due date. Myung Joo hanya perlu segera ke rumah sakit bila sudah mulai merasakan tanda-tanda melahirkan.
Keluar dari poli obgyn, Myung Joo duduk di ruang tunggu di depan apotik untuk membeli vitamin. Sambil menunggu ia mengecek ponselnya yang terdengar bunyi notifikasi, tapi kemudian ia membuangnya lagi ke dalam tas, karena pesan yang masuk hanyalah spam penawaran pinjaman online.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Idn-FF DOTS] Pain
FanfictionCinta itu menyakitkan. Namun hanya cinta yang dapat menyembuhkan rasa sakit itu... Rasa sakit itu menggores hati mereka, menghancurkan kebahagiaan mereka, membuat berantakan hidup mereka. Dua lebih baik dari satu. Yoo Shi Jin dan Yoon Myung Joo, se...