The Lucky one

1.9K 231 63
                                    

.

.

.

.

.

Lelaki manis itu hanya duduk termenung di depan meja belajar, sudah hampir tiga jam ia memilih mengerjakan tugasnya dalam diam. Bersyukurnya sebentar lagi semua akan segera selesai, Lucas hanya ingin mengabiskan liburannya dengan tenang tanpa memikirnya banyak tugas.

Bahkan Lucas sendiri heran kenapa ia tiba - tiba menjadi rajin seperti ini, lagi pula kenapa dosen sangat suka memberinya banyak sekali tugas.

Tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul 8 malam, semua tugasnya sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu. Tapi Lucas terlalu malas untuk beranjak dari tempatnya saat ini. Sudut matanya melirik ke arah jendela, berada tepat di samping meja belajarnya. Ternyata hujan turun dengan derasnya membahasi bumi, tanpa ia sadari. Mungkin karena terlalu fokus dengan tugas - tugas yang harus segera di selesaikannya.

Kini Lucas mengalihkan sepenuhnya perhatiannya pada hujan. Sejujurnya ia tidak terlalu suka dengan hujan, tapi hawa kesejukan yang di berikan emang kadang bisa membuat banyak orang merasa nyaman. Tapi apakah hujan tidak pernah bosan membahasi bumi, lalu menghilang dan hanya meninggalkan jejak.

Apakah hujan tidak pernah tau kalau kehadirannya kadang ditunggu oleh banyak orang, tapi ketika dia sudah merasa puas, dia akan menghilang begitu saja.

#drtt.. drtt..

Terlalu larut dengan pikirannya sendiri, Lucas menoleh ke arah ponselnya yang berada di atas meja. Ternyata Johnny baru saja mengirimkan sebuah pesan. Dengan cepat Pria manis itu membalas dengan jawaban seadanya.

Menghela napas panjang, Lelaki manis itu jadi terpikir oleh kumpulan surat - surat kecil yang selalu dia dapatkan beberapa bulan ini. Tapi apakah orang itu tidak pernah bosan mengirimkannya surat atau apakah orang itu tidak berminat menunjukan rupanya di hadapannya. Tapi mungkinkah orang itu sebenarnya selalu berada di dekatnya tetapi Lucas tidak pernah menyadari itu?.

Lucas jadi teringat sebuah foto yang di berikan pengirim semua suratnya. Foto dimana Lucas sedang mengikuti masa penerimaan mahasia baru pada saat itu, dan tertulis sebuah kalimat kalau senyum nya manis sekali. Bahkan foto itu terpajang di meja belajarnya sampai saat ini. Foto yang di ambil seseorang diam - diam tanpa ia sadari.

Kembali terlarut dalam pikirannya, Lucas bahkan tidak menyadari Johnny sudah membalas pesannya. Lelaki manis itu bangkit berdiri, kaki jenjang miliknya berjalan ke arah kasur dan menidurkan dirinya disana. Tanpa sadar bibirnya menarik sebuah senyuman kecil membalas pesan itu.

.
.
.

#tok.. tok.. tok..

"Kak Lucas!!."

"Ya?."

Lelaki manis itu menoleh ke arah pintu saat melihat adik laki-laki yang berusia 4 tahun lebih muda berdiri di ambang pintu, menggunakan sebuah piayama dan boneka moomin di tangan kanan nya seperti hendak tidur.

"Kakak di panggil Mama, disuruh makan katanya.."

"Iyaa.. nanti aja ya."

"Ihh Kak, nanti Mama marah."

"Iya iyaaa.."

Dengan berat hati Lucas bangkit berduduk di atas kasur miliknya, kembali menatap Renjun adiknya dengan pandangan aneh. "Jam segini mau tidur?."

sticky note  °•° Johncas [Johnny  × Lucas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang