Summary : Felix dan Hyunjin tumbuh besar bersama seperti saudara kandung dan berjanji untuk menjaga satu sama lain apa pun yang terjadi. Bahkan setelah mereka mendapatkan 'true identity' mereka sebagai omega dan alpha, mereka tetap bertekad menjaga...
Butuh waktu sekitar satu menit penuh bagi omega manis itu untuk dapat menuruni tangga tanpa tersandung dan berakhir mencelakai dirinya sendiri, atau bahkan membangunkan anggota pack lainnya yang sedang tertidur lelap, tetapi Felix berhasil melakukannya. Kenop pintu depan terasa licin di bawah genggaman tangannya yang berkeringat, membuatnya memghabiskan hampir beberapa menit hanya untuk membukanya. Tapi begitu Felix berhasil melakukannya, udara malam yang sejuk menerpa wajahnya, mendinginkan wajahnya yang terasa begitu panas dan Felix dapat melihat Hyunjin sudah berdiri di seberang lapangan basket, aroma feromon alphanya terbawa angin malam.
Kenapa dulu aku pernah bilang aroma feromon alpha Hyunjin aneh dan sangat menyengat ? Felix bertanya pada dirinya sendiri, lalu tiba-tiba saja jatuh tersimpuh diatas lantai teras depan dengan erangan lembut begitu mencium bau feromon menggoda dari alpha yang mendekat dengan cepat. Felix tidak bisa mengingat apakah Hyunjin memang memiliki aroma feromon seenak ini, tidak sejak-
Pikiran kacaunya terputus begitu saja oleh gerakan sepasang lengan kuat yang melingkari tubuh nya yang menggigil, tenggelam dalam aroma feromon alpha yang menusuk tajam Indra penciumannya, membakar habis sekujur tubuhnya namun sekaligus meredakan rasa sakit didalamnya.
"Hyun-"
Sepasang bibir penuh menelan habis kata-kata yang ingin diucapkannya, tangan nya yang kecil secara refleks terulur untuk mencengkeram lengan atas Hyunjin, dengan mata yang terpejam omega bertubuh kecil itu semakin menekan pada ciuman mereka yang terasa seperti orang kelaparan.
Setelah beberapa saat Felix memundurkan tubuhnya beberapa langkah, berusaha meraup nafas sebanyak-banyaknya dan memanggil nama Hyunjin sambil terengah-engah. "H-Hyunjin," dia terkesiap, ketika melihat mata alpha yang berwarna kelam indah itu bertemu dengan bola mata coklat nya dengan ekspresi wajah yang diselimuti sedikit ketakutan. "C'mon Lix, kita pergi dari sini sebelum semuanya bangun," semburnya dalam bisikan mendesis, dan mata yang sebelumnya tersirat sedikit ketakutan itu seketika berubah dipenuhi tekad.
Hyunjin membantu Felix berdiri, tetapi sang omega merengek kesakitan, merasakan rasa sakit membakar panas seluruh tubuhnya yang bercampur dengan gairah nafsu, dan berakhir menyandarkan seluruh beban tubuhnya pada tubuh sang alpha jangkung dihadapannya agar tidak terjatuh.
'' Kau bisa berjalan lix ?"
Suara rendah dan serak dari sang alpha yang menusuk dalam gendang telinganya membuat omega manis itu menggeliat semakin terangsang, cairan omeganya terus merembes keluar. Felix tidak dapat mengeluarkan suaranya untuk menjawab, memutuskan untuk menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
