2. Sedikit berubah

51 22 20
                                    

Hai-hai aku udah up lagi nih hehe.

Semoga kalian masih suka sama cerita ini ya.

Aku mau ngingetin lagi nih buat pencet bintang dibawah ya biar ngga lupa.

Selamat membaca:3
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Sudah 2 hari Ratna belum juga ada tanda-tanda untuk sadarkan diri. Dokter juga bilang jika Ratna sampai saat ini belum bangun kemungkinan ia mengalami koma.

Arlan juga sempat frustasi karena orang yang paling ia sayang belum juga sadarkan diri.

Arlan terbangun dari tidurnya. "Eungghh" Seperti biasa,ia menemani sang mama di rumah sakit.

Dilihatnya Ratna yang masih saja memejamkan mata membuat Arlan merasa sangat bersalah. "Cepat bangun ya ma, Arlan kangen sama mama" ucapnya dengan sendu.

"Arlan pamit ya mau ke kantor dulu. Kalo udah bangun kabari Arlan ya ma. Oh ya papa juga udah kangen banget Lo sama mama ehehe" dikecup kening mamanya sekilas sebelum meninggalkan ruangan itu.

Saat sedang berjalan menuju parkiran,ia bertemu sang papa di koridor rumah sakit.

"Arlan" panggil sang papa. Arlan yang mendengar ada yang memanggil pun lantas menoleh dan menaikkan satu alisnya.

"Kamu mau ke kantor lan?" Tanya Pradipta dan dibalas dengan anggukan saja.

Lalu Arlan kembali melanjutkan langkahnya.

Pradipta sudah paham betul sifat sang anak akhir-akhir ini. Ia tak menghiraukan hal itu. Ya, Semenjak sang mama koma,Arlan lebih banyak diam dan berbicara seperlunya saja.

****

Arlan pulang ke mansion nya lebih dulu untuk bersiap-siap. Setelah itu ia berlanjut pergi ke kantor.

Sampainya di kantor,banyak pegawai yang menyapanya namun ia hanya menganggukkan kepalanya.

Arlan masuk kedalam ruangannya. Ia berbaring di sofa ruangannya dengan menatap kosong kearah langit-langit atap.

Saat ingin memejamkan mata, tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar ruangan.

"Masuk" sahut Arlan. Irfan masuk dengan membawa beberapa berkas ditangannya.

"Nih ada berkas yang harus ditandatangani"ujar Irfan sambil menyodorkan beberapa map. "Oh ya gimana kabar Tante Ratna?"

Arlan mengusap gusar wajahnya. "Masih sama. Belum juga sadar"

Irfan menepuk pundak Arlan untuk menguatkan. Ia paham betul yang dirasakan Arlan saat ini.

"Fan gue hari ini jadwalnya apa aja?" Irfan nampak membuka buku agenda yang ia bawa. "Hari ini sih jadwal Lo cuman nanti rapat jam 10, terus ketemu klien waktu makan siang" jelas Irfan.

"Jadi setelah makan siang gue free?" Irfan mengangguk namun setelah itu menggeleng.

"Eh gue lupa. Nanti habis makan siang Lo ada penandatanganan kontrak gitu sama salah satu model buat promosiin produk kita"

"Bisa digantiin Lo nggak? Kayaknya nanti gue bakal ada urusan"

"Ya nggak papa sih ini cuman untuk kontrak modelnya doang. Oke gue permisi ya"

RIGHELLO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang