4. Jarak Terjauh

2.8K 649 443
                                    

Haiii ... selamat malam. Apa kabar kalian semua? Semoga selalu sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. 💝💝💝

Ada pembaca yang tanya, "Kenapa tiba-tiba Mami bikin cerita yang ada perkosaannya?" Mami jawab sekarang ya, "Sedikit konflik atau ujian bagus dalam sebuah cerita kehidupan tapi Mami akan selalu mengutamakan cinta, kesetiaan dan pengorbanan." Sekali lagi NO PIL dan NO WIL yang penuh drama.

Jadi ... happy reading ya ... 💞

🌸🌸🌸

Song : Distance – Christina Perri feat. Jason Mraz

And I will make sure to keep my distance,
Say I love you when you're not listening,

🌸🌸🌸

Ezra Joseph Mosha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezra Joseph Mosha

Papa Abung datang bersama Mama Revina dan Oma setengah jam kemudian ketika aku masih memikirkan soal pertanyaan Giraya. Sudah pasti jawabannya aku akan marah kalau ada yang menyakiti adikku. Aku mengerti kalau Valent mengamuk dan meninju wajahku.

Wajah Papa Abung terlihat masam. Mama Revina dan Oma langsung menghampiri Mamaku dan Giraya. Mereka berempat berpelukan dan Mama kembali menangis. Aku jadi semakin merasa bersalah.

Papa Abung duduk di sebelah Papa dan menatapku tajam. "Kamu sadar apa yang sudah kamu lakukan, Bang?!" tanya Papa Abung dengan nada tajam.

Papa pasti sudah bicara dengan adiknya ini. Aku hanya mengangguk. "Abang mabuk, Pa."

Papa Abung menggebrak meja dan membuat para wanita terkejut. "ITU BUKAN ALASAN, EZRA MOSHA! Itu bukan alasan!"

"Abang pikir dia adalah Cindy, Pa." Aku benar-benar nggak bisa mengangkat wajahku di hadapan calon Kapolres ini.

"Jadi kalau itu Cindy kau berhak menidurinya?!" Papa Abung bangkit dan menarik kerah kaos Poloku. "Otakmu kau taruh di mana, Ez?! Kau taruh di selangkanganmu?!"

Ketiga kakak beradik Mosha sudah berjanji bahwa anak mereka adalah anak bersama. Jadi semua punya hak mendidik semua anak. Jadi ketika Papa Abung menarik tubuhku, Papa dan Mamaku hanya diam saja.

"Kalau Giraya atau Allura berada di posisi Belva, menurutmu gimana?!" Papa Abung sangat marah hingga meninju rahangku. Tinjunya lumayan bikin aku sedikit melayang tapi aku nggak berani balas karena aku tahu aku salah.

"Kita harus mendatangi keluarganya Belva, Bung." Suara Papa terdengar pelan.

Papa Abung melepaskanku dan mendorong tubuhku hingga terduduk di sofa. "Harus, Lung! Segera!"

"Kita harus minta maaf dan melamar Belva, Bung."

Aku terhenyak mendengarnya. "Maksud Papa apa?" tanyaku panik. "Ezra belum mau nikah, Pa!"

Belva & Ezra - Nobody But You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang