1O | anak anak ibu

325 96 244
                                    

Jakarta — November, 2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta — November, 2015






"Permisiii! Gemaaa!!"

Klek

"LAH?"
"HAH?"

"KOK???"

"LO NGAPAIN DI SINI?!"

"LO NGAPAIN KESINI?"

Bagaimana tidak terkejut. Maksud hati Lia dan Raya main ke rumah Gema Minggu ini untuk temu kangen dengan sang ibu, tapi yang membuka pintu malah Gibran—lelaki yang rusuh dengan Daniel dan teman temannya di pesta Lia kemarin.

"Gibran, itu siapa yang dateng, nakk??"

Gibran menoleh sebentar, "Temennya Mala, buk!"

Masih syok dan bingung, Gibran membuka lebar pintu rumah, "Masuk gih masuk."

"Kok... Anjir ini berasa lo yang punya rumah, Gema dimana?!" tanya Lia histeris, melepas sandal untuk memasuki rumah.

"Gema mandi kata ibuk, tadi gue kesini dia lagi dimarahin gegara bangun kesiangan." Gibran cekikikan sendiri, mempersilakan para gadis untuk masuk dan menemui sang tuan rumah di dapur.

"Eh, Lia, Raya. Duduk dulu, ibuk baru beres bikin nasi goreng dibantu Gibran tadi," cerita sang ibu dengan senyum.

Serius menganggap Gibran layaknya anak.

Raya yang masih bingung hanya bisa menceletuk, "Gema-nya dimana, buk?"

"Mandi tuh anaknya bau jigong baru bangun," jawabnya mencibir.

Panjang umur, baru dibicarakan, Argema keluar dari kamar mandi sambil menghanduki rambutnya, diam sejenak mengamati ruang makan.

"Kok... KOK RAME?!"

Gema berlari kecil, mendatangi Lia dan Raya yang duduk manis di meja makan. Mengabaikan Gibran yang sudah mengomel karena kakinya tidak sengaja keinjak.

"Kok kesini ga bilang bilang?!"

"Lah ngapain bilang sama elo, gue kangennya sama ibuk, kok," cibir Raya.

"Dih??? Ini curut satu juga barusan bilang begitu pas dateng." Gema menunjuk Gibran tidak santai.

Oknum yang dirindukan banyak anak hanya terkekeh, menyiapkan nasi goreng di atas meja. Kemudian meletakkan piring spesial di depan Lia.

"Yang ada telornya spesial buat Lia soalnya kemarin ulang tahun. Panjang umur ya, nak," pesannya lembut.

"Wuahhh, makasihh, ibukk!!" Lia sumringah. Sudah bersiap menikmati nasi goreng yang dibuat oleh tangan favoritnya.

Sang ibu sendiri sibuk menyuruh anak anak itu duduk, mengambilkan piring dibantu anak gadisnya. Berakhir dengan sarapan bersama di meja makan.

"Ini lo sama Gibran mau ada acara ya, Gem?" tanya Raya, meniup pelan sesendok nasi goreng hangat.

batas - txt [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang