8. PP - Pulang Pergi

2.8K 647 372
                                    

Haiii ... selamat malam. Apa kabar kalian? Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. Buat teman2 yang masih isoman dan di rumah sakit, Mami berdoa kalian semua sembuh dan makin sehat. Jakarta barusan hujan deras banget tapi harus tetap semangat ya. 💪💪💪

Balik lagi Kamis malam dan ketemu Mami lagi. Semoga nggak bosan ya. Nantikan Bang Dodo di malam minggu. 💖💖💖

Happy reading ...

💐💐💐

Song : Let's Go Home Together - Tom Brennan & Ella Henderson

And even though you got an attitude
Baby, I'm in love

💐💐💐

Jung Da Bin: Belva Carlise Kurniawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung Da Bin: Belva Carlise Kurniawan

Kak Beryl akan menikah dengan Bang Rido.

Aku bahagia banget mendengar kabar itu. Tapi aku mendadak lemas mendengar ucapan Ayah semalam, "Kamu pulang ya, Nak. Ayah kangen banget sama Belvanya Ayah."

Aku mau jawab apa coba? Selain iya. Kata pamungkas Ayah tuh adalah 'Belvanya Ayah'. Padahal kalo membujuk Kak Beryl juga Ayah bilang 'Berylnya Ayah' tapi nggak pernah bilang begitu sama Christo karena Christo itu adalah 'Christonya Bunda'.

Waktu Ayah nelepon, pas banget Valent dan Jude ada di sebelahku. Valent langsung merampas handphoneku dan berkata, "Yah, kami berdua akan pulang."

"Bertiga, Yah!" seru Jude sambil menarik handphoneku dari tangan Valent.

"Makasih ya, Nak. Besok Ayah kirim tiket kalian ya."

Aku masih terdiam dengan pikiran berkecamuk.

"Belva sayang ..." panggil Ayah lagi. Valent menyodorkan handphoneku tepat di depan mulutku. Mata Valent melotot dan mengkodeku dengan gerakan kepalanya.

Aku menjawab dengan setengah hati. "Iya Ayah ..."

"Kamu nggak kangen Ayah sama Bunda, Nak?"

"Kangen banget, Ayah." Aku menahan airmataku sekuat tenaga.

"Takut pulang?"

"Nggak kok, Yah. Belva pasti pulang."

Bahkan setelah Ayah memutuskan hubungan telepon kami, aku masih terdiam menatap bintang di langit yang gelap itu. Masih ditemani dua pria yang meletakkan kepala mereka di kedua pahaku. Aku membayangkan wajah Ayah yang terdiam kaku dan tanpa kusadari airmataku menetes di pipi. Ayahku nggak pernah menangis tapi aku tahu malam itu dia membuang airmatanya dengan bertinju dengan Valent dan para Papi yang lain.

Aku membiarkan saja airmataku mengalir tanpa berniat untuk menghapusnya. Bukan apa-apa soalnya tanganku dikepit di wajah keduanya hingga aku tidak bisa bergerak. Kalau aku bergerak, mereka akan bangun dan melihat airmataku. Lalu Valent dan Jude akan menginterogasiku habis-habisan.

Belva & Ezra - Nobody But You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang